Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Money

Aksi Bela Warung Tetangga

13 Desember 2016   09:42 Diperbarui: 13 Desember 2016   09:51 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dear saudaraku semua,

Setahun lebih terlibat dalam kampanye membela waroeng tetangga, membela keadilan, dengan harapan:

Negara hadir memproteksi yang lemah
Membatasi banalitas yang kuat perkasa

Pasar modern berjejaring adalah raksasa
Tanpa negara, tak mungkin pemilik waroeng tetangga, penjual eceran, keliling, dapat bersaing. Tanpa negara, pembantaian itu terus semakin mengejam adanya melalui dominasi ekonomi. Lihat lah, pasar rakyat yang makin terhimpit, tokoh kelontong tutup, waroeng tetangga "menunggu" belas kasih tetangganya.

Ironisnya, pelanggaran oleh toko modern tak sedikitpun berkurang. Bukan hanya monopoli tapi juga merampas jalan, merampas waktu 24 jam untuk mengeruk uang. Mereka juga menghina perda, menghina pemerintah dengan acuh terhadap hukum dan aturan. Mereka kebal dan hobi menista hukum.

Kita tidak memusuhi kehidupan
Bahkan kami sangat mencintai

Tapi, apa guna pemerintahan kalau tak memberi perlindungan
Apa guna bupati kalau biarkan rakyat mati dilibas yang perkasa: toko modern.

Entah, kepada siapa kita akan bersandar harap
Tapi bisalah kita nyalakan lilin harapan baru
Untuk menahan serbuan pembantaian ekonomi rakyat oleh kaum bermodal besar

Saatnya kembali berteriak, membela waroeng tetangga milik tetangga kita sendiri.

Tetanggaku adalah keluargaku

kebahagiannya adalah kebahagianku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun