Mohon tunggu...
Muhammad Raihan Yusuf Islami
Muhammad Raihan Yusuf Islami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya berhobi menonton sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Usia Tak Menyurutkan Sariah untuk Semangat Berjualan Nasi

2 Desember 2023   22:28 Diperbarui: 2 Desember 2023   23:33 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyuman semangat bu sariah. Dokpri

MALIOBORO -- Naik Kuda Pakai Celana, Sapi bunting lambat jalannya, Walaupun hidup sederhana, Yang penting hati selalu bahagia. Pantun yang cocok untuk ibu sariah karena dia merupakan seorang wanita yang super power semangatnya. Waktu demi waktu yang telah dia lalui setiap harinya, usia demi usia telah dia lalui, tetapi tak membuat halangan baginya.

Ibu sariah adalah wanita asli magelang yang sudah berusia 75 tahun. Usia tak membuat semangat bu sariah luntur, setiap weekend selalu berjualan diarea malioboro. Malioboro merupakan area pusat kota yogyakarta yang sangat ikonik sejak dahulu. Area tersebut tak asing bagi sariah, karena dia sudah terbiasa dengan area malioboro karena sejak kecil semasa dia menginjak waktu sekolah dasar, sariah sudah memulai perjuangannya yaitu dengan berjualan nasi diarea malioboro. Berjualan merupakan kebiasan sariah setiap harinya supaya bisa menghidupi keluargannya.

Ibu dengan lima anak tersebut menganggap umur hanyalah angka yang bertambah terus, tetapi dengan kian bertambah terus menerus usianya tak pantang menyerah bagi sariah sendiri guna mempertahankan hidup dengan semangat berjualan nasi dipusat kota yogyakarta tersebut. Dahulu sebelum covid bu sariah selalu semangat berjualan nasi di area malioboro, tetapi ketika covid sudah reda dia memutuskan untuk berjualannya setiap weekend saja yaitu hari sabtu dan minggu. Berjualan sejak sd membuat malioboro tersebut tak asing bagi sariah, bahkan dia bertemu dengan suaminya pun di area maliobor juga. Sang suami dahulunya bekerja sebagai tukang becak di malioboro, dan bu sariah berjualan nasi dan pada akhirnya mereka bertemu di malioboro serta memutuskan untuk menikah akhirnya mereka, bu sariah menikah ketika berusia smp jadi bisa dikatakan nikah muda.

Berjualan mulai pagi dan pulangnya pun belum tentu tergantung dagangannya habis dahulu baru bisa pulang, berjualan nasi keliling di area malioboro kini membuat sulit bu sariah karena saat ini para tukang becak pun sudah membawa bekal sendiri dari rumah, hal tersebut membuat bu sariah agak terlihat sedih, yang awalnya dia menggantungkan ludesnya dagangan lewat tukang becak di malioboro, akan tetapi sekarang tukang becaknya sudah membawa bekal nasi sendiri dari rumah sendiri. Tetapi hal tersebut tak membuat sedih bu sariah, tetapi hal tersebut membuat semangat bu sariah untuk terus semangat berjualan. Ada hari yang bagi bu sariah sedih adalah ketika dagangannya tidak banyak terjual, hal tersebut membuat sedih tetapi bu sariah bisa bangkit semangat yaitu dia percaya kepada allah kalau gak banyak terjual berarti belum rejeki bu sariah.

Semangat yang dilakukan oleh bu suriah membuat iri pada anak-anak muda, beliau jauh dari magelang ke jogja hanya untuk membiayai kehidupannnya. "semangat ku ra tau ntek mas, walaupun usia ku sampun 75 tapi aku ra gelem dikon melu anakku sing uwis omah-omah," ucap bu sariah. Meskipun anak-anaknya dan cucunya sudah bisa hidup berumah tangga sendiri dia enggan untuk tinggal bersama, takut merepotkan anaknya dan mantunya. Sudah pernah diajak untuk tinggal bareng bersama anaknya tapi bu sariah menolaknya dengan alasan dia tinggal bersama suaminya saja yang duah berusia 85 tahun. Walaupun dijogja ngontrak rumah tetapi bu suriah bersyukur dengan tempat tinggalnya walaupun kecil dan bertutup hanya dengan rotan saja, dia lebih senang tinggal dengan suaminya saja dirumah sederhana dibandingkan harus tinggal dengan anaknya, sifat gak mau merepotkan tersebutlah yang menjadi utama untuk enggan tinggal bersama anaknya.

Hal yang membuat bahagia bu sariah adalah bertemu dengan teman-temannya, jadi ketika dirumah saja bu suriah merasa suntuk dan gak tahu mau melakukan apa, berbeda dengan dia berjualan di malioboro, dia merasa sangat bahagia sekali karena dia bisa berolahraga jalan kaki mengelilingi malioboro sambil menjualkan dagangannya serta juga bertemu dengan temannya di maliobor. Rasa suntuk bu suriah bisa terobati ketika dia berjualan di malioboro, canda tawa yang dia lakukan bersama temannya membuatnya semangat dan bahagia. Jadi kunci bu suriah awet sehat adalah dia setiap hari berjalan kaki mengelilingi malioboro dan senang bertemu temannya merupakan kunci dari bu sariah awet sehat.

"kunci sehat adalah bertemu teman-teman disini, walau dagangan kadang tidak habis tapi obatnya adalah bertemu dengan teman, terkadang mbah di beri baju batik ya begitu alhamdulilah banget, rejeki ne mbah hari ini diberi baju batik, daripada berdiam diri dirumah malah bikin badan sakit, mending ke malioboro ketemu teman dan bisa olahraga juga sambil berjualan," ucap bu sariah. Jadi bu sariah menegaskan lebih baik berjualan saja di malioboro dibandingkan harus dirumah saja. "hidup harus semangat, apapun itu cobaannya yang harus dilewati didepan, bismillah dulu saja," ucapan semangat bu sariah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun