Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ogah Impor Bawang Putih Berpenyakit, Petani Gayo Tanam "Si Putih" di Sela Lahan Kopi

22 Maret 2018   11:58 Diperbarui: 22 Maret 2018   18:23 2351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1, Kreatifitas petani Gayo, Aceh Tengah memanfaatkan sela tanaman kopi untuk budidaya bawang putih (Doc. FMT)

Ditemukannya 232 ton benih bawang putih impor dari China yang ditengarai mengandung penyakit Nematoda Ditylenchus Dipsaci oleh Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok beberapa waktu lalu, membuktikan bahwa tidak semua benih impor itu baik untuk dikembangkan di negara kita. 

Untunglah, pihak karantina pertanian cukup sigap menangkalnya sejak dini, kalau tidak, berapa besar kerugian yang akan diderita petani akibat menanam benih bawang putih berpenyakit itu. Begitu juga dengan konsumen, pasti akan merasa was-was mengkonsumsi bawang yang ditengarai berpenyakit itu.

Bukan itu saja, sebagian bawang putih impor yang kini beredar di pasaran juga ditengarai Onion Yellow Dwarf Virus dan Garlic Commont Latent Virus.

Tentu saja kondisi demikian membuat konsumen resah, karena merasa tidak aman lagi mengkonsumsi bawang putih impor, sementara produksi bawang putih dalam negeri, masih jauh dari mencukupi kebutuhan konsumen.

Kementan Pacu Swasembada Bawang Putih

Menyikapi peningkatan konsumsi bawang putih dalam negeri, Kementerian Pertanian terus berupaya menggenjot produksi bawang putih di berbagai daerah yang selama ini sudah dikenal sebagai sentra produksi bawang putih.

Seperti di daerah Sembalun, Lumbok Timur, NTB. Daerah yang berada di kaki Gunung Rinjani ini, sejak dulu memang sudah dikenal sebagai penghasil bawang putih terbesar di Indonesia. Namun pamornya kemudian 'meredup' seiring dengan maraknya bawang putih impor, padahal dulu produksi bawang putih dari daerah ini mampu menyuplai lebih dari 50 persen kebutuhan konsumsi bawang putih dalam negeri.

Untuk mengembalikan kejayaan bawang putih lokal, Kementerian Pertanian terus melakukan upaya peningkatan produksi bawang putih melalui upaya khusus (Upsus) terbatas. Menurut Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ir. Spudnik Sudjono, setidaknya dibutuhkan lahan seluas 73 ribu ha untuk mampu mencapai target swasembada bawang putih tahun 2019.

Ironisnya, dari total kebutuhan konsumsi bawang putih dalam negeri sebanyak  500 ribu ton, yang bisa dipenuhi oleh produksi lokal baru 4 persennya saja atau sekitar 20 ribu ton. Untuk itu, pihak Kementan terus berusaha menggenjot luas tanam bawang putih terutama pada lahan-lahan potensial untuk pengembangan komoditi pertanian strategis ini.

"Untuk mempercepat realisasi swasembada bawang putih tahun depan, tahun 2018 ini Kemeterian Pertanian sudah mengalokasikan tambahan target areal sekitar 26.650 ha," ungkap Spudnik seperti yang dilansir oleh Tabloid Sinar Tani.

Seperti diketahui Kementerian Pertanian mencanangkan swasembada bawang putih pada 2019. Spudnik mengaku, sebenarnya ia sudah mencanangkan swasembada bawang putih pada 2033, namun diminta memajukannya 14 tahun menjadi 2019. Sehingga perlu ada upaya-upaya percepatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun