Mohon tunggu...
Maudina Listiana
Maudina Listiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Akuntansi sangat menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inklusi Stakeholders dalam Organisasi sebagai Kunci untuk Inovasi

7 November 2023   18:05 Diperbarui: 7 November 2023   18:14 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era yang terus berkembang pesat ini, inovasi menjadi kunci untuk meraih keberhasilan dalam bisnis. Namun, untuk mencapai inovasi yang efektif, inklusi stakeholder menjadi salah satu aspek yang tak dapat diabaikan. Melalui inklusi stakeholder, semua pihak yang terlibat dapat berkontribusi, berkolaborasi, dan berbagai perspektif unik yang dapat memicu terciptanya ide-ide inovatif yang luar biasa.

Organisasi yang inklusif adalah organisasi yang menghargai keragaman dan mendorong rasa memiliki bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang, identitas, atau pengalaman mereka. Ini adalah organisasi yang mengakui dan menghormati perspektif dan kontribusi unik dari setiap orang, dan menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa aman, dihormati, dan dihargai. Organisasi inklusif berkomitmen terhadap kesetaraan dan keadilan, serta berusaha untuk menghilangkan diskriminasi, bias, dan prasangka dalam segala bentuk. Organisasi ini juga memberikan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, serta mendorong komunikasi dan kolaborasi yang terbuka di antara semua anggota. Organisasi yang inklusif dapat memperoleh manfaat dari peningkatan kreativitas, inovasi, dan produktivitas, serta peningkatan kepuasan dan retensi karyawan. Untuk menjadi lebih inklusif, organisasi dapat menerapkan berbagai strategi, seperti pelatihan dan pendidikan, inisiatif keberagaman dan inklusi, serta kebijakan dan praktik yang mendorong kesetaraan dan keadilan.

Inklusi dapat meningkatkan inovasi dalam organisasi dengan menciptakan lingkungan kerja yang beragam dan inklusif yang mendorong kreativitas, kolaborasi, dan inovasi. Berikut ini beberapa cara inklusi dapat meningkatkan inovasi dalam organisasi:

  • Organisasi yang inklusif lebih cenderung menciptakan budaya kolaborasi dan kerja sama tim, yang dapat menghasilkan solusi yang lebih inovatif. Ketika karyawan merasa dihargai dan diikutsertakan, mereka lebih cenderung berbagi ide dan bekerja sama untuk memecahkan masalah.
  • Meningkatnya keragaman dalam angkatan kerja dapat membawa perspektif dan ide baru, yang mengarah pada solusi yang lebih inovatif terhadap masalah. Dengan merekrut dan mempertahankan kelompok karyawan yang beragam, organisasi dapat memanfaatkan pengalaman dan latar belakang yang lebih luas, yang dapat menghasilkan ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif.
  • Organisasi yang inklusif lebih cenderung berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan, yang dapat menghasilkan ide dan solusi yang lebih inovatif. Dengan menyediakan alat dan sumber daya yang dibutuhkan karyawan untuk berhasil, organisasi dapat menumbuhkan budaya inovasi dan kreativitas.
  • Organisasi yang inklusif lebih mungkin untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik, yang dapat menghasilkan ide dan solusi yang lebih inovatif. Ketika organisasi memprioritaskan inklusi dan keragaman, mereka lebih mungkin untuk menarik sekelompok individu berbakat yang beragam yang dapat membawa ide dan perspektif baru ke dalam organisasi.
  • Organisasi yang inklusif cenderung lebih inovatif dalam kebijakan dan praktiknya. Dengan merangkul inklusi dan keragaman, organisasi dapat membuat kebijakan dan praktik yang lebih responsif terhadap kebutuhan semua karyawan, yang dapat menghasilkan solusi yang lebih inovatif terhadap masalah.

Secara keseluruhan, inklusi dapat mengarah pada inovasi dalam organisasi dengan menciptakan lingkungan kerja yang beragam dan inklusif yang mendorong kreativitas, kolaborasi, dan inovasi. Dengan memprioritaskan inklusi dan keragaman, organisasi dapat memanfaatkan pengalaman dan latar belakang yang lebih luas, yang dapat menghasilkan ide dan solusi yang lebih inovatif.

Inklusi stakeholders mengacu pada praktik melibatkan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan peluang. Inklusi dapat diterapkan dalam berbagai sektor, termasuk perpustakaan, transformasi digital, dan layanan sosial dan melibatkan identifikasi, partisipasi, dan menggabungkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan dalam proses inovasi. Pihak-pihak ini dapat mencakup para pemegang saham (share owners), para karyawan (employees), para pelanggan (customers), para pemasok (suppliers), para pemberi pinjaman (lenders) dan masyarakat luas (society).

Dalam konteks inovasi stakeholders, inklusi memainkan peran penting dalam mempromosikan kolaborasi yang efektif antara para pemangku kepentingan. Kolaborasi melibatkan kerja sama saling tergantung antara para pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi yang efektif membutuhkan hubungan yang erat, komunikasi yang intensif, dan seringkali melintasi batas-batas organisasi Inklusi merupakan faktor kunci dalam mempromosikan inovasi di antara para pemangku kepentingan (stakeholders). Untuk mencapai inklusi yang sukses, kolaborasi di antara para pemangku kepentingan sangatlah penting. Kolaborasi melibatkan kerja sama yang saling bergantung di antara para pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi yang efektif membutuhkan hubungan yang erat, komunikasi yang intensif, dan sering kali mengaburkan batas-batas organisasi. Konsep stakeholder mengakui bahwa dalam setiap organisasi, terdapat berbagai individu dan kelompok yang mendukung dan mempengaruhi organisasi.

Menyadari adanya realitas baru hubungan antara perusahaan korporasi dengan stakeholder, Freeman dan Reed (1983: 91) mengajukan dua rumusan stakeholder, yakni: stakeholder dalam pengertian luas (the wide sense of stakeholder) dan stakeholder dalam pengertian sempit (the narrow sense of stakeholder).

  • The Wide Sense of Stakeholder (Stakeholder dalam Arti Luas). Dalam hal ini yang dimaksud dengan stakeholder adalah kelompok maupun individu-individu yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan perusahaan atau mereka yang dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan pada saat perusahaan mengejar tujuannya. Yang termasuk ke dalam stakeholder dalam pengertian ini mencakup: kelompok kepentingan publik, kelompok yang melakukan aktivitas protes (protest group), pegawai pemerintah, asosiasi perdagangan, pesaing, serikat pekerja dan juga karyawan, pelanggan pada segmen tertentu, dan pemegang saham.
  • The Narrow Sense of Stakeholder (Stakeholder dalam Arti Sempit). Perusahaan memiliki ketergantungan untuk memertahankan kelangsungan hidupnya kepada stakeholder ini yang terdiri dari kelompok-kelompok tertentu maupun individu-individu tertentu. Yang termasuk ke dalam kategori stakeholder ini adalah karyawan, pelanggan pada segmen tertentu, pemasok tertentu, pegawai kunci di pemerintahan, kreditur tertentu, dan pemegang saham.

Mengapa inklusi stakeholder penting untuk inovasi?

Inklusi stakeholder penting untuk inovasi karena meningkatkan kreativitas dan keberlanjutan. Dengan melibatkan berbagai pihak yang terlibat, perusahaan dapat menggali beragam perspektif, pengetahuan, dan pengalaman, yang dapat menghasilkan ide-ide baru yang segar dan solusi yang lebih baik. Selain itu, inklusi stakeholder juga memperkuat hubungan perusahaan dengan pihak-pihak yang memiliki pengaruh, meningkatkan kepercayaan, dan membangun reputasi positif.

Manfaat inklusi stakeholder dalam bisnis adalah meningkatkan efektivitas bisnis, menjaga hubungan baik dengan stakeholder, meningkatkan daya saing bisnis, meningkatkan kualitas produk dan layanan. Sedangkan manfaat inklusi stakeholder dalam komunitas adalah memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, mengurangi dampak sosial negative, memperbaiki infrastruktur komunitas, menumbuhkan saling pengertian dan toleransi antara masyarakat dan perusahaan.

Cara membangun inklusi stakeholder untuk inovasi dalam organisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun