Mohon tunggu...
Kang Gandhung Fajar Panjalu
Kang Gandhung Fajar Panjalu Mohon Tunggu... Dosen - Kompasianer Baru - Sejak 2011.

Pembelajar malam, Perindu hujan yang kena gerimis dikit langsung berteduh,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencegahan Stunting Jadi Sorotan Hari Keluarga, Bagaimana Pandangan Islam?

28 Juni 2022   18:52 Diperbarui: 29 Juni 2022   04:44 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

- Pemberian Air Susu Ibu -

Pemberian Air Susu Ibu merupakan bagian penting dari pencegahan stunting. Seorang bayi dianjurkan menerima ASI Eksklusif selama enam bulan, serta dilanjutkan dengan pemberian ASI ditopang Makanan Pendamping ASI hingga bayi berusia dua tahun.

Manfaat ASI sebagai makanan utama bayi baru lahir tentu sangat besar. Misalnya sebagai asupan kaya gizi, mengoptimalkan perkembangan otak, menurunkan resiko gangguan fisik dan mental, serta sederet keunggulan lain.

Islam mengajarkan bahwa proses pemberian ASI, bukan hanya menjadi tanggungjawab ibu, namun juga ada peran ayah didalamnya untuk mencukupi kebutuhan yang muncul. Hal tersebut terdapat dalam QS Al-Baqarah 233, yang artinya “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut…“

- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat -

Salah satu langkah pencegahan stunting adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh setiap rumah tangga dengan meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.


Dalam Islam, kebersihan bukan hanya berada pada aspek sosial semata, namun juga masuk dalam ranah ibadah yang dikenal dengan konsep Thaharah (bersuci). Thaharah bermakna menyucikan diri dari Najis (kotoran fisik) dan Hadats (kotoran non-fisik).

Secara sosial, kebersihan dilakukan dengan perilaku bersih dari sampah, debu maupun bau yang tidak enak. Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu." (HR. Tirmizi)

- Makanan yang Halal dan Thayyib -

Dalam konsep Islam, makanan yang dikonsumsi haruslah memenuhi aspek halal dan thayyib. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam QS. al-Maidah ayat 88 yang artinya “dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”.

Makanan halal merupakan makanan yang didapatkan dan diolah dengan cara yang dibenarkan oleh Islam. Misalnya makanan berupa daging ayam, maka terkait proses penyembelihan, pengolahan hingga penyajian makanan tersebut haruslah sesuai dengan Syari’at Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun