Pagi-pagi sekali pesan WhatsApp masuk, akupuy hanya membiarkan tanpa membacanya karena masih banyak pesan wahatsp yang belum dibaca. Pesan masuk lagi dengan nama pengirim yang sama. Akupun membukanya dengan hati yang senang.Â
Zahra pagi ini sudah aktif memberikan ucapan selamat pagi, akupun membalasnya. Seakan-akan aku dengan dia sudah lama akbrab padahal baru kemarin namun keakraban ku seperti sudah lama pacaran.
"Mas, sudah sarapan apa belum," tanya Zahra perhatian.
"Belum, kenapa," tanya aku.
"Hanya tanya saja, emang kenapa kalau perhatian sama kamu," jawabannya memberikan harapan.
"Tidak apa-apa, saya hanya kaget gitu karena kamu tiba-tiba langsung seperti itu. Apalagi aku dan kamu baru kenal," lirihku.
"Kita memang baru berkomunikasi, bukannya aku sudah mengenalnya sejak kemarin," sahutnya memberikan penjelasan.
"Iya, kali. Namun, kenapa baru kali ini iya kita bisa berkomunikasi seperti ini."
"Mungkin sudah waktunya aku bersama kamu saling mengenal,"
"Barangkali iya. Ngomong-ngomong kamu belum punya pacar atau tunangan," tanyaku lanjut.
"Kalau punya kenapa mas."
"Tidak apa-apa hanya mau tanya saja, takutnya kamu sudah punya pacar dan tunangan sehingga pada suatu saat nanti kita saling punya rasa yang lebih sehingga hanya menyia-nyiakan waktu dan kesempatan saja."
"Ya begitulah, aku tidak punya yang kamu maksud."
"Baguslah kalau begitu kamu, jadi ta'aruf sekarang tidak sia-sia."
"Iya, mas semoga menemukan titik akhir di mana kita bisa bersama."
"Emang kamu tidak keberatan punya pendamping yang jelek sedangkan kamu orangnya cantik."