"Ada perlu sama bu Dita", jawabku.
Aku pun menceritakan maksud kedatanganku ke rumah bu Dita. Aku juga sampaikan kenapa selama ini kami tidak pernah saling bertegur sapa sekalipun sudah lama saling bertetangga.Â
Kami melihat bu Dita begitu sibuknya sehingga tidak pernah terlihat di rumah selain hari Minggu. Para tetangga jadinya tidak berani mengganggu waktu bu Dita bila sedang santai di rumah.
Bu Dita memperhatikan semua ceritaku dengan penuh semangat dan bisa memaklumi kalaupara tetangga sepertinya menjaga jarak dengannya.
"Ya udah nanti bu Suti saya kasih buat bayar sekolah anakknya. Tidak usah pinjam", katanya.
"Lho kok nggak usah pinjam gimana bu ?", tanyaku.
"Anggap saja saya bantu-bantu bu Suti", jelasnya.
"Kalo begitu saya terima kasih banyak bu Dita", kataku.
"Jadi tidak enak ngerepotin bu Dita", lanjutku.
"Ya udah biar enak gimana kalo setiap Sabtu bu Suti bersih-bersih di rumah saya. Nanti tiap bulan saya bantu bayar sekolah anaknya", kata bu Dita yang membuatku senang.
"Baik bu Dita. Makasi sudah berkenan membantu kesulitan kami", kataku sambil menyalaminya.