Mohon tunggu...
Tohirin Sanmiharja
Tohirin Sanmiharja Mohon Tunggu... -

Tohirin Sanmiharja, Dosen al-Islam-Kemuhammadiyahan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Drama Pilihan

Terlena Demam Bola

27 Juli 2014   00:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:05 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.( MUSIK PEMBUKA: FADE IN – UP – DOWN )

2.NARATOR:

Radio Republik Indonesia, bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) Jakarta mempersembahkan sandiwara radio, dengan judul: TITIAN ILAHI. Dalam episode: TERLENA DEMAM BOLA. Naskah karya: Tohirin el-Ashry. Dimainkan oleh: Teater Angkasa, Jakarta.

3.(MUSIK: UP – DOWN)

4.NARATOR:

Ramadhan, bulan suci yang penuh berkah telah tiba. Pada bulan ini Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan sejuta rahmat, ridha, dan ampunan bagi hamba-hambaNya yang beriman dan menyambut bulan suci dengan amalan ibadah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Sayang, tidak semua orang menyadari keutamaan bulan suci ini. Di antara mereka ada yangterlena memenuhi panggian-Nya.

5.SFX: Ilustrasi malam hari. Kemeresek suara televisi. Siaran bola, piala dunia.

6.SUGENG: Ayo! Terus, terus... oper, oper....suting....

7.SUGENG: Gooool.......!!!!

8.SUGENG: (GIRANG) Mampus.... !!! Ha, ha.. ha.... hajar terus!

9.SFX: Sugeng memukul-mukul meja (ekspresi kegirangan)

10.SFX: Ketukan pintu.

11.ANTO: (OFF MIKE) Assalamu’alaikum!

12.SUGENG: Salam! Masuk!

13.ANTO: Gimana, Geng?

14.SUGENG: Jagoan lu dah keok tu.... satu kosong.

15.ANTO: Tunggu dulu bro....

16.SUGENG: Tunggu apanya, mainnya loyo begitu. Perancis dilawan. Berani taruhan?

17.ANTO: Ya, ela... siapa takut!

18.MUAZIN: (OFF MIKE – MENYAMPAIKAN PENGUMUMAN VIA SPEAKER MASJID) Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kepada kaum muslimin wal muslimat, sebagaimana telah kita ketahui bersama. Malam ini adalah malam pertama bulan suci Ramadhan 1435 H. Untuk itu, Bapak, ibu yang masih di rumah kami mohon segera ke masjid untuk sama-sama

19.NISA: Mas, sudah Isa tuh. Shalat tarawih.

20.SUGENG: Alaaa... besok kan masih ada. Masjidnya gak ke mana-mana, kan? Lagi seru ni... piala dunia kan tidak setiap hari.

21.NISA: Astagfirullahhh... ini bulan Ramadhan Mas. Dibilalingin malah becanda.

22.SUGENG: Emang bener, kan? Masjid tidak ke mana-mana. Besok kan masih bisa tarawih. Lagian sunah ini. Nggak tarawih juga tidak masalah.

23.ANTO: Emang lu rajin ngerjain yang wajib, Geng?

24.SUGENG: Ya... enggak juga sih. Emang lu rajin?

25.ANTO/SUGENG: Ketawa cekakakan.

26.SUGENG: Enakan jadi perempuan To, ya? Bisa libur ibadah.

27.SFX: (OFF MIKE). Kumandang azan: Allahu akbar, Allaaaahu akbar...!

28.NISA: Tuh, dah azan.

29.SFX: volume televisi diperkeras.

30.SUGENG: Ayo, ayo... hajar terus.... tembak-tembak..... ah... loyo!

31.NISA: Astaghfirullahh...

32.MUSIK (IN-UP-DOWN)

33.NARATOR:

Malam itu Sugeng dan Anto melewatkan shalat tarawih. Mereka tertidur pulas setelah menyaksikan siaran piala dunia.

34.SFX: Suara jengkerik. Suasana malam nan sepi.

35.MUAZIN: Sahur...! sahur...! Kaum muslimin wal muslimat... waktu saat ini menunjukkan pukul 03.00. Saatnya makan sahur. Sahuuurr...!

36.NISA: Mas, bangun Mas. Sahur.

37.SUGENG: Ughh (NGUAP)... apaan sih!!

38.NISA: Sahur... ingat, besok puasa.

39.SUGENG: Sahur, sahur! Baru tidur nih!

40.NISA: Nggak mau sahur?

41.SUGENG: (MEMBENTAK) Nggak!!

42.SFX/ANAK-ANAK: Suara klotekan. Anak-anak keliling kampung membangunkan warga untuk sahur. KLOTAK-KLOTEK, KLOTAK-KLOTEK: Sahurr... sahuurrrr! Sahur.. sahur!

43.SUGENG: Sialan! Brengsek banget sih bocah!

44.SFX: Suara pintu dibuka, Sugeng keluar.

45.SFX: Sugeng melempar anak-anak, BRANG!

46.ANAK-ANAK: Kabuuuurrr...!

47.SUGENG: (TERIAK, MEMBENTAK) Hehh! Goblokk banget sih! Malam-malam pada gentayangan! Bikin jengkel aja!

48.SFX: Suara pintu dibanting. Sugeng masuk rumah, kesal.

49.NISA: Ada apa sih, Mas? Biarin aja, namanya juga anak-anak.

50.SUGENG: Biarin saja! Anarkis begitu kok dibiarin! Sudah modern begini kok masih klotekan. Emang apa sih repotnya bangun malam. Alarm kan udah banyak!

51.NISA: Ya sudah... shalat tahajud aja gih, biar marahnya reda.

52.SUGENG: Tahajjud aja sendiri! Ughhh (NGUAP).... udah, jangan bawel! Ngantuk berat nih!

53.NARATOR:

Sugeng melanjutkan tidurnya. Ia sama sekali tak mengacuhkan nasihat-nasihat istrinya. Piala dunia telah mengalahkan Sugeng dari mendapatkan Piala Akhirat, sebuah piala penghargaan dari Allah yang akan diberikan kepada hamba-hamba yang dapat memenuhi panggilannya, memenuhi bulan Ramadhan dengan sejuta ibadah.

54.MUSIK (IN-UP-DOWN)

55.SFX: Suasana siang hari.

56.NARATOR:

Menjelang tengah hari, Sugeng baru bangun. Sugeng tidak hanya melewatkan shalat tarawih. Tapi juga shalat Isa, shalat tahajud, shalat fajar, shalat subuh, shalat dhuha. Sugeng ketinggalan semuanya, yang wajib dan yang sunah.

57.SFX: Suara pintu dibuka.

58.NISA: Sudah zuhur Mas.

59.SUGENG: Ughh (NGUAP). Saya mau makan.

60.NISA: Makan? Ini kan bulan puasa. Mas lupa ya?

61.SUGENG: Siapa yang lupa? Saya tahu ini bulan puasa. Tapi saya memang mau makan. Orang lapar harus makan, kan?

62.NISA: Astaghfirullaahhh...

63.SUGENG: Astaghfirullah gimana? Bukannya puasa hanya wajib bagi yang kuat berpuasa? Benar, kan?

64.NISA: Memangnya Mas nggak kuat?

65.SUGENG: Ya jelas enggal lah. Orang tidak makan sahur! Anggap saja sekarang saya sahur. Bukannya Allah tidak memaksakan apa yang hamba-Nya tidak mampu?

66.NISA: Astaghfirullahh...

67.SUGENG: Udah, jangan istighfar melulu deh... mending ambilin air. Haus nih!

68.NISA: Nggak! Nisa nggak mau bantu orang maksiat.

69.SFX: Suara pintu ditutup. Nisa pergi meninggalkan suaminya.

70.SUGENG: (MONOLOG) Ya, udah. Ngambil sendiri juga bisa. Apa susahnya, sih.

71.SFX: Suara klonteng gelas, air dituang ke dalam gelas, suara meneguk air minum.

72.SUGENG: Alhamdulillahhh... segaarr... Ribet amat sih. Nanti puasa diqodho lain hari kan bisa. Na... ini ada makanan.

73.SFX: Klontang-klonteng piring. Sugeng sadang makan siang dengan lahap.

74.SFX/MUADZIN: Kumandang azan. Allahu akbar, Allaaaahu akbar...!

75.NISA: (OFF MIKE) Mass.... udah zuhur tuh...

76.SUGENG: (TERIAK) Iyaaa... udah denger kalii.... (PELAN) shalat jamaah ah, buat nebus dosa.

77.MUSIK (IN-UP-DOWN)

78.NARATOR:

Siang itu, masjid Al Hidayah ramai dikunjungi jamaah. Mereka berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan shalat zuhur berjamaah. Dan.. diantara para jamaah itu adalah Sugeng. Sugeng terlihat rapih menyandang sajadah. Melihat penampilannya, tak ada yang meragukan kalau Sugeng adalah orang saleh dan taat beribadah. Barangkali juga tak ada yang menyangka kalau hari ini Sugeng sebenarnya tidak berpuasa.

79.SUGENG: Assalamu’alaikum, Tadz.

80.USTADZ: Wa’alaikumussalam... nahh... begini kan sedep dlihat Pak Sugeng.

81.SUGENG :Ah, Pak Ustadz bisa aja. Sekali-kali rajin Tadz. Buat nebus dosa. Mumpung bulan puasa.

82.USTADZ: Betul sekali Pak Sugeng. Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Inilah saatnya kita banyak minta ampunan pada Allah. Membersihkan diri. Bulan Ramadhan itu semacam sekolahan, semacam tempat training.

83.SUGENG: Maksud Pak Ustadz.

84.USTADZ: Maksudnya di bulan Ramadhan inilah kita berlatih membuat kebiasan berbuat baik. Kebiasaan beribadah. Kalau sudah terbiasa, harapannya nanti setelah keluar dari Ramadhan juga tetap melakukan semua kebaikan itu.

85.SUGENG: Memang berat Tadz ya, menjadi muslim yang baik.

86.USTADZ: Hanya di awal saja, pada saat kita membuat kebiasaan. Nanti kalau sudah terbiasa juga akan terasa ringan. Awalnya kita membuat kebiasaan, tapi setelah itu kita yang akan didikte oleh kebiasaan itu.

87.SUGENG: iya, iya, Tadz. Alhamdulillah, untungnya saya punya istri yang salehah Tadz. Dia selalu saja mengingatkan saya untuk rajin beribadah. Kalau nggak ada dia, mungkin saya belum sadar untuk melakukan ibadah puasa.

88.USTADZ: Emm... Pak Sugeng, mohon maaf. Pak Sugeng puasa?

89.SUGENG: Eng... (GUGUP), iya, iya. Ya pasti lah, Tadz. Setahun sekali masa dilewatkan. Memangnya... kenapa Tadz?

90.USTADZ: Enggak... itu di bibir Pak Sugeng kok masih ada biji nasi yang nempel.

91.SUGENG: Eng.. masa sih, Tadz. (TERSIPU) Oh, iya, nih. Kok... bisa ya. Ini... eng.. ini kayaknya bekas sahur semalam....

92.MUSIK (IN-UP-DOWN)

93.NARATOR:

Demikianlah, sandiwara radio TITIAN ILAHI, dalam episode: TERLENA DEMAM BOLA. Naskah karya: Tohirin el-Ashry. Dimainkan oleh: Teater Angkasa, Jakarta. Persembahan Radio Republik Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) Jakarta. Sampai jumpa dalam episode berikutnya.

94.MUSIK (IN-UP-PENUTUP)

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun