Mohon tunggu...
Moelyadi Sikumbang
Moelyadi Sikumbang Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Allah dan saudara buat sesama

Whatever.. apapun yang terjadi hidup harus lebih baik..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Pengecut di Tahun Penuh Fitnah

20 Desember 2020   09:03 Diperbarui: 20 Desember 2020   09:47 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akan datang tahun penuh fitnah... (Al-hadist) ujar Baginda Nabi Muhammad SAW.
Hadist Tahun penuh Fitnah menjadi hadist familiar saat ini.

Tahun fitnah yg sebenarnya tidak hanya terjadi di era ini, nyaris.. pemimpin pemimpin di republik ini punya catatan "Tahun Fitnah" bagi ummat Islam.

Yg terbaru, kita melihat fitnah terhadap enam laskar korban pembantaian, apapun alasannya pembantaian tersebut sangatlah tidak di benarkan apapun agama anda.

Sebelum Nabi Muhammad SAW, Allah memberi pelajaran kepada kita bagaimana perjuangan Nabi Musa A.S dan Nabi Harun A.S dalam menghadapi fitnah Fir'aun yg keji dan kejam terhadap Nabi dan pengikutnya..

Di era Rasulullah SAW, Baginda kita mengajarkan bagaimana menghadapi fitnah dari Abu Jahal and the gank, terhadap Nabi dan para Sahabat di kota Mekkah.

Atau pelajaran dari Miksilna atau Maximilian dan para penghuni gua Kahfi lainnya yg "tertidur" ratusan tahun ketika mereka berupaya mempertahankan keimanan mereka dan menentang kedzaliman Decyanus, Raja Romawi Timur saat itu..

Satu persamaan yang bisa kita petik dari contoh yang Allah berikan dalam menghadapi "Tahun Fitnah" yakni BERHIJRAH..

Namun ada Satu perbedaan besar apa yg ashabul Kahfi alami dan Para Nabi hadapi dengan apa yang terjadi saat ini.. Yakni Beliau-beliau menghadapi pemimpin yang KAFIR

Sementara kita disini "dibenturkan" dengan pemimpin yg masih mengakui bahwa dia seorang MUSLIM.
Kita disini "dibentrokkan" dengan aparat pemerintah yg juga mayoritas MUSLIM.
Kita "di adu domba" dengan para pendukung "Tahun Fitnah" ( walaupun mereka pasnabung ) yang juga mayoritas Saudara MUSLIM kita..

Lalu bagaimana sikap kita terhadap"Tahun Fitnah" saat ini ??

14 Abad sebelum Ir. Soekarno berkata kita hidup di bawah fatamorgana,
Nabi telah visualkan Tanda tanda "Tahun Fitnah" bagai hari yang terlihat tenang namun berkabut ada fitnah yg buta dan bisu yang di komandoi pemimpin dari pintu pintu Neraka.
 
"Belajarlah Kitabullah dan amalkan apa yang ada di dalamnya.." ucap Rasulullah S.A.W  ketika Sahabat Khuzaifah bin Al Yaman bertanya tentang keburukan yang terjadi setelah kebaikan ( keburukan yg datang dari seorang yang telah datang kebaikan Islam padanya )

"Wafat karna menggigit pohon lebih mulia daripada kita mengikuti pemimpin yang dzolim" Ucap Nabi kepada Sahabat Khuzaifah bin Al Yaman.

Sabda beliau yang lain " Jika seorang diantara kalian menjadi obyek Fitnah, maka jadilah seperti salah satu anak Adam yang paling baik ( Habil ) - HR Abu Dawud, Imam Ahmad, Ibnu Majah dan Al Hakim -

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda:

"Kelak akan ada banyak kekacauan dimana di dalamnya orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik daripada yang berusaha (dalam fitnah). Siapa yang menghadapi kekacauan tersebut maka hendaknya dia menghindarinya dan siapa yang mendapati tempat kembali atau tempat berlindung darinya maka hendaknya dia berlindung." (HR. Al-Bukhari no. 3601 dan Muslim no. 2886).

Bersembunyi ?? Berlindung ?? Ngumpet ??

Apakah kita takut ?? TIDAK

Karna Takut kita absolute dan Mutlak hanya untuk Allah..
Saat ini, kekuatan kita bukan untuk melukai Saudara kita yang lain..
Karna darah MUSLIM Haram untuk ditumpahkan sesama MUSLIM..

Kita mengutuk keras pembantaian terhadap 6 Saudara kita tapi menyikapinya dengan emosi dan dendam akan menciptakan pembantaian terhadap saudara kita yg lain baik itu aparat atau sipil.

Kita mendesak pengusutan tuntas pelanggaran HAM atas 6 Saudara kita tapi kita tak boleh membuat saudara kita yg lain meregang nyawa.

Jika anda Pendemo, berdemo lah dengan santun..
Seperti Nabi Musa dan Nabi Harun yg diperintah Allah untuk mendatangi serta berdakwah kepada Fir'aun dgn lemah lembut...

Jika anda aparat maka berjagalah dengan kepala dingin dan dewasa seperti halnya pasukan Salahuddin Al Ayyubi yg tidak menyakiti dan membunuh warga sipil serta tentara musuh yang sudah menyerah...

Karna kita adalah SAUDARA... !!!

Kebenaran hanya milik Allah..
HasbunaAllah wa ni'mal wakiil...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun