Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bincang “Tambang untuk Kehidupan” di Museum Geologi Bandung, dan Pesona Wisata Kebumian

26 Oktober 2016   16:43 Diperbarui: 19 Maret 2018   08:53 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandu wisata di Museum Geologi menjelaskan alat peraga yang dipamerkan| Dokumentasi pribadi

Bincang tentang Tambang untuk Kehidupan, Visit Museum Geologi Bandung, sambil  Nangkring Bareng Kompasiana. 


Siang itu saya memasuki gerbang utama Museum Geologi jalan Diponegoro 57 Bandung. Nomor telepon 022-721 3822. Lokasinya tak jauh dari Gedung Sate Bandung. Tampak ramai anak-anak sekolah. Wisata Sejarah di Museum ini memiliki nuansa sakral tersendiri.

Pastinya siswa sekolah ini akan pulang membawa kesan dan pemahaman tentang kebumian yang lebih baik di bandingkan hanya dengan  belajar di kelas atau dari buku saja.

Banyak alat peraga yang memudahkan siapapun memahami proses terjadinya bumi, masalah geologi dan tambang, bencana geologi, proses terjadinya bumi dengan cara beda.

Karena saya hadir untuk acara ini, tidak perlu membeli tiket dulu di loket  tiket yang lokasinya di luar sebelah toko cendera mata. Saya bisa langsung memasuki museum.

Meja resepsionis Museum Geologi, Jalan Diponegoro 57 Bandung. | Dok pri
Meja resepsionis Museum Geologi, Jalan Diponegoro 57 Bandung. | Dok pri
 Setelah  memasuki gerbang tampak meja  resepsionis sekaligus informasi menyediakan fasilitas  sejenis booklet kecil. Di dalam booklet itu ada penjelasan singkat dan peta ruangan.  Di seberangnya terdapat meja  untuk penitipan barang.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Langkah berlanjut  ke lorong panjang yang menghubungkan hall museum dengan ruang auditorium di sudut  timur . Sambutan senyum mempersilahkan saya mengisi buku tamu. Setelah saya masuk tampak ruangan yang nyaman dengan  panggung, layar infokus, kursi-kursi biru, dan fosil dinosaurus menghiasi sisi kiri panggung pembicara. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Begitu masuk tampak Efi Fitriyah , Bunda Intan , Winny , Ali Muakhir, Noniq  dan beberapa blogger sudah  duduk di ruangan.

Tampak juga  panitia Kompasiana, beberapa  juga dosen , mahasiswa ITB dan Unisba,  dan lain sebagainya. Hadir juga Kang Pepih dari Kompasiana.  Pimpinan  Museum Geologi Bapak Oman Abdurahman  Telah hadir pula   Ir. Sukmandaru Prihatmoko, M.Sc., Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia . Hadir juga Dr.-Ing., Ir., Aryo Prawoto Wibowo, M.Eng., Ketua Pusat Riset Unggulan Kebijakan dan Keekonomian Minerba FTTM ITB.

Agak sedikit lewat dari jam 14.00 , acara dibuka oleh MC cantik Putri. Hadirin dipersilahkan untuk menikmati kehangatan kopi dan teh serta camilan legit dan lezat. Serta segarnya es buah. Sang moderator Kang Nurulloh atau Nurul  Uyuy  memandu presentasi dan sesi  tanya jawab.

Di ruangan Auditorium Museum Geologi yang memiliki panggung untuk para pembicara, layar untuk  infokus, dan replika fosil dinosaurus di satu sudutnya. Kami para kompasianer mendapat banyak pengetahuan tentang liku perjalanan Museum bersejarah ini.

Kepala Museum Geologi Bapak Oman Abdurahman  mengawali penjelasan tentang Museum Geologi , disertai penayangan video.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Museum Geologi, Sejarahnya

Museum satu-satunya di Indonesia yang memaparkan tentang sejarah bumi, fosil, geologi dan pertambangan dan segala hal tentang kebumian sampai bencana geologi terekam di sini. Belajar soal tambang di sini khususnya bagi para pelajar akan lebih mudah jika berkunjung kemari.

Pada zaman pemerintahan Belanda (1929-1941), Museum Geologi disebut Geologisch Laboratorium dan merupakan unit kerja dari “Dienst van het Mijnwezen” yang berganti nama menjadi “Dienst van den Mijnbouw”.Museum Geologi sebagai bagian dari laboratorium Paleontologi dan Kimia.

Berdasarkan video sejarah museum yang ditayangkan. Diungkapkan kekayaan Nusantara banyak menarik  datangnya bangsa asing. Bukan hanya karena rempah-rempah, tapi juga hasil tambangnya.

Penelitian geologi  untuk eksploitasi bahan tambang sejak abad 18 berlangsung intensif , utamanya sejak revolusi industri. Para ahli yang datang dan memanfaatkan hasil tambang semua berkebangsaan Eropa datang.  Bangsa Indonesia hanya dijadikan  kuli, dan tidak menikmati hasilnya.

Dienst van den Mijnbouw”, adalah nama  Museum Geologi saat  diresmikannya tanggal 16 Mei 1929. Waktunya bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke IV di ITB (Bandung Technischee School).

Menjelang Perang Dunia ke  2 pemerintah Belanda kekurangan tenaga menengah geologi dan pertambangan. Sehingga  memilih 2 pegawai pribumi untuk ikut pendidikan sebagai asisten geologi coursedi Bandung. Arie Frederick Lasut dan dan Soenoe Soemosoesastro., yang tahun 1941 menyelesaikan pendidikan . Diangkat  sebagai  asisten ahli geologi di lapangan.

Menurut MM Poerbo,  Pak Arie Lasut dan Pak Soenoe  sangat berpengalaman di lapangan. Merekalah yang berperan dalam mencatat  semua kegiatan , data-data dan  hasil penelitian di  lapangan, sekaligus mereka juga yang  menyusunnya dalam bentuk laporan.

Belum lama mereka berdua  diangkat  sebagai  asisten ahli geologi, datanglah tentara Jepang menduduki Indonesia.

Museum Geologi  sekarang, kala itu bernama  “Dienst van den Mijnbouw” .  Di masa  pendudukan Jepang (1942-1945) diganti namanya menjadi “Kogyoo Zimusho” yang kemudian berganti nama menjadi “Tisitutyosazyo” . Demikianlah  catatan sejarah atas   Museum Geologi yang merupakan  bagian dari Laboratorium Paleontologi dan Kimia (Museum Geologi )

Menurut yang ditayangkan dalam sebuah video, di  acara Nangkring Kompasianer di Auditorium Museum Geologi 15 Oktober tersebut, dikisahkan pemuda Indonesia menduduki museum ini  . Melawan kependudukan Jepang. Dengan gigih di bawah kepemimpinan Pak Arie Lasut dan Pak Soenoe bersama para pemuda berjuang  untuk mempertahankannya.

Maka Museum tersebut diganti dengan nama Poesat Djawatan Tambang dan Geologi (Pusat Jawatan Tambang dan Geologi), dengan sebagai pimpinan Arie Frederick Lasut  dengan wakilnya Soenoe Soemosoesanto.

Tak lama setelah kemerdekaan Republik Indonesia diplokamirkan, datanglah pasukan Sekutu yang di dalamnya membonceng pasukan tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia. Termasuk juga ingin kembali merebut  Pusat Jawatan Tambang dan Geologi tersebut.

Kala itulah terjadi perlawanan. Baik Pak Arie Lasut maupun Pak Soenoe  berjuang menyelamatkan segala dokumen yang ada. Lalu mengungsikan  kantor  ini dari jalan Diponegoro, ke Jalan Braga Bandung, kemudian  ke Tasikmalaya, lalu ke Magelang dan ke  Yogyakarta. Dan kembali lagi ke Bandung.

Saat berada di Yogyakarta Pak Arie Lasut gugur ditembak tentara Belanda . Misteri  gugurnya beliau  kemungkinan karena mempertahankan dokumen geologi dan tambang terhadap tentara Belanda. Maka ditetapkanlah almarhum sebagai pahlawan nasional.

Semasa pengungsian di Magelang , Pak Soenoe  sempat mendirikan sekolah  untuk  tenaga Mantri Geologi dan Tambang. Pada masa tersebut   tenaga ahli geologi dan tambang bumi putera  masih sedikit.

Pak Soenoe inilah juga yang  mengalihkan bahasa Belanda jadi bahasa Indonesia. Membuat istilah untuk pembagian zaman, masa , kala dan waktu, isitilah pembagian  geologi.

Pada masa perjuangan  itulah Pak Arie Lasut gugur sebagai pahlawan nasional.

Tahun 1949 Pak Soenoe kembali dari pengungsian. Lalu diangkat sbeagai Kepala Jawatan Geologi dan Pertambangan di Jakarta.  Dalam perjalanannya  mengemban amanah inipun mengalami berbagai benturan. Termasuk pernah dipenjarakan selama 3 hari. 

Sampai ketika beliau akhirnya berniat kembali ke dunia pendidikan dan  berencana melanjutkan studi ke luar negeri setelah operasi batu ginjalnya. Sayang niat itu tak tercapai karena  setelah operasi itu beliau berpulang ke haribaan Sang Pencipta.

Yang patut diteladani dari ke 2 tokoh geologi dan pertambangan tersebut adalah , sikap  moral dan perilaku dan daya juang , yang penuh dengan  kegigihan, kejujuran dan kesederhanaan. Baik Pak Arie Lasut, maupun Pak Soenoe, meski dengan cara yang berbeda.

Demikian nilai-nilai moral nan heroik, sejarah  di balik keberadaan Museum Geologi Bandung.

Sejarah Museum Geologi Jalan Diponegoro Bandung setelah Indonesia merdeka 1945
Pengelolaan  Museum Geologi berada di bawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG, 1945-1950)
Institusi ini berganti nama menjadi Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952),
Berganti nama lagi menjadi Djawatan Geologi (1952-1956),
Pusat Djawatan Geologi (1956-1957),
Djawatan Geologi (1957-1963),
Direktorat Geologi (1963-1978),
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978-2002).
Pada 2003 Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), di bawah Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.
Pada 2013, berdasarkan Permen ESDM No. 12 Tahun 2013, Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.
.  (Sumber Museum Geologi  .

Pesona Wisata Sejarah Iptek Kebumian  di Kemilau Malam

Night  At Museum , itu sebuah judul film kesukaan anak-anak yang populer beberapa tahun silam. Malam itu  kami diajak mengitari museum  sebelum makan malam.Biasanya saat mengajak anak-anak ke Museum Geologi  kami selalu hadir pagi hiangga sore hari. Baru pertama  saya bersama rekan kompasianer lainnya mengitari Museum ini di malam hari.Sensasinya beda. Gemerlap lampu dan  sorotan gambar dari infokus lebih jelas.

kemilau malam di Museum Geologi Bandung| Dokumentasi pribadi
kemilau malam di Museum Geologi Bandung| Dokumentasi pribadi
Sayap Timur , Sejarah Kehidupan

Sayap timur bangunan adalah tempat  dimana Sejarah Kehidupan berada. Mulai dari Masa PraKambrium - Masa Paleozoikum. Kemudian Masa Mesozoikum. Masa Kenozoikum Zaman Kuarter. Dan Zaman Tersier. Dalam display ada  Fosil Tyrannosaurus Rex, dinnosaurus predator terbesar.Juga fosil mamalia purba Indonesia.

Tyrannosaurus Rex, dinosaurus predator terbesar. Fosilnyadi ruang peraga. Museum Geologi Bandung| Dokumentasi pribadi
Tyrannosaurus Rex, dinosaurus predator terbesar. Fosilnyadi ruang peraga. Museum Geologi Bandung| Dokumentasi pribadi
Pengunjung bersama putrinya , dan fosil mamalia purba, mamout (gajah purba)| Dokumentasi pribadi
Pengunjung bersama putrinya , dan fosil mamalia purba, mamout (gajah purba)| Dokumentasi pribadi
Tampak seorang anak kecil mengamati layar televisi yang memaparkan sejarah. Benda-benda bersejarah dipamerkan dilengkapi  berbagai teks penjelasan.

Salah satu sudut di Sayap Timur Museum Geologi Bandung. |Dokumentasi pribadi
Salah satu sudut di Sayap Timur Museum Geologi Bandung. |Dokumentasi pribadi
Museum ini memiliki ratusan ribu koleksi batuan , mineral dan fosil. Sebagian besar disimpan di ruang koleksi, sebagian kecilnya saja yang dipamerkan di ruang peragaan.

Sayap Barat, Geologi Indonesia

Berlanjut ke sayap barat bangunan. Di sini  terdapat tembok yang disorot oleh sebuah infokus. Cukup dengan sekali tekan tombol, maka  tampak di dinding film animasi  tentang kejadian bumi dan semesta alam. Dengan suara stereo yang menggetarkan, narasi tentang asal usul planet bumi dan semesta alam dipaparkan. Perangkat itu disebut Dome Audio Visual.

Sayap Barat , di dinding latar belakang tampak film animasi sejarah terjadinya bumi, Dome Audio Visual, Museum Geologi Bandung|Dokumentasi pribadi
Sayap Barat , di dinding latar belakang tampak film animasi sejarah terjadinya bumi, Dome Audio Visual, Museum Geologi Bandung|Dokumentasi pribadi
Seorang pramuwisata memberikan penjelasan dengan bantuan alat pengeras suara.

Pemandu wisata di Museum Geologi menjelaskan alat peraga yang dipamerkan| Dokumentasi pribadi
Pemandu wisata di Museum Geologi menjelaskan alat peraga yang dipamerkan| Dokumentasi pribadi
Berbagai peraga lain menjelaskan terjadinya tenaga tektonik, batuan dan mineral, pelapukan erosi dan pengendapan. Juga tentang terjadinya pelapukan, erosi , dan pengendapan. Ada sebuah layar monitor kecil yang menjelaskan tentang jeni batuan.

Animasi lainnya yang menarik juga ditayangkan di sebuah sudut tentang kegeologian. Menarik sekali. Tibalah saya di  ujung ruangan, sayap barat. Ini dia batu-batu cantik yang menggiurkan. Terbayang  permata dengan warna-warna jelita, aduhai.

Takjub saya memandangi jelitanya bebatuan bumi Indonesia.... jelang malam di Museum Geologi Bandung, saat acara Nangkring Bareng Kompasiana , bicara Tambang Untuk Kehidupan| Dokumentasi pribadi
Takjub saya memandangi jelitanya bebatuan bumi Indonesia.... jelang malam di Museum Geologi Bandung, saat acara Nangkring Bareng Kompasiana , bicara Tambang Untuk Kehidupan| Dokumentasi pribadi
Kekayaan batuan Indonesia, kecubung raksasa, indah sekali, warna ungu cemerlang. Museum Geologi Indonesia di Bandung|Dokumentasi pribadi
Kekayaan batuan Indonesia, kecubung raksasa, indah sekali, warna ungu cemerlang. Museum Geologi Indonesia di Bandung|Dokumentasi pribadi
Batu kecubung ‘raksasa’ di tengah-tengah ruangan indahnya  luar biasa. Ternyata bumi Indonesia sangat kaya dengan  batuan cantik. Ada juga batuan granit dan batuan ofiolit  dengan bentuk dan warna  mengesankan. Batuan Bancuh juga bagus. Inilah sudut yang mempresentasikan Kekayaan Sumber Daya Geologi. ....

Saya kembali mengitari ruangan sayap barat ini. Menyusuri  bagian utara sayap barat. Struktur Geologi Indonesia. Alat peraga menjelaskan tentang Roman Muka Bumi Indonesia, Guung Api Indonesia, Kars Indonesia, Paleogeografi dan Sebaran Fauna Indonesia.

Lantai Dua, Tambang, Sumber Daya Geologi, Bencana Geologi

Kembali mengikuti pemandu museum, kami menaiki tangga. Waah , ternyata ada gemerlap cantik membentuk layar dengan kemilau warna lampu. Kelap kelip menyambut kami. Berbelok ke kiri, ruangan yang berada di timur.

Lantai 2 Museum Geologi Indonesia , Bandung, di waktu malam| Dokumentasi pribadi
Lantai 2 Museum Geologi Indonesia , Bandung, di waktu malam| Dokumentasi pribadi
 Sejenak bulu roma berdiri. Karena di ruangan ini ada rekam sejarah bencana geologi. Ada benda-benda yang lumer  karena panasnya letusan gunung berapi. Seperti sepeda misalnya.

Banyak foto dan gambar serta bukti musibah  atau bencana geologi, seperti gempa bumi, letusan gunung ., banjir dan sebagainya. Tampak seorang kompasianer dan blogger bandung yang emak blogger juga, Neng Efi Fitriyah asyik berbincang dengan pemandu museum. Mengumpulkan informasi. 

Efi Fitriyah sedang bertanya banyak perihal kegeologian. Di Museum Geologi Bandung
Efi Fitriyah sedang bertanya banyak perihal kegeologian. Di Museum Geologi Bandung
Sebuah alat simulator gempa bumi terdapat di pojok. Beberapa orang tampak mencobanya. Dapat dipilih  kekuatan gempa ukuran mereka yang ingin mereka coba. Seorang petugas dengan ramah melayani siapa saja yang ingin mencoba. Displaypun terpapar mulai dari introduksi, zaman prasejarah, zaman sejarah dan era modern.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Nah , kalau  ingin tahu banyak soal tambang, tinggal keluar dari ruangan di timur lantai 2 ini, lalu menyeberang ke  ruangan sebelah barat lantai 2. Sumber daya geologi termasuk tambang  dijelaskan di ruangan ini.  Ruangan ini juga  memiliki alat peraga modern bernama Geodigi. Interaktif menarik yang menggabungkan geologi dan digital.

Disinilah kita bisa mengenal  sumber daya geologi, ada yang mineral dan  non mineral, lalu batu mulia, minyak, gas bumi, batu bara , panas bumi , dan sumber daya air.

Makan Malam di Museum

Usai mengitari malam di Museum  kami dipersilahkan untuk makan malam. Lalu pengumuman Live Twitter terbaik , antara lain Kang Benny Ramdhani dari Bandung dan Kang Ofi dari Purwakarta.

Makan malam yummy setelah visit Museum Geologi di waktu malam. Nangkring bareng Kompasiana di Bandung. | Dokumentasi pribadi
Makan malam yummy setelah visit Museum Geologi di waktu malam. Nangkring bareng Kompasiana di Bandung. | Dokumentasi pribadi
Selanjutnya ada pemberian kenangan untuk para pembicara yang diserahkan oleh Kang Pepih.

Malam itu acarapun berakhir dengan sejuta kesan dan pengetahuan  serta wawasan baru. Ternyata panjang sekali perjalanan Museum ini, dan betapa berharganya  keberadaan Museum ini untuk diwariskan bagi generasi mendatang. 

Mengenai  apa yang disampaikan oleh para pembicara nanti saya  sampaikan di tulisan saya yang lain. Yang berjudul :

Serba  Mudah, Lancar, Nyaman, Bahagia, karena Hasil Tambang

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun