Mohon tunggu...
Mas Badar
Mas Badar Mohon Tunggu... admin masbadar.com

seorang blogger, webmaster, & pekerja grafis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kuitansi Kosong

11 Maret 2013   06:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:59 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1362984686444851862

"Ok, deal ya mas.." "Apanya bu..?" "Heh si mas nih, ya harganya" "O ya.." Saya mengalah dan memberinya harga diskon dari transaksi material printing untuk kebutuhan intansinya, konon di Jakarta bagian Kuningan. "Mas.. jangan lupa ya.." Seraya membetulkan pin pada jilbab warna krem yang berpadu dengan coklat seragam PNS saat itu, ia berujar. Saya yang baru saja membubuhkan paraf di buku invoice, sejenak menatap 2 perempuan paruh baya  di depan meja saya itu. "Jangan lupa kuitansi kosongnya.." "Oh itu.." Saya sangat paham iba-tiba saya ingin meledek kebiasaan ini, "Wah ati-ati lho bu, nanti kena audit KPK......" "Astaghfirullahal'adzim", ih emang seberapa sih mas.." Ibu PNS itu langsung menyambar ucapan saya. "He..he..he. Jadi gak papa ya bu.." Kena loh, batin saya. Sepenggal pengalaman saya di atas mungkin tidak asing bagi, kita semua. Kuitansi kosong adalah istilah yang tidak jauh dari praktek markup. Kadang saya harus lembut menolak mereka, pernah sangat keras, tergantung mood. Atau kadang mengalah, terpaksa. "Mengapa setiap PNS harus selalu pake kuitansi kosong..?" Suara saya meninggi, maklum saat itu mood komunikasi saya benar-benar tidak bagus. Dan sosok bapak-bapak berbaju coklat dari kelurahan itu terlihat sedikit kaget bercampur malu dan tidak berkenan dengan pertanyaan saya. Dan transaksipun gagal. Itu pengalaman saya lain waktu. Kadang, lebih parah dan jengah lagi adalah PNS itu adalah orang dekat dari seorang kawan aktivis pendidikan. Nggak perlu saya sebutkan siapa-siapanya. Mungkin 7 atau 9 tahun yang lalu, saya pernah berbelanja kebutuhan kantor, dalam jumlah besar di jalan Tuparev, Karawang. Sebelum saya mengeluarkan duit, si enci-nya, menawarkan saya markup harga. Ah, gak beda dengan kuitansi kosong. Pertanyaan mendasar saya, yang paling penting dari secuil tulisan ini, dan ini paling substansial, terlepas dari sesuatu yang telah membudaya dan hilangnya rasa malu serta rasa tanggung jawab moral terhadap keberlangsungan harkat dan martabat bangsa, silahkan anda jawab: yang benar tentunya, kuintansi atau kwitansi? Halah.. kirain serius. Anda punya trik menolak kuitansi kosong? Ayo berbagi..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun