Bincang tentang Tambang untuk Kehidupan, Visit Museum Geologi Bandung, sambil Nangkring Bareng Kompasiana.
Siang itu saya memasuki gerbang utama Museum Geologi jalan Diponegoro 57 Bandung. Nomor telepon 022-721 3822. Lokasinya tak jauh dari Gedung Sate Bandung. Tampak ramai anak-anak sekolah. Wisata Sejarah di Museum ini memiliki nuansa sakral tersendiri.
Pastinya siswa sekolah ini akan pulang membawa kesan dan pemahaman tentang kebumian yang lebih baik di bandingkan hanya dengan belajar di kelas atau dari buku saja.
Banyak alat peraga yang memudahkan siapapun memahami proses terjadinya bumi, masalah geologi dan tambang, bencana geologi, proses terjadinya bumi dengan cara beda.
Karena saya hadir untuk acara ini, tidak perlu membeli tiket dulu di loket tiket yang lokasinya di luar sebelah toko cendera mata. Saya bisa langsung memasuki museum.



Tampak juga panitia Kompasiana, beberapa juga dosen , mahasiswa ITB dan Unisba, dan lain sebagainya. Hadir juga Kang Pepih dari Kompasiana. Pimpinan Museum Geologi Bapak Oman Abdurahman Telah hadir pula Ir. Sukmandaru Prihatmoko, M.Sc., Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia . Hadir juga Dr.-Ing., Ir., Aryo Prawoto Wibowo, M.Eng., Ketua Pusat Riset Unggulan Kebijakan dan Keekonomian Minerba FTTM ITB.
Agak sedikit lewat dari jam 14.00 , acara dibuka oleh MC cantik Putri. Hadirin dipersilahkan untuk menikmati kehangatan kopi dan teh serta camilan legit dan lezat. Serta segarnya es buah. Sang moderator Kang Nurulloh atau Nurul Uyuy memandu presentasi dan sesi tanya jawab.
Di ruangan Auditorium Museum Geologi yang memiliki panggung untuk para pembicara, layar untuk infokus, dan replika fosil dinosaurus di satu sudutnya. Kami para kompasianer mendapat banyak pengetahuan tentang liku perjalanan Museum bersejarah ini.
Kepala Museum Geologi Bapak Oman Abdurahman mengawali penjelasan tentang Museum Geologi , disertai penayangan video.

Museum satu-satunya di Indonesia yang memaparkan tentang sejarah bumi, fosil, geologi dan pertambangan dan segala hal tentang kebumian sampai bencana geologi terekam di sini. Belajar soal tambang di sini khususnya bagi para pelajar akan lebih mudah jika berkunjung kemari.
Pada zaman pemerintahan Belanda (1929-1941), Museum Geologi disebut Geologisch Laboratorium dan merupakan unit kerja dari “Dienst van het Mijnwezen” yang berganti nama menjadi “Dienst van den Mijnbouw”.Museum Geologi sebagai bagian dari laboratorium Paleontologi dan Kimia.
Berdasarkan video sejarah museum yang ditayangkan. Diungkapkan kekayaan Nusantara banyak menarik datangnya bangsa asing. Bukan hanya karena rempah-rempah, tapi juga hasil tambangnya.
Penelitian geologi untuk eksploitasi bahan tambang sejak abad 18 berlangsung intensif , utamanya sejak revolusi industri. Para ahli yang datang dan memanfaatkan hasil tambang semua berkebangsaan Eropa datang. Bangsa Indonesia hanya dijadikan kuli, dan tidak menikmati hasilnya.
“Dienst van den Mijnbouw”, adalah nama Museum Geologi saat diresmikannya tanggal 16 Mei 1929. Waktunya bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke IV di ITB (Bandung Technischee School).
Menjelang Perang Dunia ke 2 pemerintah Belanda kekurangan tenaga menengah geologi dan pertambangan. Sehingga memilih 2 pegawai pribumi untuk ikut pendidikan sebagai asisten geologi coursedi Bandung. Arie Frederick Lasut dan dan Soenoe Soemosoesastro., yang tahun 1941 menyelesaikan pendidikan . Diangkat sebagai asisten ahli geologi di lapangan.
Menurut MM Poerbo, Pak Arie Lasut dan Pak Soenoe sangat berpengalaman di lapangan. Merekalah yang berperan dalam mencatat semua kegiatan , data-data dan hasil penelitian di lapangan, sekaligus mereka juga yang menyusunnya dalam bentuk laporan.
Belum lama mereka berdua diangkat sebagai asisten ahli geologi, datanglah tentara Jepang menduduki Indonesia.
Museum Geologi sekarang, kala itu bernama “Dienst van den Mijnbouw” . Di masa pendudukan Jepang (1942-1945) diganti namanya menjadi “Kogyoo Zimusho” yang kemudian berganti nama menjadi “Tisitutyosazyo” . Demikianlah catatan sejarah atas Museum Geologi yang merupakan bagian dari Laboratorium Paleontologi dan Kimia (Museum Geologi )
Menurut yang ditayangkan dalam sebuah video, di acara Nangkring Kompasianer di Auditorium Museum Geologi 15 Oktober tersebut, dikisahkan pemuda Indonesia menduduki museum ini . Melawan kependudukan Jepang. Dengan gigih di bawah kepemimpinan Pak Arie Lasut dan Pak Soenoe bersama para pemuda berjuang untuk mempertahankannya.
Maka Museum tersebut diganti dengan nama Poesat Djawatan Tambang dan Geologi (Pusat Jawatan Tambang dan Geologi), dengan sebagai pimpinan Arie Frederick Lasut dengan wakilnya Soenoe Soemosoesanto.
Tak lama setelah kemerdekaan Republik Indonesia diplokamirkan, datanglah pasukan Sekutu yang di dalamnya membonceng pasukan tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia. Termasuk juga ingin kembali merebut Pusat Jawatan Tambang dan Geologi tersebut.
Kala itulah terjadi perlawanan. Baik Pak Arie Lasut maupun Pak Soenoe berjuang menyelamatkan segala dokumen yang ada. Lalu mengungsikan kantor ini dari jalan Diponegoro, ke Jalan Braga Bandung, kemudian ke Tasikmalaya, lalu ke Magelang dan ke Yogyakarta. Dan kembali lagi ke Bandung.
Saat berada di Yogyakarta Pak Arie Lasut gugur ditembak tentara Belanda . Misteri gugurnya beliau kemungkinan karena mempertahankan dokumen geologi dan tambang terhadap tentara Belanda. Maka ditetapkanlah almarhum sebagai pahlawan nasional.
Semasa pengungsian di Magelang , Pak Soenoe sempat mendirikan sekolah untuk tenaga Mantri Geologi dan Tambang. Pada masa tersebut tenaga ahli geologi dan tambang bumi putera masih sedikit.
Pak Soenoe inilah juga yang mengalihkan bahasa Belanda jadi bahasa Indonesia. Membuat istilah untuk pembagian zaman, masa , kala dan waktu, isitilah pembagian geologi.
Pada masa perjuangan itulah Pak Arie Lasut gugur sebagai pahlawan nasional.
Tahun 1949 Pak Soenoe kembali dari pengungsian. Lalu diangkat sbeagai Kepala Jawatan Geologi dan Pertambangan di Jakarta. Dalam perjalanannya mengemban amanah inipun mengalami berbagai benturan. Termasuk pernah dipenjarakan selama 3 hari.
Sampai ketika beliau akhirnya berniat kembali ke dunia pendidikan dan berencana melanjutkan studi ke luar negeri setelah operasi batu ginjalnya. Sayang niat itu tak tercapai karena setelah operasi itu beliau berpulang ke haribaan Sang Pencipta.
Yang patut diteladani dari ke 2 tokoh geologi dan pertambangan tersebut adalah , sikap moral dan perilaku dan daya juang , yang penuh dengan kegigihan, kejujuran dan kesederhanaan. Baik Pak Arie Lasut, maupun Pak Soenoe, meski dengan cara yang berbeda.
Demikian nilai-nilai moral nan heroik, sejarah di balik keberadaan Museum Geologi Bandung.
Sejarah Museum Geologi Jalan Diponegoro Bandung setelah Indonesia merdeka 1945
Pengelolaan Museum Geologi berada di bawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG, 1945-1950)
Institusi ini berganti nama menjadi Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952),
Berganti nama lagi menjadi Djawatan Geologi (1952-1956),
Pusat Djawatan Geologi (1956-1957),
Djawatan Geologi (1957-1963),
Direktorat Geologi (1963-1978),
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978-2002).
Pada 2003 Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), di bawah Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.
Pada 2013, berdasarkan Permen ESDM No. 12 Tahun 2013, Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.
. (Sumber Museum Geologi .
Pesona Wisata Sejarah Iptek Kebumian di Kemilau Malam
Night At Museum , itu sebuah judul film kesukaan anak-anak yang populer beberapa tahun silam. Malam itu kami diajak mengitari museum sebelum makan malam.Biasanya saat mengajak anak-anak ke Museum Geologi kami selalu hadir pagi hiangga sore hari. Baru pertama saya bersama rekan kompasianer lainnya mengitari Museum ini di malam hari.Sensasinya beda. Gemerlap lampu dan sorotan gambar dari infokus lebih jelas.

Sayap timur bangunan adalah tempat dimana Sejarah Kehidupan berada. Mulai dari Masa PraKambrium - Masa Paleozoikum. Kemudian Masa Mesozoikum. Masa Kenozoikum Zaman Kuarter. Dan Zaman Tersier. Dalam display ada Fosil Tyrannosaurus Rex, dinnosaurus predator terbesar.Juga fosil mamalia purba Indonesia.



Sayap Barat, Geologi Indonesia
Berlanjut ke sayap barat bangunan. Di sini terdapat tembok yang disorot oleh sebuah infokus. Cukup dengan sekali tekan tombol, maka tampak di dinding film animasi tentang kejadian bumi dan semesta alam. Dengan suara stereo yang menggetarkan, narasi tentang asal usul planet bumi dan semesta alam dipaparkan. Perangkat itu disebut Dome Audio Visual.


Animasi lainnya yang menarik juga ditayangkan di sebuah sudut tentang kegeologian. Menarik sekali. Tibalah saya di ujung ruangan, sayap barat. Ini dia batu-batu cantik yang menggiurkan. Terbayang permata dengan warna-warna jelita, aduhai.


Saya kembali mengitari ruangan sayap barat ini. Menyusuri bagian utara sayap barat. Struktur Geologi Indonesia. Alat peraga menjelaskan tentang Roman Muka Bumi Indonesia, Guung Api Indonesia, Kars Indonesia, Paleogeografi dan Sebaran Fauna Indonesia.
Lantai Dua, Tambang, Sumber Daya Geologi, Bencana Geologi
Kembali mengikuti pemandu museum, kami menaiki tangga. Waah , ternyata ada gemerlap cantik membentuk layar dengan kemilau warna lampu. Kelap kelip menyambut kami. Berbelok ke kiri, ruangan yang berada di timur.

Banyak foto dan gambar serta bukti musibah atau bencana geologi, seperti gempa bumi, letusan gunung ., banjir dan sebagainya. Tampak seorang kompasianer dan blogger bandung yang emak blogger juga, Neng Efi Fitriyah asyik berbincang dengan pemandu museum. Mengumpulkan informasi.


Disinilah kita bisa mengenal sumber daya geologi, ada yang mineral dan non mineral, lalu batu mulia, minyak, gas bumi, batu bara , panas bumi , dan sumber daya air.
Makan Malam di Museum
Usai mengitari malam di Museum kami dipersilahkan untuk makan malam. Lalu pengumuman Live Twitter terbaik , antara lain Kang Benny Ramdhani dari Bandung dan Kang Ofi dari Purwakarta.

Malam itu acarapun berakhir dengan sejuta kesan dan pengetahuan serta wawasan baru. Ternyata panjang sekali perjalanan Museum ini, dan betapa berharganya keberadaan Museum ini untuk diwariskan bagi generasi mendatang.
Mengenai apa yang disampaikan oleh para pembicara nanti saya sampaikan di tulisan saya yang lain. Yang berjudul :
“Serba Mudah, Lancar, Nyaman, Bahagia, karena Hasil Tambang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI