Januari adalah puncak musim durian. Kecamatan Mijen Kota Semarang adalah salah satu sentra penghasil durian yang setiap tahun dinantikan para penyuka durian.
Saya mengunjunginya Minggu ini berbekal keyakinan mendapatkan durian dengan kualitas super.
Perjalanan setengah jam kami lewati dari Semarang via Banyumanik, menghantar mobil yang kami tumpangi sampai ke lokasi.
Lokasinya berada di pinggir jalan,  masuk halaman yang agak miring  mewajibkan anda  untuk hati-hati agar tidak selip atau tergelincir.
Seorang tukang parkir menyapa kami, "pas ini pak, duriannya baru datang," kata si tukang parkir seperti meyakinkan bahwa  kami memang tidak salah alamat.
Di teras rumah tergantung beberapa biji yang memang sengaja dipilih yang besar untuk menarik pembeli. Sementara di lantai teronggok ratusan durian, dengan beberapa kulit yang masih tertancap dahun hijau dan tanah basah yang melekat, pertanda baru saja dipetik.
Di dalam toko, ada dua freezer besar. Rupanya ini tempat untuk menyimpan durian kupas. Disediakan bagi para pembeli yang ingin menikmati durian di perjalanan tanpa harus kesulitan membukanya.
Beberapa pembeli juga terlihat mengawati dan menawar. Tapi sepertinya penjualnya paham kami sedang butuh, jadi harga yang dipatok tetap tidak goyah sampai kami meninggalkan lokasi.
"Beli dari petani sudah mahal mas," kata penjual berdalih.
Bila anda melewati Gunungpati dan mijen saat ini, bau durian yang semerbak akan hinggap di penciuman anda. Karena di sepanjang jalan ini memang berjajar ratusan pedagang durian dengan harga Rp.20.000-Rp.100.000.
Dan hari Minggu seperti ini pelancong dari luar kota banyak yang mampir menikmati durian di tempat.
Kembali ke warung durian. Akhirnya setelah berputar sebentar mencari pandangan, kami balik lagi ke warung semula, membeli beberapa butir ukuran sedang dan beberapa pak yang sudah dikupas.
Bagi penggemar durian apalagi yang dari luar kota, lalu melewati sentra durian, pasti tidak akan melewatkan berburu nikmatnya durian.
Kenikmatan durian yang tersembunyi dalam kulitnya yang berduri seakan memberi isyarat bahwa kenikmatan itu akan berhasil diraih bila sudah melewati perjuangan yang penuh rintangan.
Saya saja tak bisa mengupas durian, istri saya noh yang jago, jadi saya tinggal makan aja... hahaha.