Beban Wali Murid
Ada sebagian orangtua murid yang mungkin dengan 'niat' baik berinisiatif melakukan kutipan uang untuk memberikan hadiah kepada, katakanlah, wali kelas.Â
Disini biasanya muncul masalah baru, khusunya bagi orangtua yang memiliki uang pas-pasan. Satu sisi memberatkan, disisi lain menyudutkan. Yah, pastinya yang menolak memberi uang bisa tersudutkan dengan ungkapan 'pelit' dan macam-macam.
Perbedaan pendapat kerap terjadi. Siapa yang diuntungkan, atau siapa yang dibuntungkan? bagi orangtua yang memiliki uang lebih tentu tidak memberatkan, namun bagi orangtua dengan gaji minim pasti merasa agak 'kejam'
Terkadang niat baik sekalipun jika dilakukan tanpa mufakat akan memberatkan sebelah pihak. Berbeda jika memang pemberian hadiah secara personal atas rasa terima kasih semata.
Apapun ceritanya, memberikan hadiah lazimnya akan memunculkan sebuah 'rasa' yang disimpan oleh guru yang menerima. Rasa ini secara tidak langsung menjadi sebuah 'beban' bagi guru tertentu.
Yang tidak dapat dielakkan ada beberapa orangtua yang mengharapkan output yang baik bagi anaknya sebagai sinyal dari pemberian hadiah. lantas, jika sudah seperti ini apakah bisa dianggap wajar?Â
Apabila hadiah yang diberikan atas dasar menghargai usaha guru mendidik anak dan tidak ada paksaan dari siapapun, maka tentunya hal seperti ini sangatlah wajar.