Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nikah Dulu, Pestanya Belakangan Sudah Biasa

19 Juli 2020   08:15 Diperbarui: 19 Juli 2020   08:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesadaran dan juga penyesalan memang selalu datang belakangan.

Saya baru "ngeh" ternyata fenomena nikah dulu pestanya belakangan sudah biasa di masyarakat. Di masa pandemi hal ini menjadi semakin sering dilaksanakan. Peristiwa seumur hidup sayang kalau dilewatkan, begitu alasan harus melaksanakan pesta pernikahan sekalipun harus ditunda dulu sampai setelah covid-19 berlalu.

Awalnya saya merasa janggal melihat fenomena terjadinya perbedaan waktu akad nikah, juga khitanan, dengan pestanya.  Ada nuansa yang hilang menurut saya, tetapi di masyarakat di mana sekarang saya bertempat tinggal rupanya itu sudah biasa terjadi.  Ada yang beralasan mengumpulkan biaya pesta dulu, mencari momen waktu yang tepat bahkan ada yang (maaf) menunggu anakya lahir dulu.

Selama masa PSBB ini saya sudah mendapati dua kerabat yang hanya melaksanakan pernikahan dengan protokol kesehatan dan membatalkan pesta pernikahannya.  Yang lebih menyesakkan dada kedua-duanya sudah pesan makanan untuk suguhan para tetamu,  Niatnya mau makan bareng dengan keluarga besar dan kerabat tetapi terpaksa dibatalkan.

Bulan Syawal atau bulan Haji biasanya hampir tiap sabt minggu bisa 2 atau 3 menghadiri pesta, baik nikahan maupun khitanan. Sudah empat bulan bahkan mungkin enam bulan ke depan kita tidak bisa rebutan menyantap hidangan pesta pernikahan. Tak ada lagi ibu-ibu yang ribut rebutan sepotong aging rendang.

Pandemi covid-19 memang banyak mengubah kebiasaan kita selama ini.  Work from Home sebetulnya sudah lama menjadi wacana perusahaan-perusahaan besar dengan adanya kemajuan teknologi informasi. Kini itu semua bukan lagi sekedar wacana tetapi benar-benar dan harus dilakukan, bekerja dari rumah.

Waktu masih kecil dulu setiap bersin, apalagi kebetulan pas makan, saya diharuskan mencuci tangan oleh orang tua. Sebagai anak saya patuh saja bahkan kebiasaan itu saya jalankan sampai sekarang. Bukankah bersin adalah isyarat alamiah dari tubuh bahwasanya ada birus atau bakteri yang akan menyusup ke dalam tubuh kita ?  Rupanya benar secara medis virus dapat dicegah masuk ke dalam tubuh dengan sering-sering kita mencuci  tangan.

Bukankah itu semua ajaran nenek moyang yang sekarang disebut protokol kesehatan ?

Jkt, 190720

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun