Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Organisasi Produser Itu Akhirnya Terbelah

11 Oktober 2015   10:49 Diperbarui: 8 Juli 2020   22:04 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akan halnya dengan Chand Parwez, produser pemilik PT Kharisma Starvision ini mengingatkan bahwa sudah waktunya PPFI diurus oleh orang-orang muda. Atas usulan itu Firman menawarkan agar Chand Parwez memasukan nama anaknya, Fiaz Servia, dalam kepengurusan. Menurut Parwez hal itu harus dikonsultasikan dulu dengan anaknya. Firman memeberi kesempatan kepada Parwez untuk menghubungi anaknya, tetapi tidak ada kepastian akan hal itu. Parwez kemudian mengatakan jika Oddy tidak terlibat di PPFI, dia juga tidak.   

Firman lalu meminta keduanya menulis pernyataan, sebagai pertanggung-jawaban kepada anggota. Oddy lalu menulis surat pengunduran diri di atas kertas memo hotel Oria, yang menyatakan tidak terlibat lagi dalam kepengurusan PPFI karena sibuk dengan urusan produksi. Ir Chand Parwez Servia ikut menandatangai di sebelah tandatangan Oddy. “Karena mereka menyatakan mundur, jadi saya boleh dong mengumumkan,” kata Firman kepada penulis.                                                                                                    

Oddy Mulya Hidayat yang dihubungi penulis melalui telepon dua hari setelah kongres PPFI mengatakan, dirinya memang sudah tidak diinginkan di PPFI. Ia sempat mendengar ada yang mengatakan kalau dirinya terpilih sebagai Ketua Umum PPFI, akan ada sekian banyak anggota yang mundur. “Itu maksudnya apa?” kata Oddy seraya mensinyalir insiden yang terjadi antara dirinya dengan Ruddy Sanyoto merupakan bagian dari cara untuk membully dirinya.                                                                                                                   

Oddy membantah jika dirinya dikatakan berambisi ingin jadi ketua umum. Menurutnya, sebaiknya PPFI dipimpin oleh orang-orang muda yang punya visi ke depan, orang yang mau membangun kemitraan dengan stakeholder perfilman lainnya seperti BPI dan yang lain-lain. “Selama ini PPFI seperti menutup diri. Tidak mau berhubungan dengan BPI, tidak mau ke Kemendikbud, bahkan ke DPR!” katanya. “Tidak benar saya berambisi jadi Ketua Umum PPFI, kerjaan saya banyak. Memangnya saya produser yang enggak punya kerjaan.”

Tentang tudingan tidak mengurus organisasi selema menjabat sebagai Sekjen PPFI, Oddy membantah. Menurutnya selama ini dia bergerak di luar atas nama organisasi, seperti mengikuti pembahasan Permen UU Perfilman, melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan DPR dan berbagai kegiatan lainnya.

 

*****

Selama puluhan tahun PPFI merupakan organisasi perfilman yang cukup solid. Sejak didirikan oleh Djamaludin Malik tahun 1954, tidak pernah terdengar gonjang-ganjing dalam tubuh PPFI. Kongres organisasi ini selalu berjalan adem-ayem, tidak pernah ribut-ribut. Bahkan pernah kongres berjalan nyaris tanpa perdebatan. Orang-orang yang duduk di organisasi ini adalah para pebisnis yang tidak mau ribut. Konon bisnis tidak baik dibawa ribut-ribut.

Bandingkan dengan orgasnisasi film lainnya seperti Parfi yang tak pernah lepas dari gonjang-ganjing setiap menjelang Kongres. Anggota yang tidak puas lalu mendirikan Parsi (Persatuan Artis Sinetron), walau pun anggotanya dia-dia juga.

Rencana pembentukan APFI yang dimotori oleh Oddy Mulya Hidayat dan Ir Chand Parwez Servia merupakan sebuah “langkah maju” bagi organisasi produser yang terkenal solid ini. Ada dua kemungkinan yang mendasari terbentuknya organisasi produser baru: Ketidak puasan anggota yang membelah diri itu, atau memang ada pihak di luar PPFI yang ingin memecahbelah PPFI, mengingat PPFI dibawah kepemimpinan Firman Bintang telah menjalankan politik konfrontatif terhadap pihak-pihak yang merugikan kepentingan anggota PPFI.

Apabila tujuan membentuk organisasi hanya karena ingin menduduki posisi penting di organisasi, rasanya sangat naïf. Syahwat kekuasaan akan menjerumuskan. “Power tends to corrupt. Absolut power, corrupts absolutely,” kata bangsawan Inggris Abad ke-19, Lord Acton. Selain itu, dengan terpecah-pecah memang lebih mudah dilemahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun