Mohon tunggu...
DJOKO MOERNANTYO
DJOKO MOERNANTYO Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Laki-laki biasa-biasa saja. Berujar lewat kata-kata, bersahabat lewat dialog. Menulis adalah energinya. Suka BurgerKill, DeadSquad, Didi Kempot, Chrisye & Iwan Fals. Semoga mencerahkan :)\r\n\r\n@personal blog:\r\n#airputihku.wordpress.com\r\n#baladaatmo.blogspot.com #Follow: Twitter: @matakucingku\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

[CeritaKopiku] Kopi Bajawa Flores NTT : 'Bahaya' Yang Saya Rekomendasikan

18 Juni 2015   02:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:08 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah menjelajah rasa kopi robusta beberapa daerah, kali ini saya “digoda” kawan-kawan yang tahu saya pecinta kopi. Katanya: “Ada satu kopi yang harus dicoba, karena belum nyoba berarti belum sah jadi pengopi hitam!” Wah, agak provokatif, meski saya akui mengusik keingintahuan saya juga akhirnya. Kopi ityu bernama Kopi Bajawa Flores, Nusa Tenggara Timur. Istimewakah?

 

KOPI yang dikembangkan di daerah ini, adalah jenis arabika. Jenis ini rasanya lebih ringan dan tidak terlalu pahit. Sehingga cocok untuk pengopi mula-mula termasuk perempuan. Untuk tahu situasi georagrafisnya, sedikit saya kutipkan dari beberapa sumber.

 

Masyarakat Ngada, sering disebut orang Bajawa, telah membudidayakan kopi Arabika secara turun temurun. Mereka bertanam kopi Arabika di bawah pohon penaung, menggunakan pupuk organik, dan tanpa menggunakan pestisida sintetik, serta petik selektif (hanya buah masak). Kopi Arabika hasil olahan kelompok tani ternyata tergolong dalam mutu spesialti (specialty coffee) karena citarasanya yang enak, khas, dan unik. Sebagian besar kopi Arabika dari kawasan ini jika disangrai pada tingkat sedang (medium roasting) secara umum memiliki komponen-komponen citarasa utama sebagai berikut: bau kopi bubuk kering (fragrance) dan bau kopi seduhan (aroma) kuat bernuansa bau bunga (floral), perisa (flavor) enak dan kuat, kekentalan (body) sedang sampai kental, keasaman (acidity) sedang, serta kesan rasa manis (sweetness) kuat.

 

Kutipan di atas, bisa Anda temui di beberapa tulisan sahabat pecinta kopi. Saya hanya memberi catatan untuk membantu memahami kopi yang terkenal sampai Eropa dan Amerika itu. Oh ya, lagi-lagu harus saya katakana, tanpa gula adalah cara terbaik –paling tidak menurut saya—untuk mencicipi rasa kopi ternikmat. Tapi lagi-lagi kembali kepada selera sih.

 

Penasaran dengan tetek bengek tulisan yang penuh puja-puji di banyak blog, buru-buru saya mencoba sendiri untuk membuktikannya. Aroma kopinya harus, seperti serbuk kakao cokelat. Meski saya tak yakin ada unsur manis di dalamnya. Karena setahu saya, jenis Arabika justru biasanya punya sesap asam yang kuat. Hmm, sok tahu dari pengalaman sih..

 

Saya mencoba teknik yang berbeda kali ini dalam membuatnya. Air panas di atas kompor gas,  langsung saya taburi bubuk kopi yang langsung menghitam dan membuih. Wanginya memenuhi seantero kamar saya, sampai seorang kawan berujar: “Cepatlah lo bikin, baunya enak banget nih.” . Pelan-pelan saya tuang dalam gelas kecil, dan segera saya menyeruputnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun