Oleh: Mas'Udin Lamabawa
Di sebuah pulau kecil di ujung timur Indonesia, di mana paus-paus raksasa masih setia mengunjungi perairannya, terpancarlah sebuah kisah tentang ketekunan dan pengabdian yang mampu menyentuh hati siapa pun. Inilah kisah Kasman Said Lama Bawa - seorang guru yang membuktikan bahwa perjalanan panjang penuh kesabaran akan berujung pada kebahagiaan yang tak terduga.
Pengabdian Tanpa Pamrih (1988-2003)
Bayangkan,15 tahun mengabdi tanpa kepastian. Itulah yang dilalui Kasman sejak 1988 di MIS Nurulhadi Leubatang. Sambil menatap mata-mata polos anak-anak Lembata yang haus ilmu, ia mengajar dengan sepenuh hati. Tak ada gaji tetap, yang ada hanya keyakinan bahwa setiap kata yang diajarkannya adalah investasi untuk masa depan mereka. Butir-butir kapur yang berhamburan di tangannya menjadi saksi bisu perjuangan seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
Melangkah dengan Iman (2003-2005)
Tahun 2003 membawa Kasman ke SDN Dolulolong sebagai Guru Agama.Namun cobaan terberat justru datang di saat-saat terakhir sebagai guru honorer. Betapa sering ia harus memilih antara membeli buku pelajaran untuk siswa atau beras untuk keluarganya. Tapi seperti paus yang tak pernah menyerah mengarungi samudra, Kasman tetap tegar. Hingga akhirnya, di tahun 2004, setelah puluhan tahun berjuang, kabar gembira itu datang - ia lulus tes CPNS Kemenag. Tanggal 1 Januari 2005 menjadi hari yang takkan pernah dilupakannya, saat ia pertama kali menginjakkan kaki sebagai guru CPNS di MIN Hoelea.
Tak Pernah Berhenti Belajar
Di tengah segala keterbatasan,Kasman tak pernah padam semangat belajarnya:
* 1988: Menyelesaikan PGAN Kupang
* 1997-2000: Merantau ke STAIN Mataram untuk program D2