Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menulis dalam Bahasa Inggris, Sulitkah?

13 Februari 2023   16:22 Diperbarui: 13 Februari 2023   16:26 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis aktivitas harian dalam bahasa Inggris.www.freepik.com

Menulis, baik dalam bahasa ibu atau bahasa asing, sama sulitnya. Namun, sesuatu yang dianggap sulit seringnya karena otak belum memiliki input yang cukup.

Menulis dalam bahasa Inggris tentu saja tidak mudah. Jangankan kita yang bukan pemilik bahasa, penutur asli saja belum tentu bisa menulis dengan baik. 

Setidaknya itu yang saya perhatikan. Saya memiliki seorang teman editor buku asal Amerika yang memang patner kerja saya. Sebagai editor buku di Amerika, ia kerapkali mengatakan kepada saya writing is not easy, even american high school students don't always use grammar correctly.

Ya, begitulah katanya. Selain editor, ia juga guru bahasa Inggris yang sudah memiliki gelar TESOL, yaitu singkatan dari Teaching English to Speakers of Other Languages.

Teman saya ini sudah lama mengajar di salah satu middle school di Amerika, setara dengan tingkat SMP disini. Di Indonesia, ia mengajar bahasa Inggris untuk siswa dewasa kelas advance semisal IELTS dan TOEFL, termasuk salah satunya kelas writing.

Baginya, menulis dalam bahasa Inggris memiliki tingkat kesulitan berbeda, terlebih pada bagian grammar. Bagi saya pribadi, walau sudah lama belajar bahasa Inggris, tetap saja pada bagian tertentu harus lebih teliti.

Membiasakan Menulis

Sama halnya seperti bahasa Indonesia, rutin menulis memiliki manfaat yang positif untuk memperbanyak input. Salah satu cara yang bisa dilatih adalah dengan terlebih dahulu membaca artikel orang lain.

Tujuannya adalah untuk membentuk pemahaman terlebih dahulu. Membaca tulisan dari penutur asli dapat membentuk pemahaman tentang tata bahasa yang lumrah digunakan.

Dengan pola ini, pemahaman grammar akan terbentuk secara alami dan lebih efektif ketimbang belajar grammar secara terpisah. Setelah paham secara keseluruhan, cobalah untuk membuat ringkasan dengan bahasa sendiri.

Usahakan untuk fokus pada ringkasan saja dan tidak perlu detil. Intinya hanya untuk melatih menulis ulang apa yang sudah dibaca, Cukup itu saja.

Cara lain bisa juga dengan menulis kegiatan sehari-hari. Dimulai dari bangun tidur sampai ketika hendak tidur. Cara seperti ini cocok untuk mereka yang level bahasa Inggrisnya masih beginner atau lower intermediate. 

Menulis kegiatan harian akan membentuk pondasi pemahaman grammar dasar seperti simple present, simple past, dan simple future, to be, dan modal auxiliary. Tidak usah mulai dengan hal yang ribet, tulis saja yang simple.

Contohnya: I woke up at 5:30 this morning. I was in my room alone and it was so dark early in the morning. My mom usually woke up at 4 and then she cooked for all of us. I have 7 brothers and 5 sisters. We all have our own room and we clean it every morning after we wake up. Our mom always tells us to tidy up our bed and sweep the floor by ourselves. 

Dengan rutin menulis dalam bahasa Inggris, kita akan mampu membuat kalimat yang lebih komprehensif. Tidak masalah jika di awal masih banyak salah, teruslah menulis.

Dulu saat mengajar mata kuliah Grammar and Communication di kampus, saya mewajibkan mahasiswa untuk menulis jurnal mingguan tentang apa saja yang  mereka lakukan. 

Setiap minggunya, tulisan mereka saya kumpulkan dan saya cek satu per satu. Saya mengoreksi kesalahan grammar, pola kalimat dan pemilihan kosa kata. Ada 40 tulisan yang setiap minggunya harus saya cek dengan total waktu 2-3 jam.

Ya, tentu saja saya menikmatinya karena ada harapan yang saya simpan.  Saya tidak ingin hanya sekedar mengajar teori di ruang kelas, tapi mahasiswa wajib paham dan harus aktif menulis. 

Di ujung semester, saya memberikan feedback langsung secara face to face. Disana, saya menunjukkan apa saja kesalahan yang sering diulangi dan sejauh mana mereka sudah mampu memahami pemakaian grammar pada tempatnya.

Saya menghabiskan waktu sampai 4 jam lebih untuk memberi feedback pada setiap mahasiswa. Alhamdulilah, semuanya merasakan manfaat nyata dari tugas yang saya berikan.

Bukan hanya kemampuan grammar mereka berubah lebih baik, tapi juga kemauan untuk menulis mulai terbentuk. Alhasil, saya merasa sangat puas walaupun pada saat itu saya harus memberi waktu lebih banyak untuk mengoreksi seluruh tulisan mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun