Sekarang  ini memang jaman dirrect selling sudah mulai tergeser. Para pedagang makanan sudah tak perlu lagi susah-susah membuka warung, mengangkat semua perlengkapan ke lapak penjualan,  dan menghabiskan banyak biaya operasional.
Cukup memajang foto produk di aplikasi, mengkonfirmsi  menu yang tersedia dan jam buka, maka jadilah dagangan anda siap diorder.
Anda juga bisa memasang etalase penjualan pada media sosial. Dan menawarkan berbagai produk tanpa halangan. Para pelanggan tinggal melakukan preorder dan  barang bisa dikirim setelah bayaran sudah ditransfer.
Bisnis online ini cakupannya sangat luas, bisa berupa barang apa saja. Termasuk elrktronik, pakaian, dan makanan kering.
Tapi agar pembahasan tidak meluas saya akan fokus ke kuliner cepat saji saja. Â
Di sekeliling lapak saya berjualan banyak lapak penjual makanan yang terintegrasi dengan transaksi pembelian online.
Terkadang dalam satu waktu antrian abang ojol mengular, bahkan pesanan terakhir bisa berjam-jam bisa dilayani. Tapi terkadang berhari-hari tidak ada transaksi, apalagi yang  membuka lapak hanya di rumah. Tentu tidak bisa berharap banyak untuk dapat orderan.
Hari ini teknologi seperti menjadi kebutuhan pokok. Nyaris semua melalui peralatan teknologi dari memesan makanan sampai destinasi, bisa dilakukan dengan hanya menggulir layar android.
Tapi yang bisa dirubah memang hanya cara transaksi. Sementara manusianya harus tetap terhubung sebagai kebutuhan yang nyata. Sebab internet hanyalah gambaran maya tentang situasi yang hanya mempengaruhi pikiran tanpa beroleh kenyataan yang hakiki.
Kalau kita update status tentang lapar di media sosial, lalu banjir reaksi di kolom komentar. Lalu banyak kawan mengirim gambar makanan, apakah kita mendadak kenyang tanpa makan?
Pedagang makanan memang banyak yang membuka lapak secara online, dengan menambahkan biaya sebagai pengganti pelayanan termasuk ongkos kirim dan kenaikan harga yang dikenakan kepada pelanggan. Â