Mohon tunggu...
Masdim
Masdim Mohon Tunggu... -

Imigran dari Surga yang mengejawantahkan isi kepala melalui tulisan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Punk Maka Aku Menulis

15 Juli 2025   15:43 Diperbarui: 15 Juli 2025   15:43 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama ini banyak orang menganggap punk hanya dalam artian sempit seperti musik keras, pakaian urakan, tato, tindik, mowhak, docmart, dan alkohol. Padahal tidak sesempit itu dan punk memilki makna yang lebih luas. Secara ideologi, sejarah punk lahir sebagai sebuah respon untuk menghadirkan kembali kebebasan atau kemerdekaan terhadap individu. Esensi dari punk itu sendiri adalah jiwa yang bebas, namun bukan berarti terlepas dari akibat-akibatnya.

Awalnya, sejarah punk ini bermula di pertengahan menuju akhir tahun 1970-an. Saat itu pergerakan punk ini didominasi oleh anak-anak yang berasal dari kelas pekerja di London, Inggris. Gerakan dari sejarah punk yang diprakarsai oleh anak-anak kelas pekerja ini merupakan bentuk protes yang lahir dalam sindiran untuk mengkritik kebijakan pemerintahan Inggris kala itu. Selain di Inggris, Amerika Serikat juga memiliki sejarah punk sendiri. Secara mendasar, gerakan sejarah punk yang terjadi di Amerika Serikat juga identik dengan kelahiran sub-kultur tersebut di Inggris. Sejarah punk di Amerika Serikat juga hadir berkat gerakan anak-anak kelas pekerja yang mulai kesal dengan kebijakan pemerintahan yang seakan mengeksploitasi kelas pekerja untuk meningkatkan kekayaan dari kelompok-kelompok tertentu.

(Sumber : jazzinphoto.wordpress.com)
(Sumber : jazzinphoto.wordpress.com)

Ketika seseorang telah memiliki jiwa punk yang sesungguhnya, maka orang itu akan menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri, tubuhnya sendiri, hingga keputusannya sendiri. Idealnya, seorang punk yang benar tidak akan menekankan sesuatu yang irasional terhadap hidupnya-termasuk orang sekelilingnya. Artinya, seorang punk tidak perlu berteriak seberapa punk dirinya.  Biasanya mereka yang benar-benar punk lebih memilih untuk konsisten dan memberikan perbedaan yang positif di dalam masyarakat, tanpa mendaku "aku yang paling punk".

Bagiku menjadi punk tidaklah mudah. Ini bukan hanya tentang fashion dan musik, tapi tentang prinsip hidup dan membawa dampak baik bagi orang lain. Punk lahir dari maraknya ketimpangan sosial dan keresahan banyak orang. Oleh karena itu seharusnya punk ada untuk menjawab persoalan itu, bukan malah menjadi sebuah masalah tersendiri. "Aku punk maka aku menulis". Ketika kita memilih berbeda dari orang lain dan menjadi diri sendiri, tentu itu tidak mudah. Menjadi punk berarti menjadi diri sendiri dan mengenal diri sendiri, dan mengenal diri sendiri bisa dengan mengembangkan hal-hal yang kita sukai. 

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Aku lahir dari keluarga yang tidak memiliki privillage. Hal itu membuat aku sadar bahwa pendidikan adalah satu-satunya jalan agar keluargaku dapat naik kelas sosial. Keadaan itu mengantarkanku pada kegemaran membaca dan menulis, karena aku percaya bahwa dengan ilmu pengetahuan, dapat menyelamatkan nasib masa depanku. Dengan semangat punk di dalam diriku, aku mulai membaca banyak hal dan kemudian mulai menulis. Pada mulanya tujuan awalku sederhana. Membuktikan kepada orang-orang yang merasa paling pandai dan berpendidikan (mereka yang dengan mudahnya memberi label negatif kepada orang yang berbeda/bandel) bahwa apa yang terkadang terlihat berbeda bagi mereka, bisa jadi adalah jawaban atas ketidaktahuan mereka.

Dengan tulisanku dan semangat punk ini, aku harap dapat sedikit berkontribusi bagi mereka yang memiliki keresahan dan belum menemukan jawaban atas keresahannya. Mungkin dampaknya tidak banyak, tapi sebaik-baiknya dampak adalah dampak yang bermanfaat bukan?. Seringkali beberapa kawanku menanyakan apa yang ingin aku capai dengan semua hal yang kubaca dan kutulis. Sampai saat ini jawabanku masih sama dan sederhana. Membuktikan kepada mereka bahwa "aku punk maka aku menulis". Sebuah jawaban yang memiliki makna luas dan mudah dipahami bukan?.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun