AkU benci cinta, karena dia membuatku mengalah
Aku benci cinta, karena dia membuatku menerima
Aku benci cinta, karena dia kerap membuatku terluka
Aku benci cinta, karena dia membuatku melukai
Aku benci cinta, karena dia membuatku tak mau kehilangan
Aku benci cinta, karena dia membuatku ketakutan
Takut untuk jauh, takut untuk berpisah dan takut untuk tak mengenalnya
Aku benci cinta, karena dia membuatku pasrah
Aku benci cinta, karena dia selalu membuatku menjawab “iya”
Aku benci cinta, karena dia tak pernah bisa membuatku menjawab “tidak”
Aku benci cinta, karena membuatku tak sanggup menerima “ketiadaan”
Aku benci cinta, karena membuatku menangis
Aku benci cinta, karena “memaksaku” untuk selalu berharap
Aku benci cinta, karena dia tak membuatku berhenti bernapas
Aku benci cinta, karena cinta tak pernah membenciku
Dia selalu ada, bahkan ketika aku mengaku dalam “ketiadaan”