Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mimpi ke Amirika!

16 Desember 2018   10:43 Diperbarui: 17 Desember 2018   07:36 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: anisaputriap05.blogspot.com

sebelumnya

Postingan Politik

eps 2

Semasa sma saya mendapat uang saku sebesar 1.000 rupiah setiap bulan. Dana sebesar itu harus saya gunakan untuk membayar SPP sebesar 900 rupiah dan sisanya baru dapat saya gunakan untuk melampiaskan hobi makan saya. Makan bakso di kantin. Ya makan bakso di kantin hanya bisa saya lakukan satu bulan sekali semasa belajar di sma.

Bisakah anda bayangkan saya dapat melakukan langkah langkah politik dengan kondisi sosial ekonomi seperti itu. Lalu bagaimana saya akan kuliah dan belajar di UGM dengan kondisi gizi yang sangat kurang seperti itu. BenSLA itu lokasinya lumayan jauh dari rumah saya di Jalan Mataram di Pusat Kota sebelah Timur Malioboro.  Boleh lah dianggap lebih dari 5 kilo meter saya harus berjalan kaki pulang pergi untuk pergi dan berangkat sekolah. Namun hari hari itu saya jalani dengan ceria dan penuh percaya diri.

Di kelas tiga sma, Alhamdulillah saya termasuk siswa yang berprestasi, sedikit memuji diri. Saya bangun pagi, ikut membantu mencuci piring dan menanak nasi, dengan tungku yang masih dihembus. Bisa dibayangkan asap yang selalu mengepul, jika api belum juga mampu menyala dengan kuat.

Ibu, yang sebetulnya merupakan adik perempuan ayah saya, sangat sayang kepada kami. Ibu lah yang mengelola keuangan dana pensiun yatim piatu kami. Kakak saya sudah kuliah di Farmasi UGM, abang saya juga bersama saya, akan mencoba peruntungan mengikuti ujian masuk PTN pada jaman itu.

Lho, lalu langkah politiknya mana ?

Prestasi saya rupanya dilirik oleh beberapa teman di kelas. Mereka berunding untuk mengajak belajar bersama di waktu perpanjangan masa belajar enam bulan pada masa itu. Saya menyambut dengan hati gembira atas kepercayaan teman teman saya itu. Kebetulan rumah tempat kami bertemu tidak jauh dari rumah saya, dekat jembatan Kleringan. Saya cukup berjalan kaki ke sana dan biasanya akan ikut teman yang searah pada saat pulang.

Hampir setiap malam kami bertemu. Saya diminta untuk menjelaskan beberapa persoalan bagi teman teman yang belum mengerti cara menyelesaikan soal soal ujian masuk PTN. Langkah kaki saya pulang pergi ke sekolah sejak dari Jetis sampai pindah ke Bener, masih saya gunakan untuk bermain-main di toko buku, untuk membaca soal jawab perisapan PTN. Saya baca berulang-ulang, saya ingat dan saya berikan informasi itu kepada teman teman belajar kelompok.

Di samping itu, kami diberi menu yang jarang sekali dapat saya nikmati di rumah, apalagi di kantin sekolah. Jadi kegiatan saya belajar kelompok itu sebetulnya lebih tepat merupakan perbaikan gizi untuk saya. So, hidup saya menjelang lulus sma sungguh penuh dengan kebahagiaan. Bukan hanya karena bisa makan bakso di kantin sebulan sekali lagi, tetapi ada perbaikan gizi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun