Mohon tunggu...
Rudiyanto
Rudiyanto Mohon Tunggu... Guru - KADER JKN-KIS

Ya Allah mudahkanlah segala urusan ku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merancang Pendidikan Generasi Zaman Now

7 Juli 2018   16:04 Diperbarui: 7 Juli 2018   16:19 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo sahabat kompasiana, masih berktifitas yah, moga aja hari ini kita semua mendapatkan kesuksesan dan keberuntungan serta keberkahan di setiap langkah kita semua..Amin

Satu minggu lagi anak kita akan memasuki Tahun Pelajaran Baru 2018/ 2019. Tentunya banyak hal yang perlu di siapkan dan direncanakan oleh setiap orang tua. Baik dalam memilih sekolah bagi yang akan masuk sekolah baru  maupun dalam menyikapi sekolah pilihan anak yang kadang tidak sesuai dengan harapan dan  keinginan orang tua. Inilah yang sering terjadi gesekan kecil antara orang tua dan anak yang kadang menimbulkan gejolak dalam keluarga daam memilih sekolah. Hal ini perlu di maklumi bersama  anak zaman dulu dan zaman sekarang, sungguh sangat amat  berbeda.

Oleh karena itulah penulis ingin mencoba mengamati dan menganalisa terhadap perkembangaan pendidikan dari era nya penulis sendiri, sampai era sekarang yang banyak orang mengatakan eranya  Zaman Now, sungguh  banyak mengalami pergeseran nilai dan arah Tujuan pendidikan itu sendiri.

antalyacentral.com
antalyacentral.com
genmuda.com
genmuda.com
Sebagai orang tua, memberikan pendidikan terbaik bagi anak sudah pasti jadi prioritas utama. Namun tentunya harus memiliki pemikiran masing-masing mengenai pendidikan anak. Untuk itu, perlu  sekali orang tua untuk saling berkomunikasi dengan baik agar bisa mewujudkan pendidikan terbaik buat si kecil yang hidup di zaman Now.

Sudah puluhan tahun, kebanyakan orangtua menggunakan acuan sekolah favorit sebagai pilihan terbaik sebagai sekolah anaknya. Sekolah favorit adalah sekolah yang menjadikan capaian nilai akademis dan gelar juara sebagai ukuran keberhasilan. Pada masa lalu, acuan tersebut bisa jadi efektif dan terlihat sukses.

Namun, zaman berubah. Anak-anak zaman sekarang lahir di zaman yang sama sekali berbeda: zaman berkelimpahan, akses informasi sangat mudah, ritme kehidupan yang cepat dan pilihan cara hidup yang beragam. Anak zaman now lahir dan tumbuh menjadi generasi yang berbeda. Perbedaan pun terjadi pada tantangan kerja di masa depan anak.  Bagaimana dengan tantangan 20 tahun yang akan datang ketika Anak Zaman Now lulus sekolah/kuliah?

Oleh karena itulah wajar bagi orang tua zaman sekarang agar bisa melek mata dan melek Informasi dalam menyikapi  perkembangan anaknya, mulailah kita merancang massa depan anak dengan pasangan kita, jangan sampai kita menyekolahkan anak kita  hanya sebatas keinginan salah satu orang tua saja, melainkkan hasil diskusi keduanya.

Disini penulis akan menuliskan  tips-tips untuk memulai pembicaraan tentang pendidikan anak bersama pasangan kita semua.yaitu,

  • Terbuka dan saling mendengarkan

Tak ada individu yang sama persis, bahkan anak kembar pun. Sehingga wajar saja kalau masing-masing  memiliki perbedaan pendapat dan perbedaan pemikiran mengenai hal apapun, termasuk pendidikan anak.

Mulai lah dengan mengkomunikasikan harapan masing-masing mengenai masa depan si Kecil. Bersikap lah terbuka dan saling mendengarkan ide serta pendapat masing-masing. Bagaimana pun, kita orang tua sama-sama ingin memberikan yang terbaik bagi si Kecil, kan

 

  • Buat Komitmen Bersama

Pendidikan anak itu dimulai dari rumah dan merupakan tugas  bersama. Bicarakan nilai-nilai yang ingin orang tua terapkan pada anak. Jika orang tua ingin memiliki anak yang tumbuh jadi individu yang memiliki sifat-sifat positif dalam segala hal, maka orang tua  harus sama-sama memiliki komitmen untuk menjadi pendidik yang memberi tauladan sesuai tujuannya.

Misalnya, orang tua ingin si Kecil tumbuh jadi anak yang mandiri dan disiplin, baik ibu dan ayah harus mendorong anak bersikap mandiri seperti mengajarkan mandi sendiri. Bisa juga memberi dia tugas rumah sesuai usianya, seperti membereskan tempat tidurnya sendiri dan mainannya setelah selesai bermain.

  • Satukan kriteria saat memilih sekolah

Semakin banyaknya jenis sekolah membuat orang tua  harus lebih kompak dalam menentukan kriteria memilih sekolah. Komunikasikan kriteria yang diinginkan. Apakah Orang tua  ingin memilih sekolah yang mementingkan akademik? Atau memilih sekolah berbasis agama? Atau sekolah yang sesuai dengan karakter si anak?

Sekolah yang lokasinya jauh atau dekat dari rumah, dan sebagainya.

Tentu saja, kondisi anak harus dipertimbangkan bahkan sebaiknya libatkan anak dalam memilih sekolah. Bagaimana pun, sekolah akan menjadi tempat si Kecil beraktivitas sehari-hari, sehingga pilihan sekolah harus jadi pilihan yang nyaman juga bagi anak.

  • Membuat rencana dana pendidikan

Orang tua tentu tahu, biaya pendidikan memiliki kenaikan yang tinggi per tahunnya.

Bayangkan saat si Kecil masuk mulai kuliah dalam 15-20 tahun lagi, biayanya pasti akan jauh lebih tinggi daripada sekarang! Artinya merencanakan dana pendidikan harus dipersiapkan dengan baik agar tujuan menyekolahkan anak setinggi-tingginya bisa tercapai.

Komunikasikan bersama mengenai dana pendidikan ini. Apa jenis simpanan yang akan dilakukan dan bisa mencapai tujuan orang tua. Siapa yang bertanggung jawab sebagai sumber utama dana pendidikan. Kalau dana pendidikan merupakan tanggung jawab berdua, apakah perlu membuat rekening terpisah sehingga tidak tercampur dengan tabungan lainnya.

Apapun dan bagaimana pun rencana orang tua, lakukan pembicaraan tentang pendidikan anak sedini mungkin. Bahkan, idealnya lakukan pembicaraan ini sebelum si Kecil hadir di tengah orang tua, sehingga orang tua bisa melakukan persiapan yang lebih maksimal.

Anda seorang suami atau seorang isteri, ajak pasangan Anda membicarakan pendidikan anak mulai hari ini!  Selamat Mencoba !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun