Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lambat Ngamuk Liverpool Kandas di Etihad Stadium!

4 Januari 2019   06:57 Diperbarui: 4 Januari 2019   11:33 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lambat Ngamuk Liverpool Kandas di Etihad Stadium!

Psywar Pep sudah begitu menusuk, namun Liverpool tak juga ngamuk. Peringatan Klopp, bahwa City merupakan tim hebat, rupanya menjadi fokus strategi Liverpool ketika berhadapan dengan City di laga tandang Liverpool ke Etihad Stadium, kandang City. 

Alih-alih skuad Liverpool panas, karena Pep sempat melontarkan skuad Liverpool sangat menderita karena sudah puasa gelar 29 tahun, namun rupanya Liverpool memilih bermain pragmatis. Dalam hitungan klasemen memang kalah pun Liverpool dari City, Liverpool masih dalam posisi aman di puncak klasemen. 

Namun Klopp melupakan satu hal, kemenangan City atas Liverpool dapat membuat City bangkit dan terbang ke langit. City dapat kembali ke performa tinggi yang telah dicapai sampai bulan Nopember tahun lalu, sebelum City dikalahkan Chelsea. Kekalahan beruntun City di kandang, jika saja Liverpool ngamuk akan membuat City semakin terjerumus. 

Bukan saja selisih poin City dari Liverpool akan semakin jauh, namun City akan menjadi semakin ragu untuk menghadapi laga laga berikutnya. City masih harus menjalani laga piala FA kemudian City juga akan berlaga di semi final Qarabao Cup, bahkan sebulan ke depan City akan berlaga di Liga Champions. Padahal City sudah dalam situasi dan kondisi "poin of no to return" saat laga mengahadapi Liverpool. Jika City kalah dari Liverpool, Liga Primer Inggris finish.

Namun Klopp memilih strategi bermain "safe" untuk meraih gelar Juara Liga Primer Inggris. Klopp memilih bermain pragmatisme agak statis di babak pertama. Pola yang berhasil dilakukan oleh Portugal saat menghadapi  Perancis di final Piala Eropa 2014. 

Pola yang sama juga digunakan Perancis pada final Piala Dunia 2018 Rusia. Pola yang lebih defensif dibandingkan saat Liverpool mampu mengalahkan City di Anfield Stadium di Liga Primer Inggris pada musim lalu. 

Klopp tahu betul kelemahan City, yang mungkin saja dapat membuat pemain pemain City frustasi, jika serangan Tiki Taka City sulit mencetak gol. Untuk itu Klopp tidak segan-segan menggunakan strategi untuk mundur teratur jika pemain City sedang menguasai bola. 

Sementara City yang sudah merasa dalam situasi dan kondisi "poin of no return", jika kalah dengan Liverpool,  mencoba tetap berusaha untuk menerobos lini pertahanan Liverpool yang sangat tangguh.   

City bahkan berusaha untuk mengadopsi Magic Sarri ball Chelsea yang pernah berhasil dengan memberikan umpan-umpan panjang, untuk melepaskan diri dari hadangan pemain Liverpool yang tampak memenuhi separuh lapangan pertandingan. Liverpool dengan sabar menanti kesulitan City menembus lini pertahanan Liverpool yang solid, bermaksud membuat City frustasi. 

Liverpool sukses menahan gerak taktis Tiki Taka City, bahkan  serangan balik Liverpool lebih mengancam gawang City. Namun rupanya posisi "poin of no return" City, membuat City seperti tak kenal lelah mencoba mencari celah.  Pada menit ke 40 Aquero mendapat celah sempit, yang terlambat direspon Lovern, gol pun terjadi di gawang Liverpool. Kontan gol Aquero tersebut seakan membuat Etihad Stadium bergetar keras, 1-0 City unggul atas Liverpool.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun