Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Gegara Covid-19, Petani Tomat Menjerit

3 April 2020   11:43 Diperbarui: 4 April 2020   15:36 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1, Disaat petani Bener Meriah Panen Tomat, harga justru turun drastis (Doc. FMT)

Tapi malang tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih, Sabri mulai panen tomat pada saat krisis covid sedang berkecamuk di daerahnya. Dampaknya, harga tomat hasil panennya hanya berani dibanderol oleh pedagang pengumpul seharga seribu rupiah per kilogram.

"Panen tomat kali ini sangat bagus, dalam bebebrapa kali panen sudah dapat sekitar 4 ton, tapi kalau harga hanya seribu, saya cuma dapat 4 juta kotor, belum dipotong ongkos panen dan biaya pengangkutan, dengan harga seperti ini sulit rasanya membalikkan modal yang sudah saya keluarkan lebih 20 juta rupiah, saya betul-betul merasa terjepit karena sebagian modal juga dari utang, saya nggak tau lagi bagaimana membelanjai keluarga," ungkap Sabri dengan pasrah.

Dia melanjutkan, dengan harga yang sangat murah itupun tidak banyak pedagang yang mau membeli, padahal di luar daerah, seperti Banda Aceh dan Lhokseumawe, harganya masih tinggi, berkisar 5.000 sampai 6.000 rupiah per kilogramnya. Sabri mengaku tidak tau mengapa harga tomat di daerahnya anjlok begitu tajam.

"Saya dengar informasi lewat hape, harga di Banda Aceh masih 6 ribuan, tapi kenapa disini cuma dihargai segitu, saya nggak tau apa masalahnya" lanjut Sabri.

Sabri juga menuturkan, saat ini ada ratusan hektar tanaman tomat di daerahnya, karena para petani memang sudah mengatur jadwal tanam agar bisa panen menjelang puasa atau hari raya.

Gambar 2, Ada ratusan hektar kebun tomat seperti ini di Bener Meriah (Doc. FMT)
Gambar 2, Ada ratusan hektar kebun tomat seperti ini di Bener Meriah (Doc. FMT)
"Bukan hanya saya yang mengalami dampak seperti ini, ada ratusan petani dengan ratusan hektar lahan tomat juga mengalami hal yang sama, kami sangat sedih karena disaat hasil kami nggak ada harga, justru harga kebutuhan sehari-hari malah naik drastis" tambah Sabri.


Ironisnya, dengan harga yang sangat rendah itupun, pedagang enggan membeli tomat dari petani, sehingga banyak tomat yang sudah dipanen akhirnya membusuk dan harus dibuang. 

Sebagian petani malah membiarkan buah tomatnua membusuk di batang, karena kalau dipanen pun harganya tidak seimbang dengan biaya produksi. Ini yang membuat para petani disana menjerit pilu, namu tidak tau harus mengadu kemana.

Gambar 3, Buah Tomat yang busuk akaibat tidak laku dijual,terpaksa harus dibuang ( Dok. FMT)
Gambar 3, Buah Tomat yang busuk akaibat tidak laku dijual,terpaksa harus dibuang ( Dok. FMT)
Sementara itu beberapa pedagang pengumpul yang coba saya temui mengatakan bahwa mereka tidak berani membeli hasil pertanian khususnya tomat dalam jumlah banyak, karena pasar-pasar di luar daerah yang biasa menampung barang dari mereka, sebagian sudah tutup.

"Ini bukan keinginan kami, tapi pasar di luar daerah saat ini banyak yang tutup, kalau mereka tutup dan tidak terima barang kita, kita tidak mungkin menyetok barang dalam jumlah besar, karena barang ini mudah busuk dan kita tidak punya gudang pendingin" kata seorang pedagang yang enggan menyebut namanya.

Kondisi seperti ini menurut para pedagang diluar kemampuan mereka untuk mengatasinya, karena semua daerah saat ini menghentikan semetara aktifitas usaha untuk membendung penyebaran virus corona ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun