Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Balita Kecanduan Gawai?

28 Mei 2020   10:32 Diperbarui: 28 Mei 2020   10:26 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhatian  orang tua sangat penting bagi perkembangan psikologi anak. Sebab orang tua adalah rule mode bagi anak. Anak-anak akan melihat dan meniru apapun yang dilihatnya. Terutama yang dilakukan oleh orang tua. Semua akan disimpan dalam memory dan menjadi modul alami sebagai pedoman kehidupannya.

Kita memang tak bisa menyangkal bahwa keberadaan balita yang membawa kebahagiaan rumah tangga sekaligus menjadi berkah kerepotan sebagai orang tua.

Apalagi di masa pertumbuhan, seluruh anggota tubuhnya bergerak dinamis searah perkembangan fisik maupun non fisik.

Sehingga keberadaan anak seringkali menjadi pemicu sebuah masalah bila orang tua kurang menyadari kondisinya.

Beberapa orang yang memiliki kemampuan memadahi menyerahkan pengasuhan anak pada art atau baby sitter, bahkan ada yang menyerahkan kepada tempat penitipan anak saat ditinggal bekerja .

Ada anak-anak yang berada dalam pengasuhan orang tua secara langsung. Karena ibu memang berada di rumah, dan hanya ayah yang bekerja. Atau ayah bekerja di luar, ibu bekerja di rumah berjualan makanan, membuka warung , atau bisnis online.

Jaman serba canggih, ibu juga ingin eksis bermedia sosial dengan kawan-kawan yang lain. Sehingga selain mengerjakan pekerjaan rumah yang menumpuk dan tak ada habisnya, ibu juga butuh hiburan melalui gawai yang dimilikinya.

Dari sini masalah mulai muncul. Anak melihat kegiatan orang tua dalam memainkan gawai. Orang tua terkadang juga mengambil jalan pintas memamerkan apa yang ada di dalam gawai kepada anak. Sehingga secara otomatis anak akan mahir menggulir layar, menonton apapun yang ada di gawai.

Game, kartun, gambar-gambar lucu, YouTube , adalah hal yang lazim yang sangat disukai anak-anak.

Karena seringnya bermain gawai,  anak-anak bahkan ada yang sangat mahir memainkan adegan video tiktok yang ditontonnya. Padahal umurnya belum genap 2 tahun.

Saya juga memiliki seorang keponakan yang menurut saya sudah ketagihan gawai. Orang tuanya memberikan perangkat seluler untuk menenangkan bila di anak rewel. Tak disangka kondisi ini membuat orang tuanya kewalahan. Sebab ia menyukai YouTube, dan bila menonton secara offline maka tidak bisa memilih video yang disukai. Sehingga saat paket data habis, di anak akan menangis sampai kuota data terisi kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun