Mohon tunggu...
Mauliza Rahmania
Mauliza Rahmania Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hallo! saya mauliza rahmania mahasiswi ilmu ekonomi. Meski sedang mendalami ilmu ekonomi, saya percaya ada banyak hal menarik yang bisa dibagikan dari berbagai sudut pandang. Di waktu luang, saya suka menonton film dan konten-konten motivasi atau edukatif yang bisa mengupgrade diri. Kadang saya juga iseng mengamati tren bisnis online atau marketplace - namanya juga mahasiswa ekonomi! hehehe:) Melalui Kompasiana, saya ingin berbagi cerita dan pengalaman dari sudut pandang mahasiswa yang masih dalam proses belajar dan menemukan jati diri. Tulisan saya mungkin sederhana, tapi semoga bisa menghibur dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Transformasi Hijau di Kalimantan: Analisis Bantuan Uni Eropa melalui inisiatif FLEGT dalam Prespektif Teori Perdagangan dan Blok Ekonomi

20 Maret 2025   02:25 Diperbarui: 20 Maret 2025   02:25 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Analisis dalam Konteks Hambatan Non-Tarif

Hambatan non-tarif adalah kebijakan selain tarif yang dapat menghambat perdagangan internasional, seperti kuota, regulasi teknis, dan persyaratan sertifikasi. Bantuan FLEGT memiliki hubungan kompleks dengan konsep ini:

  • Penciptaan dan Pengurangan Hambatan: Regulasi seperti EUTR menciptakan hambatan non-tarif baru, sementara bantuan teknis dan finansial membantu Indonesia mengatasi hambatan tersebut.
  • Transformasi Hambatan menjadi Peluang: Program ini membantu mengubah standar lingkungan dan legalitas dari hambatan menjadi peluang untuk meningkatkan nilai tambah dan akses pasar.
  • Legitimasi Hambatan Non-Tarif: Kasus ini menunjukkan bagaimana hambatan non-tarif dapat dilegitimasi ketika diimbangi dengan bantuan untuk mengatasinya.

Peran Blok Ekonomi dalam Pola Bantuan Internasional

Blok ekonomi adalah kelompok negara yang berkolaborasi meningkatkan perdagangan dengan mengurangi hambatan. Uni Eropa sebagai blok ekonomi memainkan peran penting dalam membentuk pola bantuan FLEGT di Kalimantan:

  • Pengaturan Standar Global: Uni Eropa menggunakan kekuatan pasarnya untuk menetapkan standar global perdagangan kayu, mempengaruhi praktik pengelolaan hutan di Indonesia.
  • Leverage Ekonomi: Sebagai pasar penting bagi produk kayu Indonesia, Uni Eropa memiliki pengaruh ekonomi signifikan untuk menawarkan insentif berupa akses pasar sebagai imbalan penerapan praktik berkelanjutan.
  • Harmonisasi Kebijakan: Penyatuan 27 negara anggota di belakang EUTR dan FLEGT menciptakan dampak lebih besar daripada yang mungkin dicapai oleh negara-negara secara individual.
  • Kebijakan Pembangunan Terintegrasi: Pendekatan Uni Eropa menggabungkan kebijakan perdagangan dengan kebijakan pembangunan dan lingkungan.
  • Asimetri Kekuasaan: Peran dominan Uni Eropa dalam menentukan syarat bantuan mencerminkan ketidakseimbangan kekuasaan dalam hubungan bantuan internasional.

Dampak Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Dampak Ekonomi

Pengelolaan hutan berkelanjutan dan penerapan regulasi internasional berdampak pada:

  • Perubahan Volume Ekspor: Memenuhi standar keberlanjutan meningkatkan akses produk kayu Indonesia di pasar internasional, terutama Eropa. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan peningkatan ekspor kayu ke Uni Eropa setelah penerapan SVLK.
  • Peningkatan Harga: Produk kayu bersertifikat dihargai lebih tinggi di pasar internasional, memberikan insentif bagi produsen untuk berinvestasi dalam praktik pengelolaan lebih baik.
  • Akses Pasar: VPA dan SVLK membuka akses lebih luas ke pasar Eropa, meningkatkan daya saing produk kayu Indonesia secara global.

Dampak Sosial

Pengelolaan hutan berkelanjutan mempengaruhi mata pencaharian masyarakat lokal. Program rehabilitasi hutan dan agroforestri melibatkan masyarakat dalam kegiatan ekonomi berkelanjutan seperti budidaya tanaman hutan non-kayu atau ekowisata. Namun, transisi dari penebangan ilegal ke praktik berkelanjutan juga menimbulkan tantangan adaptasi bagi masyarakat.

Dampak Lingkungan

Bantuan internasional dan dukungan pemerintah mendorong praktik pengelolaan hutan yang lebih baik, termasuk reforestasi, pemantauan, dan pengurangan kebakaran hutan. World Wildlife Fund melaporkan pengelolaan hutan yang baik dapat mengurangi deforestasi dan meningkatkan kapasitas penyerapan karbon, penting dalam mitigasi perubahan iklim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun