Mohon tunggu...
Maulia Primanisa
Maulia Primanisa Mohon Tunggu... menulis untuk kebutuhan kuliah

mahasiswi di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik UPI: Meningkatkan Literasi di Masa Pandemi Covid-19

9 Oktober 2021   04:11 Diperbarui: 9 Oktober 2021   04:25 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tingkat literasi di Indonesia sangat rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment yang dirilis oleh Organization for Economic Cooperation and Development pada tahun 2019 yang berkaitan dengan literasi, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara. Survei lain yang dilakukan oleh Central Connecticut State University mengenai literasi yang diumumkan pada Maret 2016, menunjukkan bahwa Indonesia berada pada urutan 60 dari 61 negara.

Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Itu berarti dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang memiliki minat membaca. Survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2012 juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Hasilnya minat menonton anak anak Indonesia mencapai 91,67%, sedangkan minat baca anak Indonesia hanya 17,66%. Pada tahun 2017, dalam penelitiannya, perpustakaan nasional menyebutkan bahwa orang Indonesia hanya membaca 3 -- 4 kali per minggu dengan durasi 30 -- 59 menit, sedangkan jumlah buku yang ditamatkan hanya 5 -- 9 buku detiap tahunnya.

Rendahnya literasi masyarakat memberi banyak kerugian. Dalam The Social and Economic Impact of Lliterachy yang dipublikasikan tahun 2010, UNESCO menyampaikan rendahnya literasi dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas, tingginya beban biaya kesehatan, kehilangan pendidikan, dan tendahnya partisipasi sosial dan politik yang menyebabkan terbatasnya hak advokasi.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Universitas Pendidikan Indonesia berupaya membantu meningkatkan literasi masyarakat melalui program KKN dengan judul Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dilaksanakan di wilayah tempat tinggal para mahasiswa peserta KKN. Harapannya agar mahasiswa dapat membantu masyarakat di daerahnya dari keterbelakangan literasi melalui program KKN.

Ada 6 literasi dasar dalam world economic forum  yang diselenggarakan pada tahun 2015. Yaitu, literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya, dan literasi finansial. Dalam KKN Tematik UPI 2021, literasi baca tulis, literasi numerasi, dan literasi sains menjadi tema wajib. Mahasiswa peserta KKN harus berupaya meningkatkan ketiga literasi tersebut di sekolah -- sekolah. Sedangkan literasi digital, literasi budaya, dan literasi finansial adalah tema pilihan yang wajib dipilih salah satu untuk dilaksanakan di lingkungan masyarakat.

KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia 2021 diselenggarakan dalam masa pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 mengakibatkan banyak dampak negatif di berbagai bidang. Contohnya dalam bidang pendidikan dan ekonomi. Melalui kegiatan KKN, mahasiswa diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan permasalahan tersebut.

Dalam masa pandemi COVID-19, literasi di sekolah menjadi terhambat. Padahal, kemampuan literasi sangat penting, terutama bagi anak usia dini. karena kemampuan tersebut sangat berkaitan dengan perkembangan sosial, emosi, dan kognitif anak.

Dalam upaya mendukung perkembangan literasi Anak Usia Dini, Maulia Primanisa, salah satu peserta KKN Tematik UPI 2021 melaksanakan KKN di TK Marhamah Hasanah yang berlokasi di kecamatan Margahayu, kabupaten bandung. Menurut hasil pengamatannya, murid -- murid TK Marhamah Hasanah sangat terdampak oleh pandemi COVID-19. Karena kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pemberian tugas yang dikumpulkan secara online melalui media komunikasi berbasis internet dan pertemuan tatap muka terbatas. Selama kegiatan pembelajaran di rumah, anak lebih banyak berkomunikasi dengan orang tua. Guru kurang bisa mengawasi secara langsung dan mendukung perkembangan literasi anak.

            Dengan model pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa berkomunikasi dengan orangtua, maka orangtua harus memahami dan mampu mendukung perkembangan literasi anaknya. Oleh karena itu, kegiatan KKN di sekolah lebih banyak diberatkan pada upaya meningkatkan pengetahuan orangtua dan wali siswa mengenai perkembangan literasi baca tulis, literasi numerasi, dan literasi sains anak usia dini.

            Kegiatan dilakukan dalam obrolan grup menggunakan aplikasi media komunikasi berbasis internet. Sasarannya adalah seluruh orangtua atau wali siswa TK Marhamah Hasanah. Materi yang disampaikan dibagi menjadi 4, yaitu literasi bagi Anak Usia Dini, literasi baca tulis bagi Anak Usia Dini, literasi numerasi bagi Anak Usia Dini, dan literasi sains bagi Anak Usia Dini. Yang diselenggarakan pada hari yang berbeda -- beda (4 hari). Setelah materi yang berupa tulisan diberikan dan dibaca oleh para orangtua dan wali, kemudian dilakukan sesi tanya jawab dan diskusi.

            Tidak hanya sosialisasi mengenai literasi Anak Usia Dini pada orangtua dan wali. Maulia, sebagai peserta KKN juga membantu guru dalam kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas secara langsung dan kegiatan pembelajaran di rumah dengan memberi materi belajar yang berhubungan dengan literasi Anak Usia Dini.

            Permasalahan di bidang pendidikan hanya satu dari sekian banyak permasalahan yang terjadi akibat terhambatnya mobilitas manusia dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Contoh permasalahan lainnya ada di sektor ekonomi. Perekonomian negara mengalami penurunan. Pada April 2021, Mentri keuangan menyampaikan bahwa kerugian negara akibat pandemi COVID-19 mencapai Rp.1356 triliun.

            Kemiskinan dan pengangguran di Indonesia meningkat selama pandemi COVID-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Agustus 2020, angka pengangguran di Indonesia bertambah menjadi 9,77 juta jiwa yang sebelumnya berjumlah 7,094 juta jiwa. Itu berarti sampai Agustus 2020, ada peningkatan jumlah pengangguran sebanyak 2,67 juta jiwa. Padahal, jumlah angkatan kerja bertambah menjadi 138,22 juta jiwa. Yang sebelumnya berjumlah 135,6 juta jiwa. Artinya jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan sebesar 2,36 juta jiwa.

            Untuk menghindari peningkatan kemiskinan dan pengangguran, diperlukan pemahaman finansial agar kemungkinan terjadinya financial distress dapat diminimalisir. Financial distress adalah kondisi ketika perusahaan atau individu tidak dapat membayar kewajiban keuangan karena pendapatan atau labanya tidak cukup.

            Maulia, sebagai peserta KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia 2021 memiliki tanggung jawab untuk membantu masyarakat sekitarnya dari kesulitan ekonomi. Hal yang ia upayakan adalah meningkatkan literasi finansial anggota PKK RW 08 agar para anggota PKK terhindar dari financial distress. 

            Menurut pengamatannya, selama pandemi COVID-19, sebagian anggota PKK merasakan kesulitan ekonomi. Ada beberapa anggota PKK yang memiliki bisnis. Anggota yang memiliki bisnis menghadapi beberapa permasalahan, salah satunya yaitu kurangnya pendapata karena kurang terampil dalam melakukan promosi dan kurang bisa menyesuaikan strategi bisnis dengan keadaan pandemi. Jika dibiarkan terus menerus, financial distress dapat terjadi.

            Untuk mencegah terjadinya financial distress di lingkungan PKK RW 08, Maulia berupaya mengedukasi para anggota melalui literasi. Kegiatan dilakukan melalui obrolan grup dengan menggunakan aplikasi media komunikasi berbasis internet. bentuk kegiatannya adalah pemberian materi berupa tulisan, kemudian dilanjut dengan diskusi. Materi yang disampaikan ada dua, yaitu mengenai cara memanfaatkan media sosial untuk menambah penghasilan dan cara menawarkan barang / jasa dengan teknik soft selling yang diselenggarakan sebanyak dua kali di hari yang berbeda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun