Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cara Ahok Menggempur Pulau Seribu

28 September 2016   13:02 Diperbarui: 28 September 2016   17:39 1657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
megapolitan.kompas.com

Dahulu kala pada tahun 1527, Jakarta hanyalah sepantaran daun kelor. Saat itu kota ini hanya berupa bandar kecil di muara sungai Ciliwung. Namun kini kota yang terletak di pesisir bagian barat laut pulau Jawa dengan luas 661,5 km² dan dihuni oleh kurang lebih 10 juta jiwa penduduk itu terus berkembang pesat dan mengalami perubahan dari masa ke masa. Salah satu wilayah otoritas yang dimiliki Jakarta saat ini adalah Kepulauan Seribu. Hamparan gugusan kepulauan yang eksotik dan indah di utara Jakarta itu memiliki potensi wisata dan hasil ikan laut yang melimpah ruah dengan aneka ragam flora dan fauna. Sebagian besar wilayah Kepulauan Seribu merupakan perairan dan di dalamnya juga terdapat zona konservasi, maka Ahok tak akan bangun gedung-gedung bertingkat pencakar langit dan ribuan Rusunawa disana, akan tetapi gebrakan Ahok fokus pada pengembangan budidaya tambak ikan laut untuk menyundul perekonomian warga Kepulauan Seribu. Potensi sumber daya laut yang melimpah di kepulauan yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Betawi, Bugis, Sunda, Madura dan Minangkabau itu kini mulai digaemour Ahok. Pemprov DKI bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta melakukan program budidaya tambak ikan sebagai program unggulannya (Kompas). Program bagi hasil tambak antara warga dan Pemprov DKI itu dilakukan dengan skema 80 persen untuk warga dan 20 persen untuk Pemprov DKI. Ahok menyuntik modal awal keramba jaring apung, benih ikan kerapu, serta pakan ikan. Ahok jor-joran memfasilitasi proyek unggulan itu karena ikan laut punya prospek yang cerah di pasar Jakarta dan berorientasi ekspor. Selain permintaan pasar yang tinggi dan harga jual dipasaran yang mahal, pemasaranya pun mudah dilakukan dan cepat. Contohnya saja harga ikan Kerapu di Jakarta per kilonya itu tembus sampai Rp 350 ribu. Apalagi kalau sudah tersaji di Restoran mahal, harganya pun mencapai jutaan. Kenapa bisa sebegitu mahalnya? Karena ikan laut kaya akan protein dan karbohidrat dan sangat digemari oleh masyarakat perkotaan sebagai pilihan sumber protein hewani. Ikan laut selalu tersedia hampir disemua restoran-restoran mewah dan mahal. Daging yang padat dan lezat serta gurih selalu diburu oleh para penikmat seafood. Jakarta Utara adalah surganya seafood. Peluang ini tentu saja telah diendus Ahok. Ia dan timnya telwh menganalisis semua aspek, mulai dari elevasi tanah, tipe tanah, serta mutu air juga sudah diperhitungkan secara matang dan cermat untuk pengembangan proyek budidaya tambak ikan di Kepulauan Seribu itu. Tujuan besarnya cuma satu, yaitu demi kemaslahatan warga di Kepulauan Seribu. Yang menarik diakhir lawatannya itu, Ahok sempat nyempil agar jangan pilih dirinya jadi Gubernur DKI jika ada calon pemimpin yang lebih baik darinya. Ia juga berpesan kepada warga di Kepulauan Seribu agar tak perlu khawatir dengan kelanjutan program budidaya tambak ikan itu. Sekalipun ia tak jadi Gubernur DKI lagi, program budidaya tambak ikan besutannya itu tetap akan jalan. Salam Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun