Mohon tunggu...
Mathilda AMW Birowo
Mathilda AMW Birowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Konsultan PR

Empat dasawarsa menggeluti bidang Corporate Communication di Kompas Gramedia, Raja Garuda Mas Group dan Bank CIMB Niaga. Memiliki pengalaman khusus dalam menangani isu manajemen serta strategi komunikasi terkait dengan akuisisi dan merger. Sarjana Komunikasi UI dan Sastra Belanda ini memperoleh Master Komunikasi dari London School of Public Relations serta sertifikasi Managing Information dari Cambridge University. Setelah purnakarya, menjadi Konsultan Komunikasi di KOMINFO. Saat ini mengembangkan Anyes Bestari Komunika (ABK), dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia; Universitas Multimedia Nusantara; Trainer di Gramedia Academy dan KOMINFO Learning Center serta fasilitator untuk persiapan Membangun Rumah Tangga KAJ; Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik RI; Ketua Umum Alumni Katolik UI; Koordinator Sinergi Perempuan Indonesia (Kumpulan Organisasi Perempuan Lintas Iman dan Profesi). Memperoleh penghargaan Indonesian Wonder Woman 2014 dari Universitas Indonesia atas pengembangan Lab Minibanking (FISIP UI) dan Boursegame (MM FEB UI); Australia Awards Indonesia 2018 aspek Interfaith Women Leaders. Ia telah menulis 5 buku tentang komunikasi, kepemimpinan dan pengembangan diri terbitan Gramedia. Tergabung dalam Ikatan Alumni Lemhannas RI (PPRA LXIV/Ikal 64).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunikasi Antarpribadi Vs Penyerangan Karakter

11 November 2023   08:02 Diperbarui: 11 November 2023   08:18 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: psikologiklinis/unakiblogspot.com

Sifat alami 2 -- Komunikasi antarpribadi tidak terpisahkan dengan hubungan. Artinya, ada dampak di setiap kita berkomunikasi apakah positif atau negatif. Dengan demikian cara kita berkomunikasi sangat ditentukan sebagian besar oleh bentuk hubungan yang terjadi antara diri kita dengan orang lain. Misalnya, seorang ayah mengajak puteranya untuk berbicara berdua, "nak, setelah makan kita ngobrol berdua ya, ada yang akan ayah bicarakan dengan kamu." Penerimaan orang akan berbeda ketika sang ayah berbicara kepada sekretarisnya hal yang sama, "setelah ini saya akan berbicara dengan kamu berdua, ada yang ingin saya sampaikan." Dalam konteks ini, komunikasi dalam hubungan yang formal perlu disampaikan secara lebih jelas agar tidak menimbulkan persepsi yang salah baik bagi yang dituju maupun orang lain yang mungkin kebetulan mendengar percakapan tersebut.

Sifat alami 3 - Dalam berkomunikasi antarpribadi dikenal yang disebut Garis Kontinuum. Garis ini menunjukkan kepada kita tentang suatu hubungan yang dimulai dari yang sifatnya impersonal atau berjarak/formal menuju hubungan yang bersifat interpersonal. Sebuah hubungan membutuhkan proses, sehingga tak dapat dipaksakan hanya karena saya sudah berbagi persoalan pribadi kepada seseorang maka saya menganggap orang tersebut sudah dekat dan menuntut ia juga melakukan hal yang sama.

Seorang anak puteri akan merasa lebih nyaman berbicara kepada ibunya tentang haid pertamanya, dibanding kepada guru perempuannya. Seseorang tak akan mudah mengumbar hal-hal yang sangat pribadi kepada orang lain yang baru saja dikenal atau tak ada hubungan keluarga. Sekiranya ada seseorang yang merasa lebih nyaman mengungkapkan masalah-masalah pribadi kepada orang lain ketimbang orang-orang terdekatnya atau keluarganya, maka perlu diwaspadai bahwa hubungan dengan keluarganya tidak dekat atau bahkan ada masalah. Saat seseorang memindahkan (sharing) masalah pribadi kepada orang lain, seringkali ia mengharapkan tanggapan yang juga personal sehingga ketika ekspektasinya tidak terpenuhi ia menjadi kecewa. Karena itu, pemahaman terhadap garis kontinuum ini juga memberi kita kemampuan untuk dapat memposisikan diri dan berkomunikasi secara tepat sesuai dengan siapa lawan bicara dan dalam kapasitas apa kita berkomunikasi.

Sifat alami 4 -- Komunikasi antarpribadi melibatkan pesan verbal dan nonverbal sebagai satu paket baik disadari ataupun tidak disadari. Seseorang yang sedang geram akan mengepalkan tinjunya sambil mengemukakan kata-kata kemarahannya. Sedangkan seorang ibu mengatakan, "hati-hati di jalan ya nak," sambil membelai kepala sang anak sebagai ekspresi rasa sayang. Kita perlu memahami pesan nonverbal yang dalam prakteknya lebih berbicara banyak ketimbang kata-kata. Dalam konteks pelecehan atau kekerasan seksual, seseorang dapat saja dianggap melakukan jenis kekerasan tersebut melalui pesan nonverbal (bahasa tubuh) seperti mengedipkan sebelah matanya atau menyentuh bagian tubuh tertentu dari seseorang.

Sifat alami 5 -- Komunikasi antarpribadi terjadi dalam berbagai bentuk. Kemajuan teknologi komunikasi memberi kita banyak pilihan dan cara dalam berkomunikasi, sangat berbeda dengan sekian tahun lalu sebelum internet merajai dunia. Saat ini kita terbiasa dengan berbicara jarak jauh tetapi dapat berhadapan langsung dengan lawan bicara kita melalui conference call . Namun demikian sifat-sifat berkomunikasi antarpribadi tetap tak dapat diabaikan. Kehangatan dalam berkomunikasi langsung tak dapat digantikan dengan emoji (karakter gambar yang mengungkapkan perasaan) seperti big hug atau smile. Dalam berkomunikasi melalui media sosial, kita perlu berhati-hati karena baik kata-kata atau emoji yang kita gunakan dapat diterima secara salah oleh penerima.

Prinsip Komunikasi Antarpribadi

Prinsip 1 - Komunikasi antarpribadi adalah sebuah proses transaksional yaitu bersifat interaktif. Interaksi terjadi diantara kedua pihak yang telibat dengan saling menanggapi atau melengkapi percakapan dari awal hingga akhir. Perlu pula kita pahami yang namanya Linear View, dimana komunikasi terjadi bagai sebuah rantai ada awal hingga menuju akhir atau ujung dari proses komunikasi itu. Saat seorang pimpinan Perusahaan/organisasi menyampaikan kebijakan baru, ia akan menyosialisasikan pertama kali kepada level di bawahnya yakni Dewan Pengurus atau para Direktur (Board of Directors). Selanjutnya para pejabat akan menyampaikan informasi tersebut kepada para anggota/kordinator bidang di bawah koordinasinya, demikian seterusnya.

Model ini tak dapat digunakan untuk komunikasi yang bersifat rahasia atau percakapan konsultasi antara seorang konsultan dengan client atau seorang Gembala (baca pemuka agama) dengan umatnya. Karena materi yang disampaikan tak dapat diteruskan kepada orang lain apapun alasannya. Namun demikian, terkait unsur pengaduan dari satu pihak, maka pihak yang menerima pengaduan wajib untuk melakukan cover of both sides, yaitu melakukan klarifikasi atau mencari informasi dari pihak lainnya sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih obyektif bukan hanya dari satu sisi. Linear View dalam konteks ini adalah berawal dari pengaduan seseorang/satu pihak ke pejabat yang berwenang, kemudian pejabat berwenang melakukan pendalaman materi atau pencarian fakta dari pihak-pihak lain yang relevan, kemudian melakukan evaluasi dan menyimpulkan atau menindaklanjuti secara berimbang dan adil.

Prinsip 2 -- Komunikasi antarpribadi memiliki beberapa tujuan diantaranya memperoleh pembelajaran hidup. Kita akan memperoleh banyak masukan baik dalam konteks pesan yang disampaikan, cara orang-orang itu berbicara atau menanggapi pesan kita, juga pengetahuan baru yang mungkin kita peroleh selama komunikasi berlangsung. Misalnya, ketika kita berkenalan dengan seorang dokter dalam sebuah acara dan kebetulan di saat ini banyak orang terserang diare. Lawan bicara kita yang seorang dokter kemudian menyampaikan pandangannya dari sisi ilmu kedokteran tentang bagaimana cara kita mencegah atau bagaimana mengatasi diare. Maka kita yang berprofesi sebagai seorang penasehat hukum misalnya, mendapat informasi atau pengetahuan baru terkait dengan penyakit diare.

Prinsip 3 --Sisi lain dalam komunikasi antarpribadi adalah sifat yang ambigu, atau tidak jelas (abu-abu). Pesan yang masuk kategori ambigu diantaranya menggunakan kata-kata yang memiliki arti lebih dari satu. Misalnya, seorang pejabat pemerintah mengatakan "Harga BBM mengalami penyesuaian" biasanya ini berarti harga BBM naik. Namun, warga bisa saja menjadi bingung karena kata 'penyesuaian' harusnya disesuaikan kepada kondisi atau kemampuan masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja. Praktek lain dalam sebuah organisasi, ketika seorang pimpinan mengeluarkan kebijakan baru dengan mengatasnamakan seluruh Dewan Pengurus, padahal itu adalah inisiatif pribadinya. Hal ini mengandung makna bahwa ia ingin berlindung atau mencari aman melalui 'Dewan Pengurus'.  Kata-kata yang sifatnya ambigu misalnya: dalam waktu yang tak terbatas, tentatif, relatif, kurang lebih, cenderung. Dalam kalimat dikatakan sebagai berikut, "Saya membebas tugaskan Anda untuk waktu yang tak terbatas".

Prinsp 4 -- Komunikasi antarpribadi dapat bersifat simetris ataupun komplementer.  Hubungan simetris menggambarkan sesuatu yang selaras atau sama. Misalnya dua orang atau lebih yang memiliki hobi memasak, maka ketika ada topik tentang menu baru atau restauran baru mungkin akan sama-sama tertarik untuk membahasnya. Sedangkan hubungan komplementer melibatkan individu yang memiliki aspek-aspek berbeda satu dengan lainnya. Dalam sebuah komunikasi yang ideal, aspek ini seyogyanya menjadi stimulus untuk mempertemukan pandangan yang berbeda. Contoh, kita tahu kalau bos kita itu 'telinga tipis' artinya mudah termakan 'bisik-bisik' tanpa melakukan klarifikasi terlebih dulu. Bagaimana kita menjembataninya agar si bos lebih bijak menerima dan menyikapi masukan?  Kita bisa memberi pandangan positif dan data-data penunjang yang menunjukkan bahwa informasi yang diterima sebelumnya tidak dapat dipercaya begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun