Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia Rama Shinta Episode 8, Lahir karena Cinta Bukan Dendam

17 Oktober 2018   08:19 Diperbarui: 17 Oktober 2018   10:29 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: asinttech.com

sebelumnya

Rahasia Rama Shinta: Episode 8 Lahir Karena Cinta Bukan Dendam

"Mengapa harus bersedih, kalau pandangan mata masih jernih. Mengapa harus gundah, kalau udara segar terhirup mudah. Mengapa harus kecewa, kalau hangat sinar mentari masih terasa." perlahan Rama mendekati Shinta.

Shinta diam membisu. Hati Shinta bagai terpaku. Sedih, gundah, kecewa bercampur menjadi satu, membuat Shinta terduduk kaku.

"Bukalah mata. Nikmati dunia terbuka, terhampar luas, bagi siapa saja. Hamparan kebun, hutan dan gunung penghias rasa cinta. Jangan biarkan debu mengganggu penglihatan. Berbahaya kalau debu sampai masuk ke lubuk hati, mengendap dan mengembang menutup nurani.

Hirup udara segar. Nikmati dengan bebas tanpa tekanan. Rasakan aroma angin berbisik dingin yang ingin menorehkan hujan. Jangan biarkan polusi mendesak paru paru, membekas di jiwa, membatu, menyudutkan nurani.

Ulurkan tangan, rasakan sinar mentari, hangatkan tubuh. Tenangkan jiwa, tumbuhkan semangat, bangkitkan motivasi. Jangan biarkan gelap menyelimuti hati. Berdampak buruk, kalau sampai gelap bernaung dalam hati. Membuat hati kelam, sulitkan terima sinaran cinta.

Padahal kita lahir dan duciptakan karena cinta bukan dendam." tambah Rama.

Dendam. Ya. Siapa yang tidak ingin membalas dendam, kalau diri dikhianati. Siapa yang tidak merasa kelam hati, jika jiwa ini harus menerima kenyataan pahit, disakiti. Siapa yang dapat mendengar kata cinta, kalau hati ini,  jiwa ini, merana, pikir Shinta.

"Ingat ingat masa masa indah dulu. Saat saat kita selalu bersama. Kalau ampunan Allah tiada batas. Mengapa kita harus menutup mata hati. Kalau Allah menerima taubat berkali-kali. Mengapa harus mrmbuang jiwa yang tenang." tambah Rama.

Jiwa yang tenang. Memang gampang, membuat jiwa bisa tenang, kalau masalah saja yang datang, pikir Shinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun