Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saya Harus Tetap Bekerja Saat Pandemi Covid-19 Makin Menggila

25 Maret 2020   13:57 Diperbarui: 25 Maret 2020   14:02 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyemprotan oleh anggota TNI sebagai cara pencegahan penyebaran /dokpri

Saya beruntung punya usaha mandiri. Di saat mereka yang bekerja di kantor, perusahaan,  bahkan pabrik harus diliburkan untuk memotong mata rantai penyebaran virus corona,  saya tetap harus eksis meskipun pendapatan menurun drastis karena  para pelanggan memilih tinggal di rumah.

Sektor informal memang yang  paling banyak merasakan dampak. Selain ojek online,  pedagang makanan kecil juga merasakan efeknya.

Apalagi para pedagang nasi kucing,  akibat jam berkumpul yang dibatasi,  membuat dagangan mereka menumpuk tak ada yang beli.  Di pinggir-pinggir kota yang terdapat banyak warung  dan kafe untuk kongkow anak muda juga banyak didatangi polisi.  Dkmohon untuk tidak menerima pelanggan sampai malam hari,  dan membatasi jam operasi.

Kawan-kawan saya para tukang becak juga prihatin. Mereka yang  biasa ngetem secara bergerombol dkminta untuk menjaga diri,  memarkirkan becak saling berjauhan untuk saling menjaga agar terhindar dari terpapar virus.

Lewat WA saya dikabari oleh teman-teman yang ada di Jakarta saat ini.  Pandemi yang melanda Indonesia dengan kasus terbanyak di Jakarta dan imbauan pemerintah tentang sosial distancing membuat usaha yang mereka kelola megap-megap saat ini.

Seorang kawan pengusaha kuliner yang memiliki 400-an karyawan, 10 restoran dan 5 foodcourt di seluruh wilayah Jakarta harus menerima kenyataan pahit saat ini.  Kondisi semakin tidak menentu, larangan berkerumun, liburan kantor,  pembatasan jam kerja, serta liburan anak-anak sekolah, membuat restoran nyaris tak ada pengunjung.

Terlebih sektor wisata sudah terlebih  dahulu terpuruk,  padahal restoran yang dikelolanya menyediakan menu Indonesia  yang sangat disukai wisatawan luar negeri,  selain tamu dari luar kota yang menemukan restorannya di google.

Saat ini beberapa restoran dan foodcourt terpaksa ditutup untuk sementara waktu, sambil menunggu situasi membaik.

Cobaan beruntun datang di tahun 2000 ini.  Awal tahun banjir Jakarta hampir menenggelamkan seluruh restorannya.  Hingga butuh waktu berminggu-minggu untuk menata kembali.  Belum juga pulih luka akibat banjir, WHO mengabarkan pandemi covid-19, sehingga masa prihatin bagi para pengusaha yang mengandalkan kerumunan orang harus menerima kenyataan pahit.

Saya sendiri sebagai pedagang siomay juga merasakan dampaknya.  Sudah seminggu ini hasil jualan saya tak memenuhi standar pendapatan, dagangan selalu tersisa.  Bahkan sampai lewat waktu biasa saya mangkal,  pembeli tak kunjung datang juga.

Hal ini juga dirasakan oleh teman-teman para pedagang kaki lima.  Beberapa hari ini hampir semua tempat terlihat sepi.  Beberapa pedagang bahkan memilih menutup usahanya daripada terus merugi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun