Mohon tunggu...
Maslani SPd
Maslani SPd Mohon Tunggu... -

Pendidik di SMPN 4 Pelaihari , Kabupaten Tanah Laut., Kalimantan Selatan. Memulai menekuni menulis artikel secara rutin sejak tahun 2013, khususnya artikel yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Beberapa tulisan artikel terbit di koran lokal Kalimantan Selatan, baik koran Banjarmasin Post maupun Radar Banjarmasin.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Rumah Jomblo", Menjadi Simbol Kesepian dan Kesedihan Alam

26 November 2018   11:06 Diperbarui: 2 Desember 2018   17:19 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis melihat dan menyaksikan langsung sosok 'rumah jomblo' yang  cukup dikenal oleh masyarakat Kota Banjarbaru dan sekitarnya,  serta sebagian warga dunia maya melalui postingan di media sosial. Ternyata, kondisi lingkungan sekitar 'rumah jomblo' tersebut seperti di daerah padang pasir yang gersang dan tandus. Sesaat penulis amati alam sekitarnya, terlihat sisa perbukitan dan sedikit pepohonan yang tersisa.

Dulunya, daerah sekitar 'rumah jomblo' tersebut merupakan perbukitan yang penuh pepohonan dan rindang. Hal tersebut masih dapat dilihat dari masih adanya pepohonan yang tertinggal seperti terlihat dari sebuah bukit yang tertinggal tidak jauh dari bukit yang ada di atasnya 'rumah jomblo' tersebut. 

Dengan memperhatikan alam sekitarnya, maka dari kondisi tersebut, masyarakat menyebut rumah kecil yang tertinggal di atas perbukitan tersebut dikenal masyarakat dan  warga dunia maya di Banjarbaru dan sekitarnya dengan nama 'rumah jomblo'.

Seiring dengan perkembangan pembangunan yang semakin pesat, khususnya permintaan terhadap tanah uruk atau timbunan untuk pembangunan gedung perkantoran, pabrik, dan perumahan di Kota Banjarbaru, maka bukit-bukit yang tidak produktif diuruk dan diambil tanahnya. 

Wilayah Cempaka, Sungai Ulin, dan daerah perbukitan yang berada di wilayah Kota Banjarbaru memang memiliki lahan perbukitan yang tidak berpenghuni atau tidak dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan.

Tanah perbukitan yang relatif padat dan cukup baik untuk penimbunan atau tanah uruk, maka kemudian ditambang untuk diperjualbelikan sebagai komiditi yang relatif lahir dan banyak dicari berbagai pihak. Seusai ditambang  dan diratakan dengan lahan sekitar yang relatif rendah dan datar,  maka di lahan bekas perbukitan tersebut dibangun perumahan penduduk oleh devoloper.  Dengan demikian, lahan yang dulunya perbukitan yang relatif banyak, kini sudah menjadi komplek perumahan atau perkantoran.

Keberadaan 'rumah jomlo' yang disisakan oleh penambang tanah perbukitan tersebut, selain menjadi salah satu objek wisata bagi masyarakat yang melewati wilayah Sungai Ulin, Banjarbaru, juga  dapat menjadi pertanda kesedihan alam dan lingkungan sekitarnya. Alam dan lingkungan yang dulu hijau dengan berbagai pepohonan serta kehidupan makhluk hidup lainya, kini menjadi tandus dan ditumbuhi oleh beton-beton  perumahan dan perkantoran. 

Alam menjadi tandus, dan lingkungan sekitarnya  pun turut berubah mengikuti keinginan manusia untuk memenuhi hasrat dan ambisi mereka. Perubahan kondisi alam dan lingkungan yang disebabkan oleh ulah tangan manusia tersebut semakin mengurangi  lahan hijau dan alami di 'Banua'  Kalimantan Selatan. 

aku-dan-keluarga-di-rumah-joblo-5c03b17cbde5753bf55416b9.jpg
aku-dan-keluarga-di-rumah-joblo-5c03b17cbde5753bf55416b9.jpg
Setelah sebelumnya hutan yang diambil kayunya, kini perbukitan ditambang untuk diambil tanahnya sehingga perbukitan tersebut hilang dan disulap menjadi perumahan atau perkantoran.

Keberadaan 'rumah jomblo' di daerah Sungai Ulin, Kota Banjarbaru, memberikan pesan yang kuat kepada semua pihak,  agar menjaga alam dan lingkungannya dan memanfaatkannya secara arif dan bijak. 

Pesan yang mestinya dapat ditangkap oleh pengambil kebijakan, agar melalui kebijakan yang dikeluarkannya mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya, tetapi juga tetap menjaga dan memilihara alam dan lingkungannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun