   Penyakit mental adalah masalah global. Lebih dari 300 juta orang, 4,4% dari populasi dunia, menderita depresi. Statistik yang mengejutkan ini menunjukkan peningkatan dramatis pada penyakit mental secara umum. Penyakit mental diperkirakan mempengaruhi satu dari setiap empat orang di beberapa titik dalam hidup mereka.
    Sungguh memalukan bahwa 35-50% orang dengan penyakit mental yang parah dibagian Negara Utara internasional tidak menerima pengobatan, tetapi angka itu diperkirakan 76-85% dari populasi yang tinggal di Selatan. Perbedaan yang sama terlihat dalam tingkatan kerukunan sosial (aspek penting dalam setiap reaksi efektif). hanya 49% negara berpenghasilan rendah memiliki lembaga yang mewakili orang-orang dengan masalah atau gangguan kesehatan mental, dibandingkan dengan 83% negara berpenghasilan tinggi.
    Di seluruh dunia, kelompok tertentu, termasuk wanita, dan orang miskin, semakin banyak yang terpengaruh. Begitu pula para pengungsi dan pencari suaka, lima kali lebih mungkin memiliki masalah kebugaran intelektual daripada masyarakat umum. lebih dari 61% pengungsi mungkin menderita penyakit mental atau demensia. Ini menampilkan beberapa fenomena global penyakit mental lainnya: seperti kesehatan tubuh, kesehatan intelektual diilhami oleh penggunaan semacam elemen sosial, politik, dan keuangan. Ini mencakup bahaya sosial dan moneter, tingkat pendidikan yang rendah, pengangguran atau pekerjaan yang tidak aman, diskriminasi, dan kekerasan. Masalah kebugaran mental juga berkontribusi pada penyalahgunaan alkohol dan narkoba, pelecehan, dan kekerasan berbasis gender.Â
   Jadi kegagalan untuk mengatasi kesehatan mental memiliki konsekuensi bagi masyarakat. Banyak dari ini - tentang skala dan alasan kerumitan - telah lama diketahui. Namun reaksinya sejauh ini, dalam hal sumber daya dan kemauan politik, sayangnya telah mengintervensi. Terlepas dari efek besar pada kesehatan global, kebugaran intelektual mendapat sebagian dana untuk penyakit lain melalui sumbangan dari Menteri Kesehatan dan bantuan perbaikan. Dan tentang prioritas politik, rencana Nasional yang saat ini diterbitkan untuk menegakkan tujuan perbaikan Berkelanjutan tentang kesehatan mental memberikan pemahaman yang bersih. Sebenarnya, di bagian tujuan program nasional (memastikan hidup yang sehat dan mempromosikan kesejahteraan semua orang dari segala usia) di Indonesia; makalah ini berkomitmen pihak berwenang untuk menawarkan bantuan dan pengobatan yang sangat dibutuhkan bagi orang yang tidak sehat secara mental. tetapi sementara menyangkut kewajiban internasional kita, teks tersebut tidak mengatakan apa-apa tentang masalah kesehatan mental.Â
    Organisasi masyarakat sipil dapat memainkan posisi penting dalam menumbuhkan dan menerapkan masalah kebugaran intelektual global yang menarik. Salah satu contoh dari pengalaman aksi kemiskinan kesehatan adalah bekerja dengan kelompok perempuan konvensional di Guatemala untuk menangani kekerasan terhadap anak perempuan. melalui berlari dengan para pemimpin jaringan lokal untuk mengatasi kurangnya bantuan emosional dan mental bagi para penyintas. Itu mengajari mereka untuk memahami depresi dan ketegangan dan menghubungkannya dengan penyakit budaya lokal seperti "kehilangan keberadaan". Itu juga mengajarkan strategi mendengarkan sederhana dan pengobatan herbal secara lokal untuk membantu rileks dan mengurangi ketegangan.  Sebagai hasil akhirnya, gadis-gadis yang dilecehkan dengan kekerasan dapat menemukan konselor komunitas yang terampil untuk berbicara dalam bahasa lokal mereka dan menerima dukungan untuk membangun kembali kehidupan mereka.Â
     Layanan kesehatan mental harus diintegrasikan sebagai komponen penting dari rencana kesehatan dan memang seharusnya begitu jelas tentang panggilan untuk perawatan kesehatan primer yang komprehensif. Yang terpenting, respons apa pun terhadap tantangan kesehatan mental global hanya akan efektif jika memang demikian menangani banyak keputusan sosial, politik, dan ekonomi. Hari Kesehatan Dunia ini harus menjadi katalisator untuk mengubah cara kita berpikir dan menanggapi penyakit mental fokus pada kebutuhan kita.
