Mohon tunggu...
Maslani SPd
Maslani SPd Mohon Tunggu... -

Pendidik di SMPN 4 Pelaihari , Kabupaten Tanah Laut., Kalimantan Selatan. Memulai menekuni menulis artikel secara rutin sejak tahun 2013, khususnya artikel yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Beberapa tulisan artikel terbit di koran lokal Kalimantan Selatan, baik koran Banjarmasin Post maupun Radar Banjarmasin.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sumbangsih Kecil Melestarikan Bahasa Banjar Melalui Tulisan

23 November 2018   18:16 Diperbarui: 23 November 2018   19:07 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuat tulisan artikel atau opini yang menggunakan bahasa Banjar (Kalsel)  ini  bagi penulis sebelumnya belum pernah juga. Setelah menulis komenter singkat dalam bahasa Banjar guna mengisi komenmtar pada facebook Bpost online suratkabar Banjarmasin Post sakitar  3 (tiga) tahun yang lalu, maka sampai saat ini penulis aktif  menulis setiap hari. Selanjutnya lagi, penulis ikut bergabung dengan grup WA ' IGI Urang Banjar', yang beranggotakan guru orang Banjar yang menjadi anggota  IGI se Indonesia,  maka semakin bertambah motivasi penulis untuk  balajar menulis dalam bahasa Banjar.

Ternyata, menulis sebuah tulisan artikel atau opin menggunakan abahasa Banjar itu semudah yang penulis bayangkan pada awalnya, tidak semudah dan selancar yang diucapakan setiap hari. Sulit juga kalau  ditulisakan dalam tulisan menggunakan bahasa Banjar, dan tidak seperti menulis menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi, yang namanya  keinginan menulis menggunakan bahasa Banjar, maka seperti apapun sulitnya  harus diusahakan. Kalau masalah sulit itu hal biasa, tetapi kalau tidak pernah  mencobanya, maka rasanya penulis tidak akan mengetahui bagaimana sulit menulis menggunakan bahasa Banjar.

Penulis memulai menulis menggunkan bahasa Banjar yang susah-suah gampang ini, saat penulis mulai bosan menulis komentar menggunakan bahasa Indonesia guna mengisi facebook Bpost online suratkabar Banjarmasin Post. 

Penulis sering menanggapi dengan bahasa Indonesia, setelah itu beralih menggunakan bahasa Banjar. Saat itu tulisan komentarnya singkat saja, tidak seperti menulis artikel atau opini. Selanjutnya, sejak memberikan  komentera singkat itu bahasa Banjar, penulis lebih aktif lagi menulis komentar untuk mengisi facebook Bpost online suratkabar Banjarmasin Post itu menggunakan bahasa Banjar.

Sekarang ini, penulis berusaha aktif menulis menggunakan bahasa Banjar untuk dikirim ke blog IGI, guna mawarnai tulisan yang ada pada blog IGI, sebab tulisan yang dikirim ke blog IGI selama ini menggunakan bahasa Indonesia.  Penulisan menggunakan bahasa Banjar itu seiring  juga untuk  membuat sebuah buku menggunakan bahasa Banjar,  yang nantinya diterbitkan pada saat peringatan hari jadi Kesultanan Banjar  (Kalsel)

Kegiatan penulis  membuat tulisan yang menggunakan abahasa Banjar ini ibarat papatah " Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui". Artinya, kalau  penulis membuat tulisan menggunakan bahasa Banjar ini banyak manfaatnya. Pertama. Menulis  menggunakan bahasa Banjar ini sebagai bentuk nyata penulis ikut membantu untuk melestarikan salah satu budaya orang Banjar, karena bahasa Banjar itu sabagai bagian dari budaya Banjar parlu dilestarikan, terlabih lagi oleh orang Banjar sendiri, seperti  penulis ini.

Kadua. Tulisan menggunakan bahasa Banjar masih sedikit keberadaannya, apalagi yang berbentuk buku. Kebanyakannya,  orang Banjar  menggunakan bahasa Banjar sebagai bahasa  sehari-hari, baik yang di daerah  Kalimantan Selatan, atau yang diluar Kalimantan Selatan. Orang Banjar itu, sukanya menggunakan bahasa Banjar yang untuk bicara seharai-hari, tapi kalau yang ditulis, masih jarang panulis temukan, seperti  kisah si Palui yang ada dalam suratkabar Banjarmasin Post.

Katiga.  Penulis membuat  tulisan menggunakan bahasa Banjar ini untuk dibukukan dalam rangka  peringatan hari jadi Kesultanan Banjar . Rencana tersebut disampaikan oleh tokoh orang Banjar, dan juga keturunan kerajaan Banjar dulu, yaitu Gusti Surian. Beliau  inilah yang menggagas rencana tersebut  dan  mengumpulkan kami anggota IGI dari orang Banjar guna  menulis artikel atau opini yang menggunakan bahasa Banjar.

Menulis  artikel, opini, atau kisah menggunakan bahasa Banjar, kalau cuma diucapkan mudah saja, tetapi kalau ditulis menggunakan bahasa Banjar, sulit juga rasanya. Panulis harus berpikir yang lebih guna mencocokkan makna kata tersebut dengan bahasa Indonesia. Namun, tidak ada namanya kesuksesan tanpa tidak mau berupaya dan berdoa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun