Para pendukung Prabowo di Pilpres 2019 yang masih konsisten dengan dukungannya boleh berbangga. Indo Barometer (IB), Minggu (16/02) lalu merilis hasil survey yang menempatkan Gerindra 01 itu sebagai menteri terpopuler dan berkinerja terbaik di kabinet.
Kepuasan Publik Atas Pemerintah
Lembaga survei yang kini dipimpin Mohammad Qodari itu dinilai sebagian pihak tak obyektif karena memiliki kecenderungan ke salah satu pihak. Namun menanggapi hasil survei IB yang dilaksanakan pada 9-15 Januari 2020, bisa jadi tuduhan itu melunak.
Lembaga yang dalam survei pilpres 2019 mengunggulkan pasangan Jokowi - Ma'ruf di angka 59,9% itu, Minggu (16/02) lalu merilis hasil survey yang menunjukkan tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah selama 100 hari.
"Dalam 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, sebesar 70,1 persen publik puas atas kerja Presiden Joko Widodo. Yang tidak puas 27,4 persen,"Â ujar Qodari di Hotel Century Park Senayan sebagaimana dilansir Detikcom.
Di saat yang bersamaan, Qodari mengungkapkan nama anggota Kabinet Indonesia Maju (KIM) terpopuler dan berkinerja terbaik. Dua katagori itu sekaligus disabet oleh Menteri Pertahanan (Menhan) yang dijabat Prabowo Subiyanto. Prabowo menyisihkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di posisi ke dua dan Menteri BUMN, Erick Tohir di posisi ke tiga.
Survei itu disebut melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara multistage random sampling.
Isu Reshuffle dan Kinerja Prabowo
Secara tak langsung, hasil survei IB menjadi 'bahan pressure' terhadap pemerintah apabila terjadi reshuffle kabinet. Meski tindakan itu merupakan hak presiden namun logika masyarakat akan mempertanyakan jika Prabowo masuk dalam daftar pergantian menteri. Belum lagi posisi Prabowo yang memiliki gerbong dengan perolehan suara yang cukup signifikan pada pilpres dan pileg.
Namun sepertinya reshuffle tidak akan terjadi dalam waktu dekat sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko. Moeldoko menyebut bahwa hingga saat ini, presiden masih memberikan dukungan penuh kepada tiap kementerian untuk bekerja dengan baik. Hal itu disampaikannya di Bina Grha hari ini (17/02) dalam menanggapi desakan sebagian kalangan untuk diandakannya perombakan kabinet.
Mengenai kinerja Menhan, Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran, Muradi menilai bahwa hingga kini Prabowo belum menunjukkan kinerja 'lebih'. Menurutnya, pekerjaan yang dilaksanakan Prabowo masih normatif dan melanjutkan program kerja menteri terdahulu.
"Misalnya presiden minta penguatan industri pertahanan, kan dia belum ngapa-ngapain. Dia kunjungan kemarin ke PT Pindad, PT PAL, ya hanya itu. Belum sampai pada tahapan apa yang bisa dilakukan oleh menteri pertahanan untuk memperkuat itu. He did nothing yet," tuturnya.
Sementara itu Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera memiliki pandangan yang bertolak belakang. Dia mengatakan bahwa keberhasilan Prabowo bisa diukur dari kasus Natuna yang cukup menyita perhatian publik akhir-akhir ini.
Penanganan konflik antara pemerintah Cina dan Indonesia dalam hal Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dipandang sebagai bukti kinerja positif Prabowo dalam menjaga kedaulatan negara.
Soal Jakarta, Anies Peringkat ke Tiga
Selain memberikan penilaian terhadap pemerintah pusat, IB pun merilis hasil penilaian masyarakat terhadap kinerja pemerintah DKI Jakarta.
Kali ini, para pendukung Anies Baswedan harus gigit jari karena Anies berada di bawah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Jokowi dalam beberapa katagori.
Dalam hal banjir, Anies berada di posisi ke tiga setelah Ahok (40%) dan Jokowi (25%). Mengenai hal ini, beberapa waktu lalu diberitakan bahwa masyarakat yang merasa dirugikan karena banjir awal tahun mengajukan class action terhadap pemerintah kota DKI melalui LBH Jakarta.
Isu lainnya adalah kemacetan. Tak berbeda dengan penanganan banjir, Ahok (35,3%) dan Jokowi (25,3%) masih unggul daripada Anies Baswedan (8,3%).
Posisi Anies sedikit terdongkrak ke posisi ke dua untuk masalah kesehatan di mana Jokowi menduduki posisi terbaik di mata responden. Hasil ini dinilai oleh pendukung Anies sebagai bahan untuk kembali menaikkan pamor Ahok dimana agenda selanjutnya telah menunggu. Beberapa waktu lalu, Ahok diangkat menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI