Mohon tunggu...
Resa Maulana Wijanarko
Resa Maulana Wijanarko Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta

Gamer, Fotografer, Video Editor. Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah "Sang Media Raksasa" Cukup Modern? Mari Kita Lihat!

3 September 2019   04:12 Diperbarui: 3 September 2019   04:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan internet membuat hampir semua hal menjadi berbentuk digital, banyak dari berbagai institusi di bidang jurnalistik mengikuti untuk membuat audiensnya lebih tertarik. Apakah Reuters "Sang Media Raksasa" sudah melakukan hal tersebut untuk mengikuti zaman yang disebut dengan "New Media".

Perkembangan Reuters

Reuters merupakan sebuah kantor berita yang berdiri di London pada tahun 1851 dalam sekala yang cukup luas pada masa itu memberitakan banyak hal khususnya di area London dan sekitarnya, tulisannya disumbangkan pada stasiun penyiaran di Britania Raya dengan jangkauan yang cukup luas. Namun pada 2008 Reuters dibeli oleh Thompson Company, kemudian beralih nama menjadi Thompson Reuters.

Namun, apakah Reuters yang sudah berdiri dari tahun 1851 sudah bisa mengembangkan medianya di era sekarang dan mengubah menjadi "New Media", menurut Litser, ada beberapa kriteria untuk menjadai "New Media"

1. Digital

Penampilan informasi disampaikan dengan data, bisa berupa foto, infografis, video yang bisa diakses melalui berbagai platform untuk kemudahannya, misalnya melalui website atau aplikasi.

Pada website Reuters sudah menampilkan informasi berupa foto, video, bahkan menggunakan laporan-laporan yang mendalam untuk menulisannya, informasi tersebut kemudian disajikan kepada khalayak secara daring.

2.Hypertextual

Hypertextual yaitu sebuah link di dalam artikel yang bisa diakses oleh pembaca untuk mempermudah ketika ingin membaca artikel dengan tema serupa, di dalam artikel yang dimuat Reuters sebagian besar tidak menyertakan link hypertextual tersebut seakan-akan lebih monoton, namun ada juga beberapa artikel yang menyisipkan link agar pembaca bisa lebih banyak mendapatkan informasi yang serupa. Misalnya pada artikel badai dorian yang dimuat oleh Reuters, di dalamnya terdapat link agar pembaca bisa lebih banyak mendapatkan informasi jika ia mau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun