Sudah jatuh tertimpa tangga. Pepatah yang pas untuk Donald Trump. Sudah kalah dalam pilpres 2020 terancam pemakzulan pula.
Ditengarai gegara cuitan-cuitannya telah memicu terjadinya tragedi penyerbuan gedung Capitol Hill. Para pendukung Trump menyerbu ke dalam gedung. Mereka ingin menggagalkan pengesahan kemenangan Joe Biden dalam pilpres 2020.
Sejumlah tokoh mengecam tindakan Trump. Mantan presiden George W Bush menyebut tragedi Capitol Hill sebagai pemberontakan terhadap praktik denokrasi. Barack Obaca mengatakan sebagai aib besar. Sementara Jimmy Carter dengan keras menjuluki sebagai tragedi nasional.
Sejak awal Trump tidak mau mengakui kekalahannya. Dia menuduh kemenangannya telah dicuri. Pada kenyataannya penyelenggara pemilu dan Konggres pun tidak menggubris klaim Trump tersebut.
Akibat ulahnya kini Trump dibayang-bayangi isu pemakzulan terhadap dirinya. Seorang senator Republik, partai yang mengusung dirinya dalam dua kali pilpres, Romney sudah mendesak Senat untuk memakzulkan Donald Trump.
Dari berbagai sumber berita wakil presiden Mike Pence dan sejumlah menteri utama dikabarkan tengah berdiskusi tentang wacana pemakzulan Trump.
Ketua DPR AS Nancy Peloci bahkan sudah mengultimatum, mundur atau dimakzulkan. Banyak kalangan yang mendukung diaktifkannya Amanademen ke 25 Konstitusi AS.
Kau yang Memulai Kau yang Mengakhiri
Fakta lain yang semakin memperpuruk Trump adalah dibekukannya secara permanen akun Twitter @realDonaldTrump. Facebook pun turut membekukan akunnya untuk sementara waktu.
Jelas ini merupakan pukulan telak untuk Donald Trump. Kita tahu kemenangan Trump dulu disebut-sebut berkat dukungan media sosial. Donald Trump begitu aktif memanfaatkan medsosnya untuk mengkampanyekan dirinya.
Seperti lirik sebuah lagu saja. Kau yang mulai kau yang mengakhiri. Medsos yang memenangkannya dalam pilpres pertama. Medsos pula yang menjatuhkannya di akhir kekuasaannya.Â
Mampukah Donald Trump lolos kembali dari upaya pemakzulan dirinya?
Jkt, 090121