Mohon tunggu...
Dicki Andrea
Dicki Andrea Mohon Tunggu... Freelancer - A Full Stack Developer | Learner

Nothing to lose for to be gratefull

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cita-cita Mengubah Dunia

26 Februari 2019   15:53 Diperbarui: 26 Februari 2019   15:58 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan hingga saat ini orang Jepang sangat bangga dengan Restorasi Meiji karena restorasi dan industrialiasi yang menyertainya menjadikan Jepang sebagai kekuatan unggul di Pasifik dan sebagai salah satu negara utama di dunia hanya dalam satu generasi. 

Lembar sejarah lainnya adalah bagaimana keruntuhan Kekaisaran Romawi Timur ke tangan umat Islam dipimpin oleh Sultan Mehmed II dari Dinasti Utsmani (Kekhilafan Turki Utsmani) yang lebih dikenal dengan nama Muhammad Al-Fatih. 

Dalam sejarah, ia memimpin prajuritnya begitu heroik sehingga mampu menembus benteng Konstantinopel dengan membawa kapal lautnya melewati gunung demi masuk ke pertahanan paling lemah konstantinopel ketika itu (wilayah yang penjagaannya paling sedikit karena dianggap mustahil musuh akan menyerang wilayah itu). 

Semua contoh kejadian sejarah diatas terjadi karena cita-cita yang hebat dan tekad yang kuat dari para pelaku sejarah tersebut. Tak bisa dipungkiri dan tidak terbantahkan. Itu semua berawal dari sebuah cita-cita. 

Seperti keberhasilan Kaisar Meiji mengubah Jepang menjadi negara besar dunia adalah karena ia sadar atas keterbelakangan Jepang ketika itu dibandingkan dengan negara-negara barat yang mana itu menjadi ancaman bagi Jepang itu sendiri. Seperti keberhasilan Muhammad Al Fatih memimpin prajuritnya untuk meruntuhkan imperium romawi. 

Sejak kecil ia sudah ditanamkan pemahaman tentang bisharah (kabar yg dijanjikan) Rasulullah bahwa kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu oleh umat islam. 

Ia terus diajarkan tentang itu baik oleh ayahnya maupun gurunya sehingga sejak kecil ia pun bercita-cita ingin memenuhi bisharah Rasulullah tersebut dan menjadi panglima terbaik seperti yang dikabarkan Rasulullah. 

Sehingga sejak umur 11 tahun ia mulai memandang kota konstantinopel dari kejauhan untuk menguatkan cita-cita nya bahwa ialah yang akan memenuhi bisharah Rasulullah. 

Bahkan, dilantai ruangan kerjanya ia bentangkan peta wilayah Konstantinopel agar tekadnya tidak padam dan terlebih untuk mempermudah memahami detail wilayah itu, seperti itulah yang digambarkan oleh Felix Siauw dalam serial bukunya yang berjudul Ghazi.

Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa cita-cita begitu berharga. Cita-cita mampu mengubah diri seseorang bahkan dunia sekalipun. Dengan cita-cita seseorang akan sadar apa yang ia perjuangkan dan itu menuntunnya menuju jalan yang benar dalam perjuangannya menggapai cita-cita tersebut. 

Seperti yang disebutkan diawal, bahwa manusia bergerak berdasarkan pemahamannya bukan yang lain. Bila seseorang memahami bahwa uang adalah segalanya maka iapun akan berjuang mati matian untuk mendapatkan itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun