Mohon tunggu...
MatusBest
MatusBest Mohon Tunggu... Lainnya - Santri

Hobi : membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Maqolah Santri Gayeng

17 Juni 2023   01:48 Diperbarui: 17 Juni 2023   01:56 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Hitam belum tentu kotor, pahit belum tentu menyedihkan" Begitulah maqolah dahsyat dari Kang Muhammad Hamim yang menjabat menjadi Ketua Pondok Pesantren Alhidayah Prapak Kranggan Temanggung. 

Mengupas makna dari kata kata diatas, hitam belum tentu kotor. Ya, siapa yang dapat meramal dan menjamin masa depan orang lain? Kotornya masa lalu, hitamnya masa lalu memang terkadang menjadi momok bagi sebagian orang. Laku apakah seseorang yang memiliki masa lalu yang kelam atau hitam ini adalah mereka yang kelak juga tak memiliki harapan di masa depan? Tidak! Hitamnya masa lalu seseorang tak menjamin bagaimana ia akan mewarnai masa depannya. Jadi, hitam belum tentu kotor adalah, apakah kopi itu kotor? Tentu saja tidak. Apalagi jika maqolah ini kita kaitkan pada ras dan warna kulit. Tentu warna kulit bukanlah tanda bahwa kotor dan bersihnya masa depan atau hati seseorang. 

   Lalu, pahit belum tentu menyedihkan. Benar, dan kopi adalah bukti dari kata kata ini. Kita akan menjadi baik dan sempurna Dimata orang yang tepat, begitu juga dengan kopi. Ia akan menyenangkan dan membahagiakan hati bagi orang yang sangat menggemarinya.

  Apa yang dapat kita petik dari maqolah di atas?

Secara garis besar kita di larang untuk menghakimi masa depan orang lain, karena bagaimanapun masa lalu orang tersebut - ia masih memiliki masa depan yang belum ternodai. 

Kang hamim- begitu ia akrab disapa, merupakan santri yang sudah lama mengabdikan dirinya di pesantren. Dalam beberapa artikel sudah saya jelaskan mengenai apa itu santri yang mengabdikan diri bagi kyai dan keluarganya. Sesuatu yang dapat kita teladani dari sosok lurah pondok ini adalah, beliau mengamalkan syair dalam bait alala yaitu - " nggolek ilmu kui syarate salah sijine kudu suwe mangsane" 

 Lamanya mondok membuat kang hamim- nampak berbeda dan menonjol dalam karakteristik dan kharismatik. Santri yang juga memiliki hobi traveling ini juga sangat menyukai kata kata indah yang dapat ia susun sendiri. Sejenak, tak ada perbedaan antara kang hamim- dan santri lain, namun barokah Kyai yang selama ini diladeninya membuat kang hamim di pandang terhormat dan ta'dhim oleh seluruh santri pada umumnya. Inilah barokah, bukan merupakan sesuatu yang berbentuk materi dan hal yang terlihat oleh mata, namun sesuatu yang berada dalam hati dan menyebabkan bertambahnya kekuatan kita atau kemauan kita untuk menjadi lebih baik. 

#maqolahsantrigayeng

#kanghamimprapak

#santrijateng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun