Untuk pertama kalinya sejak 4 Januari 2025 ketika menonton film karya Angga Dwimas Sasongko yang berjudul 13 Bom di Jakarta w pun kembali menonton film kembali.
Film kali ini adalah yang membuat pesanaran karena masifnya iklan dan cuplikan film karya Yandy Laurens, yaitu Sore : Istri dari Masa Depan.
W pun menontonnya di salah satu bioskop produk asal Korea yang ada di Kota Bekasi yang mana sehari sebelumnya w sudah pesan lewat aplikasi mereka.
Tepat pukul 13.00 w pun masuk ke auditorium 3 bioskop tersebut dengan pemikiran w bakal banyak nonton, namun yang terjadi hanya segelintir orang saja yang menonton film ini.
Menariknya, dari segelintir orang yang menonton film Sore terdapat empat siswi berhijab sekolah menengah, kenapa menarik pertama apakah mereka sekolah lebih dahulu atau bagaimana ?
Yang kedua, bukankah film ini kategori usia dewasa dan apakah petugas penjaga tiket menanyakan usia mereka dengan menyertakan identitas mereka ketika memesan tiket ?
Terlepas dari problematika tersebut, w melihat film ini sedikit rumit namun sangat relate dengan kehidupan kita.
 Dimana film ini mengingatkan kita bahwa ada tiga hal yang tidak bisa diubah oleh manusia itu sendiri yaitu masa lalu, rasa sakit dan kematian.
Dan itulah yang dirasakan Sore dalam meyakinkan Jonathan dalam mengarungi kehidupannya yang coba diubah oleh Sore namun tidak lantas berubah total namun perlu proses.
Perlu adanya penerimaan dan keikhlasan akan yang terjadi di ketiga proses yang tidak bisa diubah oleh manusia.