Mohon tunggu...
Maula Adi Putra
Maula Adi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - " اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ "

" Jika kau ingin menjadi seorang pemimpin, maka kau harus mau dipimpin"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia Menaklukan Uang

28 November 2021   10:56 Diperbarui: 28 November 2021   11:04 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika uang ketika uang ditanya, “Wahai uang, mengapa kau suka mengejar-ngejar ahli ibadah?

Uang pun menjawab, “Aku tergila-gila pada ibadah, aku jatuh cinta berat padanya, karena dia cuek padaku, sehingga membuat aku sangat penasaran padanya. Kalau aku datang, dia tersenyum. Hanya tersenyum, sekedar tersenyum, tersenyum sinis, senyum yang tidak dari hati yang dalam.

Kalau aku pergi, dia tidak merasa kehilangan. Dia tidak bersedih, tidak meneteskan air mata, apalagi menangis.

Aku penasaran  di buatnya.

Dalam pandangan ahli ibadah, aku nampak tidak berharga.

Di tangannya ada segepok aku, atau ada segenggam tanah, nampaknya sama saja. Sungguh sanyat menyakitkan.

Dia butuh aku, dia mencari aku, tapi setengah hati. Kalau dia sudah mendapatkan aku,dia lemparkan aku ke tasnya yang kumal, dia sisipkan aku di dompetya yang lusuh, tanpa di hitung-hitung, solah-olah dia tak bangga mendapatkan aku. Sakit  sekali rasanya aku.

Kalau aku berada ditangannya, aku di biarkan begitu saja, bagai daun yang berserakan di tanah. Aku tidak dibangga-banggakan, tidak di puji-puji, tidak di belai-belai.

Aku tidak mendapatkan tempat sedikutpun di dalam hatinya, pedih rasanya.

Bila ada yang mengambilku dari tanggannya, dia bilang, ambil saja.

Ahli ibadah tersebut mengatakan, “Uang itu biarkan pergi biarkan datang. Jangan sampai melukai hati. Besok juga uang datang lagi, mungkin lebih banyak. Sungguh sakit sekali, itukan pelecehan buat aku, penasaran aku di buatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun