Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bencana dan Alam, Apakah Manusia Kurang Peka Memaknai Bahasa Alam?

24 November 2022   14:55 Diperbarui: 24 November 2022   15:01 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bencana alam. www.freepik.com

Manusia enggan menggunakan hati ketika berinteraksi dengan alam. Mereka lebih memilih mata yang seringkali membutakan. Akibatnya, logika manusia menutupi rasa iba pada alam. 

Mereka lagi-lagi membiarkan alam sesak menghirup asap dari minyak yang dikeruk habis. Lalu, manusia mengejar asa yang tak kunjung selesai.

Mereka ingin menanam tanpa menyakiti alam, namun manusia salah menerka maksud alam. Bahasa alam terdengar lebih sulit di telinga manusia.

Tidak seperti dahulu kala, manusia lebih terbuka dan peka pada perasaan alam. Mereka memakai hanya untuk sekedar bertahan hidup, tidak berharap banyak apalagi menjadi durhaka.

Wahai alam, maafkan manusia yang tidak peka. Mungkin mereka sedang terluka dan tidak lagi peka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun