Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ruwatan

2 Agustus 2020   07:08 Diperbarui: 2 Agustus 2020   07:32 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang pintar yang tiba-tiba datang ke rumahku atas suruhan ibu mertuaku itu semakin hari semakin bikin aku pusing. 

Untuk menjalankan misinya ada-ada saja permintaannya. Tiap pagi minta dibelikan kembang tujuh rupa kemudian ditaburkan di depan pintu rumah, biar orang yang bermaksud jahat mengurungkan niatnya begitu menghirup wangi bunga, begitu katanya. Jadinya aku terpaksa tiap pagi pergi ke pasar membeli bunga tujuh rupa.

Malam hari dia melek tidak tidur sambil berkomat-kamit entah mengucapkan apa. Kadang dengan membakar kemenyan yang membuatku pusing dengan bau asapnya yang menyengat. Pagi hari kadang tetanggaku bilang kok semalam kayak ada bau-bau mistis yang membuatku jadi malu sama mereka.

Hari ini dia minta dicarikan kepala kambing jantan yang bulu-bulunya semua hitam. Katanya akan ditanam di pojokan halaman rumah kami. 

"Baunya yang amis menyengat dapat mengusir setan", katanya.

Suamiku pun menyanggupinya. Untung ini hari lebaran haji jadi gampang untuk mendapatkan kepala kambing. Sesampai di rumah suamiku disuruh menggali lubang sementara dia membungkus kepala kambing itu dengan kain putih. Sambil komat-kamit membacakan mantra bungkusan kepala kambing itu dikuburkan dengan penuh khidmat.

Suamiku mengikuti semua permintaannya tanpa membantah sedikit pun.

                                                      **

Sebagai wanita yang dididik ilmu agama sejak kecil aku tidak percaya kepada hal-hal yang tidak masuk akal. Aku diajarkan untuk hanya percaya kepada Gusti Alloh. Semua yang dialami manusia sudah digarikan olehNya tak terkecuali perjalanan hidup manusia. Aku meyakini betul apa yang sedang menimpaku, berumah tangga-menjanda dan menikah lagi, adalah sesuai kehendakNya.

"Kenapa mas menuruti semua permintaannya?", tanyaku tentang kelakuan si kakek.

"Dia juga hanya menuruti perintah ibu", jelas suamiku.

Aku tak bisa berkata-kata lagi. Semua ini bersumber dari ibu mertuaku yang begitu percaya dengan hal-hal yang di luar nalar ini. Kami tidak berani membantah kemauannya karena kami semua begitu bergantung kepadanya. Bukan hanya aku dan suamiku atau si kakek, hampir semua orang kampung begitu tunduk kepada ibu mertuaku yang sangat berkuasa karena kekayaannya.

Tapi kali ini aku tidak sanggup lagi menuruti permintaan si kakek yang katanya baru saja mendapatkan wangsit. Semalam memang aku lihat dia seperti orang semedi semalaman. Paginya dia berbincang dengan suamiku. Akhirnya suamiku menyampaikan permintaannya kepadaku. Aku marah mendengar permintaannya lewat suamiku. Aku harus dibersihkan dari roh-roh jahat yang menempel di tubuhku dengan ruwatan.

Aku kan pernah bilang aku sudah hapal di luar kepala seperti apa trik para lelaki untuk menarik perhatian dan mendekatiku. Dari pandangan mata, gerakan tubuh atau ucapan aku tau arahnya kemana. Jadi dengan permintaannya kali ini pun aku tau apa sesungguhnya maksudnya.

Masa aku harus dimandikan kembang olehnya pada tengah malam, ada-ada aja pikirku !

Jkt, 020820

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun