Nyamuk merupakan vektor dari beberapa penyakit seperti malaria, filariasis, dan demam berdarah Dengue (DBD). Agen dari DBD adalah virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Ketika membicarakan DBD provinsi dengan kasus terbanyak di Indonesia adalah provinsi Bali, dengan kasus sebanyak 4.945 orang pada tahun 2019. Sehingga perlu diadakan penyuluhan informasi perihal siklus dan penyebaran penyakit, faktor risiko, serta strategi pengendalian baik pencegahan maupun penanganan.
Daerah paling banyak kasus tiap tahunnya ada pada Buleleng dengan 85 orang pada tahun 2019 dan 382 orang pada tahun 2020. Jembrana memiliki kasus terendah pada 2019 dengan 7 orang dan Tabanan merupakan daerah dengan kasus terendah pada tahun 2020 dengan 18 orang.
Diperlukan beberapa pencegahan untuk mengurangi pertumbuhan nyamuk Aedes aegypthi pencegahan cukup banyak yang dapat dilakukan yaitu: menguras penampungan air, menutup rapat penampung air, mendaur ulang barang bekas, menabukan bubuk larvasida pada penampung air, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, menghindari kebiasaan menggantung pakaian, menggunakan obat nyamuk baik untuk ruangan ataupun tubuh, dan masih banyak lagi. Untuk penanganannya sendiri dapat dilakukan dengan penyediaan fasilitas kesehatan yang baik dan unggul untuk merawat dan menyembuhkan para penderita DBD. Selain itu dapat dilakukan pencegahan yang lebih intens lagi.
Di pulau Bali sendiri pemerintah sudah cukup baik dalam menjalankan pencegahan DBD itu. Pemerintah sudah menegaskan untuk setiap daerah menjalankan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), program 3M plus yang sudah disebutkan di atas dalam metode pencegahan, dan juga adanya fogging secara rutin. Masyarakat sendiri sudah melakukan kegiatan kerja bakti secara rutin untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar daerah mereka. Daerah Bali sudah banyak ditemukan penanaman bunga kamboja, dimana bunga ini memiliki bau yang tidak disukai nyamuk, sehingga bisa menjadi tanaman pengusir nyamuk. Kekurangan yang dilakukan dalam upaya pencegahan adalah pemantauan pada tiap daerah untuk memonitor kegiatan pencegahan DBD.
Selain itu tenaga untuk melakukan fogging masih kurang sehingga beberapa daerah kekurangan atau bahkan tidak dapat melakukan upaya pencegahan tersebut. Kurangnya fasilitas kesehatan untuk merawat penderita juga menjadi kekurangan pemerintah dalam menangani DBD. Diharapkan pemerintah dapat lebih tegas dalam memantau dan menjalankan segala upaya pencegahan. Selain diharapkan masyarakat dapat memiliki kesadaran diri dalam mencegah penyakit DBD ini.