SUATU HARI saya kembali membuka rekening pegadaian. Bermodalkan aplikasi pada smartphone, saya menggunakan fitur pembelian emas. Proses pembukaan rekening hanya membutuhkan beberapa menit.
Fitur pembelian emas di pegadaian mudah diakses siapa saja. Saya sebelumnya sudah membuka rekening lima tahun silam, namun tidak pernah mengeceknya. Eh, siapa sangka saldo emas yang mengendap malah meningkat drastis.
Harga emas setiap tahunnya selalu meningkat. Menabung emas dijamin menguntungkan. Jadi, saya setuju dengan slogan pegadaian mengEMASkan Indonesia. Buktinya, tabungan emas saya dengan nominal di bawah 0.1 gram saja bisa memberi keuntungan setelah lima tahun ditelantarkan.Â
Kehadiran pegadaian dengan solusi dana cepat memberi angin segar bagi mereka yang membutuhkan uang. Dengan menabung emas, opsi gadai emas memberi solusi cepat dan tepat tanpa harus terjebak rentenir dengan bunga berkali lipat.
Beberapa bulan yang lalu, saya menggadaikan sisa tabungan emas di pegadaian. Uang yang saya ambil hanya Rp.200.000 untuk keperluan mendadak. Cukup menyerahkan rekening tabungan pegadaian dan memberikan kode OTP yang dikirimkan lewat sms, lalu uang bisa dibawa pulang.
Menabung emas di pegadaian pun bisa dilakukan dimana saja. Aplikasi pembayaran lewat sistem banking memudahkan transaksi menabung emas. Pilih nominal emas yang ingin dibeli dan transfer uangnya ke nomor rekening emas yang tertera pada buku tabungan emas pegadaian. Mudah, cepat, dan tepat!
Langkah kecil mengEMASkan Indonesia bisa dimulai dari membuka rekening pegadaian. Dengan modal kecil, setiap orang bisa menabung emas dan mendapatkan keuntungan besar dalam kurun waktu tertentu.
Jika terdesak keperluan mendadak, tabungan emas pegadaian dapat dijadikan solusi cepat. Saya sudah membuktikannya beberapa kali. Dengan batas peminjaman yang terukur, tabungan emas tetap terjaga walaupun terkunci beberapa bulan.Â
Bayangkan suatu waktu harus meminjam uang dengan jumlah besar. Baik untuk keperluan pendidikan atau mungkin pemeriksaan kesehatan. Pegadaian memiliki fitur bervariasi yang memungkinkan semua orang memilih sesuai keperluan.
Bahkan, pinjaman uang mudah didapat dengan jaminan barang berharga seperti BPKP kendaraan, perhiasan, atau surat tanah sekalipun.Â
Menabung emas di pegadaian hendaknya dilakukan dengan sebuah target terukur. Misalnya, dengan peningkatan jumlah emas di tabungan, kita bisa memulai sebuah bisnis rumahan yang mudah dikontrol untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Bukankah dana pendidikan semakin meningkat setiap tahun sementara pendapatan sering kali berada di angka sama?
Nah, membuka tabungan di pegadaian juga sangat efektif untuk menabung emas guna dipergunakan di masa depan. Harga emas yang terus meningkat menjadi jaminan pendanaan sekolah anak. Nilai uang yang menyusut dapat disokong oleh nilai emas yang terus meningkat setiap tahun.
Daripada berharap bunga bank, jauh lebih baik menabung emas dengan kadar keuntungan yang bisa dikalkulasi. Tabungan emas senilai Rp.5.000.000 dalam lima tahun sangat mungkin melonjak angka Rp.10.000.000. Artinya, dalam 20 tahun, kita mungkin memanen 3-4 kali lipat keuntungan dari kadar emas yang telah ditabung sebelumnya.
Menukar Kopi menjadi Tabungan Emas
Angka kecil 0.01 gram emas setara segelas kopi pagi. Mulailah menabung dengan menukar kebiasaan konsumtif ke bentuk gram emas. Walaupun terlihat kecil di awal, kebiasaan menabung emas terasa meyakinkan jika dilakukan secara terus menerus.Â
Mungkin kita tidak menyadari betapa kebiasaan berbelanja barang tidak dibutuhkan berakhir ke masalah finansial rumah tangga. Atau mungkin kebiasaan membeli makanan dan minuman tidak sehat malah memperburuk kesehatan di masa tua.Â
Jika demikian, mengalihkan uang harian ke tabungan emas adalah sebuah ikhtiar kecil berbuah besar di masa depan. Bayangkan jika seminggu saja bisa membeli emas seharga Rp.100.000, dalam sebulan kita sudah menabung 0.2 gram emas dan mendapatkan angka 2.3 gram emas dalam setahun.
Bayangkan bagaimana jika kita secara konsisten menabung 400 ribu/bulan dalam 3 tahun, maka secara hitungan kasar kita mendapatkan 12 gram emas tercatat di dalam tabungan pegadaian. Bukankah itu sebuah ide mengEMASkan Indonesia dalam waktu relatif singkat.
Dengan permisalan serupa, 400 ribu/bulan kita habiskan untuk membeli minuman atau makanan tidak sehat, berapa tabungan yang kita dapat dalam 3 tahun. Jawabannya 0 besar. Ditambah biaya berobat akibat kebiasaan buruk.
Lantas, apakah terasa berat menabung emas setiap minggu?
Saya rasa tidak! bahkan, dengan memakai fitur banking, kita bisa membeli emas dalam waktu di bawah satu menit dan langsung mendaptkan manfaat nyata berbentuk nominal emas pegadaian.Â
Kebiasaan konsumtif seharga 10-20 ribu terlihat kecil. Lima gelas kopi saat ini setara 0.04 gram emas. Belum lagi hitungan kopi berkelas yang harganya 2-3 kali lipat. Segelas minuman kekinian saja bisa ditukar dengan 0.02 gram emas.Â
Dengan menukar kebiasaan minum ke tabungan emas, kita bisa memanen 1.2 gram emas per tahun. Sama saja dengan 2.5 juta di rekening bank. Dalam tiga tahun, angka tersebut bisa naik ke 5 juta dan terus meningkat.
Layanan investasi emas digital pegadaian sangat aman karena diawasi oleh OJK. Selain bisa diakses kapan saja lewat aplikasi Pegadaian Digital, fitur yang ditawarkan juga berlimpah.Â
Nasabah bisa menabung sambil memanfaatkan fitur lain berupa pembayaran tagihan listrik. Tak kalah menarik, dengan cicilan 600 ribu/bulan, kita bisa menabung untuk porsi tabungan haji di masa depan.Â
Lebih menariknya lagi, simulasi tabungan emas membantu nasabah memprediksi harga emas dan takaran yang ingin dibeli secara real time. Artinya, kita bisa memantau fluktuatif harga emas dan memprediksi keuntungan dengan melihat grafik perkembangan harga emas dalam beberapa tahun. Â
Jika segelas kopi atau minuman kekinian sekedar memenuhi hasrat sesaat, tabungan emas pegadaian memberi solusi investasi cepat tanpa harus pusing memikirkan rugi.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI