Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Pemerhati literasi | peneliti bahasa | penulis buku bahasa Inggris

Menulis untuk berbagi ilmu | Pengajar TOEFL dan IELTS | Penulis materi belajar bahasa Inggris| Menguasai kurikulum Cambridge Interchange dan Cambridge Think | Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

LPDP dan Kontribusi Jangka Panjang

8 November 2024   22:32 Diperbarui: 19 November 2024   19:42 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi aplikasi beasiswa|freepik.com

Manakala esai mereka ingin berkontribusi di dalam negeri, lalu saat selesai kuliah memilih bekerja di luar negeri, bukankah itu sebuah penipuan di balik karangan bunga esai?

Untuk itu, pemerintah jangan sekedar mendengar janji manis penerima beasiswa, tapi ikat mereka dengan perjanjian tertulis dan mesti dibuktikan. 

Fasilitas pendukung juga perlu dibangun untuk menjembatani kontribusi penerima beasiswa. Jangan sampai, isi esai ingin melakukan penelitian ini dan itu, lantas laboratorium tidak ada, dana riset tidak tersedia, gagasan riset tidak diterima. 

Hambatan-hambatan seperti menjadi tolak ukur sejauh mana sebuah kontribusi terdengar mustahil atau mungkin untuk diterapkan. Kesimpulannya, baik pemerintah ataupun penerima beasiswa harus seiya dan sekata serta terikat dalam kerjasama. 

Jangan saling menyalahkan, mengkambingputihkan, atau menuntut terlalu banyak. Sebelum berangkat ke luar negeri, luruskan niat terlebih dahulu dan tentukan kemana kontribusi akan berlabuh. 

Janji yang diucapkan mesti ditepati. Kontribusi yang dituliskan sepatutnya dipertanggungjawabkan dengan penuh kesadaran. Uang negara berasal dari kontribusi rakyat. Apa tidak malu sekolah dibiayai uang rakyat, lalu berkeliaran tanpa rasa bersalah?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun