Mohon tunggu...
Maviro Renayla Pasha
Maviro Renayla Pasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN Veteran Jakarta

MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekuatan Komunikasi Verbal dan Non Verbal pada Hubungan Interpersonal

26 November 2023   13:56 Diperbarui: 12 Desember 2023   06:28 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekspresi Wajah: Senyum menunjukkan kebahagiaan atau persetujuan, sementara kening berkerut bisa menandakan kebingungan atau ketidakpuasan.

  • Kontak Mata: Memandang mata seseorang dengan tulus dapat menunjukkan ketertarikan dan keterlibatan, sedangkan menghindari kontak mata mungkin menandakan ketidaknyamanan atau ketidakjujuran.

  • Bahasa Tubuh: Postur tubuh terbuka dan santai dapat mengindikasikan rasa percaya diri, sementara postur tertutup atau gemetar mungkin mencerminkan ketidakamanan atau kecemasan.

  • Suara: Intonasi suara yang tinggi dan ceria dapat menunjukkan kegembiraan, sementara nada suara yang monoton mungkin menandakan ketidakberminatan.

  • Jarak Fisik: Jarak dekat atau sentuhan fisik bisa menunjukkan kedekatan dan keintiman, sedangkan jarak yang jauh mungkin mencerminkan ketidaktertarikan atau ketidaknyamanan.

  • Lalu, bagaimana cara untuk meningkatkan komunikasi verbal dan nonverbal agar terlihat menarik saat berbicara dengan satu orang atau lebih? Tips yang bisa diberikan yang pertama yaitu dengan fokus mendengarkan apa yang dikatakan orang lain, jangan hanya menunggu giliran bicara. Hal ini dapat menunjukkan rasa hormat dan perhatian pada lawan bicara. Selanjutnya, dapat dilakukan dengan menyesuaikan bahasa tubuh dengan pesan verbal yang disampaikan agar semakin mendukung pesan tersebut dan terlihat meyakinkan. Hal ini juga harus diikuti dengan penggunaan artikulasi dengan baik, hindari berbicara terlalu cepat, dan gunakan volume suara yang sesuai dengan keadaan tersebut.

    Selanjutnya yang tak kalah penting, ada baiknya untuk mempelajari bahasa tubuh orang lain, hal ini dapat membantu Anda memahami perasaan dan maksud mereka lebih baik. Anda bisa menjadi pendengar yang baik dan terlihat lebih menarik di depan seseorang atau lebih. Bagaimana caranya? Bisa dimulai dengan memahami budaya dan konteks pesan dari orang yang berkomunikasi dengan Anda. Cara berkomunikasi bisa berbeda-beda di berbagai situasi dan lingkungan. Apalagi di Indonesia memiliki banyak sekali suku bangsa dan agama, tentu saja banyak perbedaan cara berkomunikasi di setiap keragaman ini. 

    Terakhir, bersikaplah empati. Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain dan tunjukkan empati pada perasaan dan kebutuhan mereka. Berikan validasi dari cerita mereka, tanyalah ketika mereka bercerita, mereka hanya ingin didengar atau diberikan saran atas cerita mereka. Menjadi pendengar yang baik artinya diharuskan untuk memiliki empati yang tinggi. Hal ini dapat juga dilakukan dengan, mengonfirmasikan pemahaman Anda dengan bertanya pertanyaan, merespons dengan baik, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Namun harus diingat, tidak semua cerita atau masalah harus didukung atau diberikan validasi bahwa hal tersebut adalah hal yang baik. Jangan sampai, Anda memberikan toxic positivity kepada orang lain. Berpikir positif tidak serta-merta membuat Anda dapat mengabaikan emosi lainnya. Selalu berpikir positif hingga mengabaikan emosi negatif lainnya ternyata dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan mental Anda maupun orang disekitar Anda. Perilaku inilah yang dikenal dengan istilah toxic positivity.

    Tidak hanya cara berkomunikasi yang penting untuk dikembangkan, Anda juga dapat menyampaikan suatu pesan verbal atau non verbal yang sudah disusun dengan baik. Menurut Monroe, terdapat 5 langkah dalam menyusun pesan yaitu attention, need, satisfaction, visualization, dan action. Pertama, attention atau perhatian adalah saat dimana kita harus merebut perhatian dari orang yang berkomunikasi dengan kita. Berikanlah suatu fakta, data, atau pernyataan dramatis yang membuat orang tertarik dengan apa yang kita bicarakan. Setelah mendapatkan perhatian dari orang tersebut, Anda perlu menunjukkan masalah atau kebutuhan yang ada. Seperti membahas keadaan saat ini yang perlu diatasi atau perubahan yang diperlukan. Anda harus menjelaskan mengapa masalah ini penting dan relevan bagi orang tersebut. Selanjutnya, Anda bisa memberikan solusi atau tindakan yang dapat dilakukan orang yang berbicara dengan Anda. Jelaskanlah saran Anda dan bagaimana hal tersebut akan memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan yang telah diuraikan. Selanjutnya di tahap visualisasi, Anda dapat membantu orang tersebut untuk membayangkan hasil yang positif jika menerima dan menerapkan solusi yang telah diberikan. Tahap ini dapat dilakukan dengan memberikan gambaran masa depan yang lebih baik setelah masalah atau kebutuhan teratasi. Anda dapat menjelaskan manfaat, konsekuensi positif, atau hasil yang diharapkan. Di langkah terakhir, Anda harus menjelaskan apa yang Anda ingin orang tersebut lakukan seperti bertindak sesuai dengan yang Anda harapkan, mengambil keputusan, atau mendukung rencana atau solusi yang diberikan. Tindakan ini harus jelas, spesifik, dan dapat diukur.


    Link youtube: https://youtu.be/7DGoImyta4E?feature=shared

    DAFTAR PUSTAKA

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun