Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pragmatisme Golkar akan Menangkan Prabowo

12 April 2019   07:32 Diperbarui: 12 April 2019   08:11 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinamika Golkar memang sulit diduga. Golkar yang begitu perkasa, mampu membawa SN menjadi Ketua DPR. Dukungan Golkar bahkan dapat dianggap sebagai penyeimbang JokoWi dari dominannya PDIP. Asumsi sebagai Petugas Partai, bukan tidak dianggap sebagai angin lalu, namun dapat menjadi bahan untuk mencari tempat bersandar di pelabuhan baru. 

Namun SN terkena masalah besar. SN yang mampu lolos dari jerat "saham", ternyata harus benjol terkena tiang "rompi".  Lalu muncul Airlangga, tanpa diduga menjadi nahkoda baru Golkar.

Airlangga tanpa basa basi, meneguhkan dukungan Golkar kepada JokoWi. Golkar tidak pelak lagi, perlu mendapat dukungan untuk dapat eksis, setelah didera masalah berat karena kasus SN. Bagai pucuk dicinta ulam tiba, maka dukungan kembali Golkar kepada JokoWi, memperkuat posisi JokoWi, bukan saja di pemerintahan, di DPR, bahkan di lingkar inti PDIP. 

Tanpa ada permintaan lagi, JokoWi dapat mulus untuk menjadi Capres di kalangan parpol pendukung. JokoWi sebetulnya justru harus berpikir keras, jika yang akan maju menjadi Capres, Anies.  Anies bahkan sempat mendapat situasi yang tidak menguntungkan pada acara penutupan Piala Presiden. 

Bagi JokoWi, Prabowo mempunyai beban masa lalu, sementara jika Anies, justru JokoWi dapat saja yang mempunyai beban masa lalu. Jika JokoWi melawan Prabowo, diperkirakan JokoWi akan leading dengan mudah.  JokoWi dan partai pendukungnya sudah begitu kuat. Sampai terjadilah drama terpilihnya Cawapres MA.  

Tanpa disadari terpilihnya Cawapres MA, menyisakan tanya. Seberapa besarkah JokoWi mampu mengatasi perbedaan kepentingan antar parpol pendukung. Namun di luar itu semua, faktor Golkar sering menimbulkan dinamika politik anomali di tanah air. 

Belum pernah dalam sejarah Pilpres pada era reformasi, dukungan resmi Golkar terhadap Capres, mampu memenangkan Pilpres. Pada Pilpres SBY-JK, SBY menang bukan karena dukungan resmi Golkar kepada JK. Pada Pilpres SBY-Boediono, dukungan resmi Golkar diberikan kepada JK-Wiranto. 

Hasilnya pun juag telah kita ketahui, Capres yang mendapat dukungan resmi Golkar, kalah. Pada Pilpres 2014, dukungan resmi Golkar diberikan kepada Prabowo, namun Prabowo juga kalah. So jika dukungan resmi Golkar pada Pilpres 2014 diberikan kepada JokoWi, maka sejarah akan tetap atau berubah ? 

Dinamika politik Golkar itu terjadi karena pragmatisme Golkar. Golkar baru yang dicanangkan Akbar Tanjung, telah mampu membuat Golkar selamat dari ancaman besar terbenam dalam era reformasi. 

Golkar Baru Akbar Tanjung, bukan lenyap, karena gulungan deras reformasi, namun justru berhasil membawa Golkar menjadi partai besar. Dalam setiap pemilu yang berlangsung pada era reformasi, Golkar selalu menempati urutan teratas perolehan kursi di DPR. 

Bagaimana mungkin ? Bagaimana bisa ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun