Pesona Epiphyllum pumilum Tak Hanya pada Bunganya

Hobby menanam tanaman hias menyebar ke banyak orang dulu di saat pandemi mewabah di seluruh dunia. Awalnya hanya sekedar mengisi waktu luang karena pekerjaan dilakukan di rumah. Sehingga banyak orang yang sebelumnya tidak suka bertanam, tergerak untuk mengoleksi dan merawat banyak jenis tanaman. 

Bagi saya, kegemaran menanam sudah sejak kecil. Saya menyukai tanaman dengan menanam sejak awal pembibitan. Bukan mengoleksi tanaman yang sudah tumbuh menawan. 

Tahap demi tahap saya nikmati. Baik tanaman yang ditanam dari biji maupun dari batang dengan stek, dan berbagai cara lainnya. 

Salah satu jenis tanaman kesukaan saya adalah bunga Wijaya Kusuma. Tanaman dengan nama ilmiah Epiphyllum pumilum mini awalnya saya dapatkan dari seorang teman. Saya baru mengetahui saat itu, ternyata tanaman Wijaya Kusuma tidak selalu yang berukuran besar dan membutuhkan tempat luas untuk menanamnya. 

Sumber gambar dari koleksi pribadi

Betapa saya sangat bersyukur ketika tanaman tersebut mulai tumbuh daunnya hingga kuncup demi kuncup bunga pun akhirnya mekar sempurna. Wanginya sungguh menjadikan malam yang sunyi menjadi sangat indah dan harus dinikmati dengan sepenuh hati. 

Mengapa pada malam hari? Karena bunga Wijaya Kusuma mekar pada tengah malam. Sehingga saya setia menunggu hingga bunga-bunga mekar dan menebarkan aroma wanginya. 

Sumber gambar dari koleksi pribadi

Suatu hari, betapa terkejutnya saya. Ternyata tanaman Wijaya Kusuma tidak sekedar berbunga kemudian layu di pagi hari. Beberapa bunga tersebut ternyata dapat berkembang menjadi buah. 

Setiap hari saya amati. Buah mungil berwarna hijau tersebut bentuknya lonjong.  Semakin hari warnanya berubah kemerahan hingga merah keunguan persis buah naga.